Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Mendampingi Istri Melewati Masa Depresi Pasca-persalinan

Mendampingi Istri Melewati Masa Depresi Pasca-persalinan

Sekitar 70 persen ibu baru akan mengalami periode tidak bahagia, kehilangan nafsu makan, sulit menentukan keputusan, marah, atau cemas pasca-persalinan. Banyak yang memercayai depresi pasca-persalinan disebabkan oleh perubahan hormon di dalam tubuh wanita yang nantinya akan menghilang beberapa minggu kemudian. Kendati demikian, ilmuwan Edward Hagen beranggapan hormon hanya memiliki sedikit pengaruh pada masalah depresi pasca-persalinan. Menurutnya penyumbang terbesar yang memengaruhi hal tersebut adalah rendahnya tingkat dukungan sosial di sekitar ibu, terutama dari suami.

 

Berdasarkan pernyataan American College of Obstetricians and Gynecologists, jika depresi pasca-persalinan tidak diatasi, kondisi ibu akan semakin buruk dan ia akan semakin lama mengalaminya. Dilansir melalui Babyzone, berikut adalah beberapa gejala depresi pasca-persalinan yang dialami para ibu baru:
1.Merasa depresi, malu, atau marah selama 1-2 bulan setelah melahirkan.
2.Merasa sedih, ragu-ragu, bersalah, atau putus asa, sehingga mengganggu hubungan antara suami dan istri.
3.Menangis tanpa sebab yang jelas.
4.Kehilangan nafsu makan dan keinginan untuk berhubungan intim.
5.Kesulitan tidur atau selalu tidur meskipun Si Kecil sedang terbangun.
6.Perubahan nafsu makan.
7.Cemas berlebihan mengenai kondisi bayi, atau tidak acuh pada bayi dan anggota keluarga yang lain.
8.Khawatir akan menyakiti bayi atau dirinya sendiri.

 

Apabila Anda menemukan pasangan mengalami gejala-gejala tersebut, itu adalah sesuatu yang normal. Tidak banyak yang bisa Anda lakukan selain mendukung serta melibatkan diri dalam mengasuh Si Kecil. Anda pun perlu bersabar menghadapinya dan lakukanlah hal-hal ini:

1. Ingatkan kepada Sang Istri kalau depresi yang sedang dialami bukan kesalahannya. Katakan padanya bahwa Anda mencintainya, Si Kecil mencintainya, ia sudah menjalankan perannya sebagai seorang istri serta ibu dengan sangat baik, dan Anda berdua dapat melewati ini semua bersama-sama. Lakukan juga pekerjaan rumah dan mengasuh anak semampu yang Anda bisa saat ia merasa tidak dapat melakukan semuanya sendirian.

2. Berikan ia waktu untuk istirahat dan bersantai.

3. Ajak ia untuk mengutarakan perasaannya pada Anda.

4. Ambil alih tugas menjaga Si Kecil di malam hari supaya istri mendapatkan waktu tidur setidaknya 5 jam tanpa terganggu. Ini juga bisa memberikan waktu bonding antara Anda dan Si Kecil.

5. Anda juga perlu sesekali melepaskan rasa stres. Sang Istri memang selalu membutuhkan kehadiran Anda, namun bila Anda sendiri stres, akan berdampak pada dirinya dan Si Kecil.

6. Jangan lupa kalau pertolongan dokter dan terapis selalu siap sedia saat dibutuhkan. Mereka akan menawarkan informasi, bimbingan, serta dukungan kepada Anda berdua. (Sagar/DT/Dok. M&B)