Type Keyword(s) to Search
KID

Anak Jadi Korban Bullying, Ini Cara Tepat Mengatasinya, Moms

Anak Jadi Korban Bullying, Ini Cara Tepat Mengatasinya, Moms

Tuntutan untuk eksis di kehidupan sosial maupun dunia maya membuat kasus perundungan atau bullying banyak terjadi di kalangan anak-anak. Lantas bagaimana jika anak Anda yang menjadi korban perundungan?

Perundungan atau bullying adalah perilaku agresif berupa fisik, verbal, maupun relasional. Perilaku semacam ini bisa dilakukan berulang kali dan dalam jangka waktu yang lama.

Bullying fisik meliputi perlakuan seperti memukul, menendang, mendorong, dan lain sebagainya. Beberapa anak juga melakukan perundungan fisik dalam bentuk perpeloncoan, pelecehan, serta perusakan barang.

Sementara itu, bullying verbal bisa berbentuk ejekan, hinaan, atau caci maki. Sedangkan bullying dalam sebuah hubungan bisa termasuk menolak untuk berbicara, menjauhkan seseorang dari kelompok, teman, atau keluarga, dan menyebarkan kebohongan atau rumor tentang seseorang.

Tanda anak di-bully

Pada umumnya, anak korban perundungan tidak akan langsung mengungkapkan hal-hal yang dialaminya kepada orang terdekat, termasuk orang tuanya. Namun, biasanya anak yang menjadi korban bullying akan mengalami perubahan tingkah laku.

Seperti dilansir situs KidsHealth, Moms perlu waspada apabila buah hati Anda:

  • Mengalami perubahan sikap dan sering terlihat cemas
  • Tidak makan, tidak bisa tidur nyenyak, atau melakukan kegiatan yang biasanya disukai
  • Mudah mengalami perubahan mood atau mudah marah
  • Menolak atau terlihat malas untuk berada di situasi tertentu, seperti pergi ke sekolah.

Tindakan orang tua

Perundungan atau bullying bisa berakibat negatif terhadap perkembangan mental anak. Jika dibiarkan, efeknya bisa fatal. Anak bisa mengalami stres hingga trauma yang berisiko memicu keinginan untuk bunuh diri atau justru menyakiti orang lain, khususnya pelaku bullying.

Ada beberapa langkah yang bisa Moms lakukan saat buah hati Anda menjadi korban perundungan, yaitu:

1. Mengajaknya berbicara

Jika anak memberitahukan Anda bahwa dirinya di-bully, maka sebagai orang tua Anda perlu mendengarkan dengan seksama. Jaga emosi Anda ketika anak bercerita. Lalu usahakan untuk menenangkan anak dan berikan dukungan untuknya. Sebagai catatan, sebagian anak enggan memberitahukan bahwa mereka menjadi korban bullying karena merasa malu dan khawatir orang tua akan merasa kecewa, marah, atau bersikap reaktif.

Ada juga anak yang tak mau melapor saat dirinya mengalami bullying karena takut disalahkan atau justru perundungan bertambah parah. Tak sedikit pula yang khawatir, orang tua tak memercayai ucapannya. Oleh sebab itu, Moms bisa mengatakan kepada anak bahwa ia telah melakukan tindakan yang benar dengan bercerita kepada Anda.

2. Mencari solusi

Langkah kedua adalah mencari solusi bersama untuk menghadapi bullying. Penting bagi orang tua untuk tidak menyuruh anak melawan langsung pelaku perundungan. Sebagai alternatif, Moms bisa menyarankan anak untuk:

  • Menahan amarah saat di-bully
  • Menghindari pelaku bullying atau berusaha selalu berada di antara kerumunan dan teman-teman
  • Bersikap berani untuk menghentikan perundungan, meninggalkan para pelaku bullying, atau bersikap tak acuh
  • Melapor kepada guru atau orang yang berwenang jika kejadian bullying terjadi di lingkungan sekolah.

3. Berbicara dengan ahli

Jika efek perundungan sudah telanjur parah, Anda juga bisa mengajak anak untuk menemui ahli untuk berkonsultasi, seperti psikolog. Dalam beberapa kasus, diperlukan terapi khusus bagi anak-anak yang sudah terlalu lama menjadi korban bullying.

4. Membangun kepercayaan diri

Jangan lupa untuk membantu anak membangun kembali kepercayaan dirinya. Bicarakan hal-hal positif dengan anak. Dukung anak untuk lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman yang bisa memberikan pengaruh positif.

5. Melakukan kegiatan menyenangkan

Untuk meredakan stres akibat menerima perundungan, Anda bisa ajak anak untuk melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan itu bisa sekadar piknik bersama keluarga, berolahraga, atau makan malam bersama. Selain itu, Anda juga bisa mendorong anak untuk mengalihkan perhatiannya terhadap hal-hal yang disukai, seperti melakukan hobi berenang, melukis, atau bermain musik. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: GPointStudio/Freepik)