Tubuh laki-laki adalah misteri tersendiri bagi perempuan. Mengapa laki-laki gemar menggaruk testisnya? Bagaimana penis menegang dan membesar saat laki-laki merasa terangsang? Dan mungkin salah satu hal yang bikin Moms penasaran adalah soal air mani pria.
Ya, air mani memang mengandung sperma, tapi selain itu apakah ada kandungan lain? Apakah hanya mitos bahwa air mani bagus bagi kulit? Dilansir dari Health, ini 9 hal yang Moms perlu tahu seputar air mani. Yuk, simak penjelasannya berikut!
1. Lebih banyak air mani dibandingkan sperma
Air mani dan sperma bukanlah hal yang sama. Sperma adalah sel mikroskopik yang dikandung air mani, tugasnya untuk membuahi sel telur. Untuk bisa melakukan tugas tersebut, sperma kemudian dibawa oleh cairan khusus, yakni air mani.
"Cairan prostat mengandung zat kimia yang membuat air mani lebih cair sehingga sperma bisa berenang lebih bebas," tutur Dr. Michael Reitano, MD, dokter di fasilitas kesehatan Roman, New York. Selain itu, terdapat pula sedikit fruktosa sebagai sumber energi spermatozoa untuk berenang menuju sel telur.
2. Bernutrisi
Dr. Reitano mengatakan bahwa sperma mengandung vitamin C, B12, kalsium, asam sitrat, fruktosa, asam laktat, magnesium, zinc, potasium, sodium, lemak, dan ratusan jenis protein. Meski begitu, jumlahnya sangat sedikit. Menurutnya, hampir seluruh zat penyusun air mani adalah air.
3. Lebih sedikit daripada yang Anda pikirkan
Jumlah rata-rata air mani yang dikeluarkan saat ejakulasi adalah 2-5 ml, atau setara dengan 2 sendok teh. Walaupun begitu, terdapat sekitar 15 juta hingga 200 juta sperma setiap 1 ml air mani.
4. Kualitasnya berubah sesuai usia
Memang laki-laki bisa memproduksi air mani selama hidupnya, tapi tak selalu berkualitas baik. Dr. Reitano menyatakan bahwa sperma yang diproduksi oleh laki-laki berusia 52 tahun cenderung abnormal, dibandingkan dengan sperma laki-laki yang lebih muda. Selain itu, jumlahnya juga lebih banyak diproduksi oleh laki-laki yang masih muda. "Produksi air mani tertinggi adalah ketika seorang laki-laki berumur 20-an, namun dapat menurun perlahan setelah itu," kata Dr. Reitano.
5. Preejakulasi mengandung cairan lain
Precum atau cairan preejakulasi yang keluar dari penis saat laki-laki mulai terangsang, mengandung sangat sedikit sperma. "Hampir seluruh bukti menunjukkan bahwa cairan preejakulasi tidak mengandung sperma, atau hanya sedikit sperma," kata Dr. Reitano. Maka, cairan ini juga diduga tak mampu membuahi sel telur.
6. Tidak berbau atau menguning
Air mani yang bau dapat menandakan masalah besar. "Air mani yang berbau tidak enak dapat menandakan infeksi, kemungkinan sebuah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit seksual menular juga bisa ditandai oleh air mani yang berwarna kekuningan atau kehijauan. Pada kasus tertentu, pembuluh darah yang pecah di uretra atau prostat dapat membuat air mani berwarna cokelat atau kemerahan," kata Dr. Reitano.
7. Perawatan kulit wajah dengan air mani
Entah mengapa, akhir-akhir ini air mani digadang-gadang ampuh untuk merawat kulit wajah. Namun Dr. Reitano mengatakan bahwa hal ini tak sepenuhnya benar namun memang cenderung aman. "Air mani tidak memiliki berbagai komponen yang buruk secara alami," kata Dr. Reitano.
8. Air mani mendorong sperma hidup lebih lama
Sperma dapat hidup hingga 5 hari di dalam organ reproduksi perempuan. Namun, di luar tubuh, sperma tidak dapat hidup selama itu. "Jika ejakulasi terjadi di hot tub yang ada bahan kimianya, sperma tidak mampu hidup lebih dari 2 detik. Jika air mani dikeluarkan di bak berisi air hangat, maka sperma dapat hidup selama beberapa menit. Jika dikeluarkan ke udara atau permukaan yang keras, sperma dapat hidup hingga air mani mengering," kata Dr. Reitano.
9. Anda bisa alergi terhadapnya
Pada tahun 2019, seorang perempuan asal Spanyol mengalami anafilaktik atau syok akibat reaksi alergi parah yang berupa penurunan tekanan darah drastis sehingga menyebabkan kesulitan bernapas dan kesadaran, setelah pasangannya ejakulasi di mulutnya. Peristiwa ini adalah bukti nyata bahwa seseorang bisa saja mengalami alergi terhadap air mani. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)