Guna memutus rantai penyebaran infeksi virus corona di dunia, vaksin COVID-19 merupakan cara terbaik untuk melindungi Anda dan keluarga. Sayangnya, masih ada saja pihak yang termakan hoaks dan takut divaksin. Ada yang takut karena vaksin mengandung mikrocip magnetis, ada juga yang takut vaksin karena khawatir akan memengaruhi kesuburan. Nah, untuk menguak hoaks seputar dampak vaksin COVID-19 memengaruhi kesuburan, M&B telah bertanya pada dokter pakar fertilitas. Simak penjelasan sang pakar yuk, Moms!
Vaksin aman untuk para Moms?
Beredar rumor vaksin COVID-19 dapat memengaruhi kesuburan. Hal ini tentu membuat para Moms yang sedang menjalani program hamil jadi takut ya, Moms. Untuk itu M&B telah bertanya pada dr. Cynthia Agnes Susanto, BMedSc, Sp.OG, Fertility Specialist dari Pusat Fertilitas Bocah Indonesia. Salah satu topik utama yang M&B tanyakan adalah: Benarkah ada beberapa jenis vaksin COVID-19 yang dapat menyebabkan infertilitas dan menyerang plasenta?
"Sampai dengan saat ini, perkembangan vaksin adalah suatu hal yang baru, semua dari kita juga masih belajar. Tapi perkembangannya dari AS, dari Cina, ada beberapa studi yang sudah mengatakan bahwa tidak apa-apa jika melakukan vaksinasi, bahkan sampai pasien-pasien yang sedang hamil sekalipun sudah dinyatakan aman," jelas dr. Cynthia.
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) bahkan sudah merevisi beberapa kali mengenai rekomendasi pemberian vaksin COVID-19 untuk ibu hamil. Awalnya disebutkan vaksin ini tidak boleh diberikan untuk ibu hamil, kemudian pada 1 Juli 2021 kemarin sudah direvisi menjadi aman untuk ibu hamil dan ibu menyusui.
"Pada bulan Juni akhir, keluar revisi ketiga, itu boleh dipergunakan apabila yang divaksinasi menggunakan Sinovac dan Coronavac. Tapi yang terakhir, per tanggal 1 Juli sudah direvisi, bahkan Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca sudah boleh diberikan. Jadi semua jenis vaksin sudah boleh diberikan pada usia kehamilan di atas 12 minggu sampai dengan 33 minggu. Jadi kalau misalkan baru ketahuan hamil, ya sebaiknya jangan vaksin dulu, tunggu hingga usia kandungan 12 minggu karena rekomendasinya seperti itu," papar dr. Cynthia saat InstaLive bersama @motherbabyind.
Benarkah vaksin mengganggu kesuburan?
Menurut dr. Cynthia, pada intinya, isi dari vaksin COVID-19 ini seperti vaksin flu, bentuk virusnya itu deactivated atau dilemahkan, atau bahkkan virus yang telah dimatikan. Jadi pastinya vaksin ini sudah diuji keamanannya dan sudah dianjurkan untuk para ibu hamil. Tidak perlu khawatir akan mengganggu kesehatan janin, asalkan diberikan saat usia kehamilan 12-33 minggu.
Bagaimana dengan rumor vaksin COVID-19 menggangu kesuburan, benar atau enggak, sih? "Kalau dulu memang kita sarankan promil 1 bulan setelah vaksinasi kedua. Tapi saat ini, emergency-nya terdapat pada COVID-19 itu sendiri. Jadi yang kami anggap sebagai emergency adalah COVID-19 dulu. Jadi kalau vaksin untuk yang hamil saja boleh, kenapa yang program hamil tidak boleh? Jadi jangan takut, ya," jelas dr. Cynthia.
Awal mula hadirnya vaksin COVID-19, dr. Cynthia memang menganjurkan pasiennya untuk menunda program hamil 1 bulan setelah vaksinasi kedua. "Tapi saat ini kalau saya ditanya mau vaksin dulu atau promil dulu? Jawabannya tentu: Vaksin dulu!" tegasnya. Ia juga menyebutkan kalau program hamil bisa dilakukan di masa tenggang vaksin pertama dan kedua, tidak ada masalah karena sudah ada penelitannya yang menyatakan vaksin ini aman untuk ibu hamil dan yang sedang program hamil.
Vaksin yang paling aman untuk promil
Dari sekian banyak merek vaksin yang beredar di dunia, merek mana yang paling aman untuk pasutri yang sedang program hamil? "Semuanya aman, kok. Tidak ada perbedaan," ujar dr. Cynthia. Merek vaksin apa pun yang diberikan untuk Anda, pastinya sudah aman dan tidak mengganggu program hamil. Jadi, jangan termakan hoaks ya, Moms!
Bagaimana jika salah satu pasutri yang sedang promil, tiba-tiba positif COVID-19? Haruskah terus promil atau ditunda dulu? Menurut dr. Cynthia, sudah ada penelitian dengan jelas dampak COVID-19 pada pria. "Virus corona ini seperti virus gondongan, bisa menyerang ke testis. Entah itu karena efek dari demam yang pasien alami, atau dari virus itu sendiri. Namun yang sudah diteliti dan ditemukan pada mayoritas pasien, dia bisa turun sampai dengan 90 persen angka sperma analisisnya. Kualitas dari spermanya turun bisa sampai dengan 90 persen," jelasnya. Maka jika ada pasien promil yang baru terkena COVID-19, dokter perlu menginvestigasi spermanya kembali.
Vaksin mengganggu menstruasi?
Jika Anda juga pernah dengar rumor tentang vaksin mengganggu siklus menstruasi, dr. Cynthia menegaskan kalau vaksin tidak mengganggu siklus haid ya, Moms. "Bukan pada vaksinnya, biasanya kalau ada haid tidak teratur itu karena COVID-19 itu sendiri," sebutnya. Ada beberapa pasien dr. Cynthia yang mengalami COVID-19 pada promil dan mengeluhkan siklus menstruasi tidak lancar, namun itu pun hanya sebentar, tidak sampai berbulan-bulan.
"Memang belum ada studi lengkap yang menjelaskan sejauh apa, separah apa. Tapi pasien saya yang kena COVID-19 itu hanya 1 bulan break (tidak haid). Hanya 1 bulan itu tidak haid, berikutnya normal lagi," jelasnya. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)