Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Ini Alasan Anda Tak Perlu Takut Menerima Vaksin COVID-19

Ini Alasan Anda Tak Perlu Takut Menerima Vaksin COVID-19

Angka penularan COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Hingga 4 Juli 2021, tercatat ada 295.228 kasus aktif di negeri ini. Angka ini merupakan jumlah kasus aktif tertinggi selama pandemi COVID-19 melanda Indonesia.

Sungguh sedih mendengar kabar tersebut. Saking tingginya lonjakan jumlah pasien yang terinfeksi virus corona, pemerintah pusat terpaksa harus menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat di Pulau Jawa dan Bali hingga 20 Juli 2021.

Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa Indonesia masih terus berjuang melawan COVID-19 sedangkan di dunia lain masyarakatnya sudah lebih bebas? Di Eropa, sudah digelar sejumlah turnamen olahraga, seperti Euro 2020 dan pertandingan tenis Wimbledon. Sedangkan di Amerika Serikat, CDC atau Centers for Disease Control and Prevention telah menyatakan bahwa orang yang telah menerima vaksin COVID-19 tidak perlu mengenakan masker.

Negara yang letaknya tidak terlalu jauh dari Indonesia, seperti Selandia Baru, juga sudah berani menggelar konser musik yang dihadiri langsung oleh ribuan penonton. Sedangkan Singapura, sudah menyatakan bahwa mereka akan menganggap COVID-19 seperti penyakit flu pada umumnya dan berencana membebaskan kunjungan turis tanpa karantina dalam beberapa bulan mendatang.

Faktanya, keberhasilan Indonesia dalam menangani pandemi COVID-19 masih tertinggal dari negara-negara tersebut. Selandia Baru sudah lebih dahulu melakukan lock down, tepatnya 2 kali, ketika pandemi COVID-19 mulai melanda negara tersebut sehingga saat ini angka penularannya sudah sangat rendah, yaitu 32 orang per 4 Juli 2021.

Sementara itu, Amerika Serikat dan sejumlah negara mempercepat pemberian vaksin guna membangun herd immunity atau kekebalan kelompok. Anda perlu mengetahui bahwa jumlah orang yang telah mendapatkan vaksin dosis penuh di Amerika Serikat sudah berada di kisaran angka 157 juta jiwa atau mencapai 47,8 persen dari total penduduk berdasarkan data yang dirilis Ourworlddata.org. Di Singapura, angka pemberian vaksin sudah berada di angka 37,5 persen.

Lantas bagaimana di Indonesia? Baru 5,1 persen penduduk Indonesia yang mendapatkan vaksin dosis penuh.

Hambatan dalam pemberian vaksin

Ada sejumlah alasan mengapa pemberian vaksin bagi masyarakat Indonesia berjalan lambat. Salah satu penyebabnya adalah luasnya wilayah Indonesia sehingga distribusi vaksin agak terhambat.

Selain itu, masih banyak masyarakat Indonesia yang enggan menerima vaksinasi COVID-19 dengan berbagai alasan, salah satunya karena khawatir soal efek sampingnya. Apalagi sempat beredar kabar tentang beberapa orang meninggal dunia setelah menerima vaksin AstraZeneca.

Padahal belum diketahui secara pasti apakah benar vaksin tersebut sebagai penyebab kematiannya. Bahkan dijelaskan, seorang lansia asal Jakarta yang meninggal setelah menerima vaksin beberapa waktu lalu diketahui memang mengidap penyakit radang paru. Sedangkan warga Ambon yang meninggal ternyata sudah terinfeksi COVID-19 sebelum menerima vaksin tersebut.

Pada saat bersamaan, berbagai berita bohong atau hoaks pun mulai disebarkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab, seperti soal vaksin yang bisa memengaruhi kesuburan atau menyebabkan kemandulan, atau berita tentang vaksin yang mengandung mikrocip magnetis. Alhasil, semakin banyak orang yang enggan untuk divaksin.

Vaksin untuk melindungi

Moms dan Dads, yuk bersikap bijaksana dalam menghadapi pandemi COVID-19. Jangan mudah percaya pada hoaks berkaitan dengan virus corona yang banyak beredar, mulai soal vaksin hingga obat alternatif COVID-19 seperti susu dan vitamin C merek tertentu.

Bertolak belakang dengan segala berita negatif, vaksin apa pun mereknya, dinilai sebagai cara yang paling efektif untuk mengatasi pandemi COVID-19. Seperti dilansir akun Instagram dr. Adam Prabata, antibodi yang terbentuk dari vaksin AstraZeneca masih bertahan hingga 1 tahun meski baru menerima 1 dosis.

Penelitian lainnya menyebutkan bahwa vaksin Sinovac yang juga digunakan di Indonesia, mampu menurunkan angka pasien COVID-19 bergejala sebesar 80 persen di Brasil. Untuk vaksin Sinopharm, 99,3-100 persen orang yang mendapatkan vaksin tersebut terdeteksi memiliki antibodi untuk menetralisir virus penyebab COVID-19 pada 14 hari setelah suntikan kedua.

Nah, tunggu apalagi. Ayo segera dapatkan vaksinasi COVID-19 jika memungkinkan. Apalagi saat ini, vaksin Sinovac juga sudah mulai diberikan kepada anak-anak berusia 12 tahun. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)