Newborn berisiko mengalami stroke pada 28 hari pertama kehidupan sama besarnya dengan para orang dewasa. Fakta yang diumumkan The Hospital for Sick Children, Kanada, ini memang cukup mengejutkan. Mereka pun menyebutkan ada beberapa alasan mengapa newborn bisa berisiko mengalami stroke, yaitu masuknya protein ke dalam plasenta saat ia masih di dalam kandungan dan karena ia memiliki darah yang lebih kental sehingga dapat terjadi penggumpalan.
Hal ini pernah dialami oleh seorang bayi laki-laki, Archie Lyall, di Inggris tahun 2012. Archie yang baru beberapa jam dilahirkan didiagnosis mengalami neonatal stroke yang dapat membuatnya berisiko mengalami cerebral palsy dan masalah lainnya.
Awalnya Helen Bunker melihat Archie beberapa kali mengejang dan menyalahartikan kalau anaknya sedang cegukan. Namun setelah mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut oleh para bidan, mereka pun yakin Archie mengalami stroke. “Beberapa jam setelah Archie lahir, para bidan datang dan memeriksa bagian dadanya lalu bertanya sudah berapa lama ia mengejang seperti itu,” ujar Helen.
Helen menambahkan, “Waktu itu sangat menakutkan, apalagi Archie adalah anak pertama kami. Saya pikir Archie hanya cegukan, jadi bidan meminta diberi tahu kalau hal itu terjadi lagi. Ternyata sejam kemudian dia seperti itu lagi. Suami saya, Lee, menyadarinya.”
Archie langsung dibawa ke neonatal intensive care unit di Hull and East Yorkshire Women’s and Children’s Hospital, Inggris. Tubuhnya dipasangi selang dan tabung yang terhubung pada mesin-mesin. Aktivitas otaknya juga dimonitor. Saat mengejang ia terlihat baik-baik saja, tapi gelombang otaknya kacau di mesin. MRI scan pun dilakukan dan baru ketahuan kalau Archie mengalami neonatal stroke.
Setelah bayi malang itu diperbolehkan pulang dari rumah sakit, ia diberikan obat-obatan dan orangtuanya diminta untuk selalu memerhatikan keadaan Archie. Pada 18 bulan kemudian akhirnya ia dinyatakan sembuh total. “Dokter mengatakan pada kami kalau ia sudah benar-benar sehat dan semuanya sudah kembali normal. Saat mereka mengatakan ini adalah pertemuan yang terakhir serta tidak akan ada lagi masalah pada Archie, kami sangat bahagia. Rasanya sangat lega. Seolah beban di pundak kami sudah terangkat,” ungkap Helen seperti dikutip melalui Dailymail UK. (Sagar/DT/Dok. Dailymail UK)