Masalah bibir kering memang bisa membuat tidak nyaman bagi orang dewasa, apalagi bila kondisi ini dialami oleh bayi. Namun, gangguan ini terbilang wajar terjadi pada bayi, khususnya bayi baru lahir, karena beberapa alasan.
Ya, bibir kering merupakan salah satu kondisi yang sering ditemui pada bayi dalam beberapa bulan pertama kehidupannya. Temperatur yang tinggi, kelembapan yang rendah, dan paparan angin yang berlebihan bisa menimbulkan gejala bibir kering pada bayi Anda.
Sebagian besar kasus bibir kering pada bayi tidaklah berbahaya. Namun, apabila dibiarkan berlarut-larut, maka keluhan ini dapat menyebabkan gangguan pada pola tidur dan menyusu Si Kecil, serta menjadi faktor risiko infeksi. Karena itu, Moms perlu memahami penyebabnya sehingga Anda bisa menangani masalah ini dengan tepat.
1. Kulit terlalu sensitif
Seperti diketahui bahwa bayi, terutama yang baru lahir, memiliki kulit yang sensitif dan mudah mengalami iritasi. Salah satu tandanya adalah bibirnya yang tampak pecah-pecah. Selain karena perubahan udara yang ekstrim, bahan dari pakaian yang dikenakan dan krim untuk merawat kulitnya juga bisa menjadi faktor penyebab lain masalah iritasi pada kulit bayi.
2. Pengelupasan kulit
Di usia awal kehidupannya, bayi akan mengalami pengelupasan lapisan kulit di tubuhnya. Hal ini juga terjadi di area bibir Si Kecil sehingga menjadi lebih kering. Meskipun menimbulkan rasa cemas, kondisi ini adalah hal yang normal ya, Moms.
3. Kebiasaan mengisap atau menjilat bibir
Bayi juga punya kebiasaan sering mengisap atau menjilat bibirnya. Perilaku tersebut merupakan naluri Si Kecil yang muncul secara alami. Bahkan di luar jadwal menyusu, bayi juga akan melakukan kebiasaan ini hingga membuat bibirnya menjadi kering.
4. Dehidrasi
Sebagian kecil kasus bibir kering bisa jadi merupakan tanda dehidrasi pada bayi. Dehidrasi menjadi kondisi yang perlu Moms waspadai pada Si Kecil. Sebab, kekurangan cairan tubuh artinya Si Kecil tidak mendapatkan asupan ASI yang cukup.
Usahakan agar jadwal menyusui bisa ditambahkan untuk mencegah terjadinya kondisi dehidrasi. Perhatikan juga adanya tanda-tanda lain dehidrasi pada bayi, seperti ubun-ubun yang cekung, air mata yang kering, serta frekuensi buang air kecil yang menurun (umumnya bayi buang air kecil minimal 6 kali sehari).
5. Kekurangan gizi
Nutrisi yang dibutuhkan Si Kecil memang hanya bisa didapatkan dari ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Apabila Moms tidak mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang lengkap, maka ASI pun tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi. Kondisi ini pun akan muncul disertai dengan bibir kering hingga berat badan yang cenderung stagnan.
6. Penyakit Kawasaki
Salah satu kondisi penyakit yang ditandai dengan bibir bayi yang kering dan pecah-pecah adalah penyakit kawasaki. Gejala ini berbarengan dengan kondisi bayi yang mengalami demam berkepanjangan serta terjadi peradangan di pembuluh darah.
Cara sederhana mengatasi bibir kering pada bayi
Selain menambah frekuensi menyusui, Moms bisa melakukan beberapa cara sederhana berikut ini untuk mengatasi bibir kering pada bayi dan mencegahnya jadi pecah-pecah. Meskipun begitu, Moms juga dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter saat Si Kecil mengalami bibir kering yang disertai dengan gejala lainnya.
⢠Rutin membersihkan bibir bayi dengan cotton bud dan air bersih.
⢠Mengaplikasikan pelembap bibir khusus bayi untuk menjaga kelembapan bibir Si Kecil. Gunakan pelembap sesuai dengan anjuran dokter.
⢠Melindungi bayi dari paparan sinar matahari dan angin yang terlalu kencang saat berada di luar ruangan.
⢠Mengoleskan atau membiarkan sisa ASI menempel di sekitar area bibir bayi. Anda tentu perlu membersihkan bibirnya setelah menyusu, namun tetap tinggalkan sedikit ASI untuk melindungi bibir Si Kecil dari paparan bakteri.
⢠Selain ASI, Anda bisa mengoleskan minyak kelapa murni (virgin coconut oil) di area bibir Si Kecil. Kandungan asam laurat pada minyak kelapa memiliki manfaat yang baik untuk melembapkan bibir bayi. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)