Bayi tersedak saat menyusu cukup sering terjadi. Hal ini bisa dianggap wajar, terutama pada bayi yang baru lahir, karena ia belum terbiasa menggerakkan mulutnya dan sistem sarafnya juga belum sempurna. Lantas bagaimana jika bayi terlihat kesulitan bernapas saat menyusu?
Waspada, Moms! Jangan anggap remeh bayi yang sering mengalami sesak napas saat menyusu. Pasalnya, kondisi tersebut bisa menjadi gejala Tetralogy of Fallot (TOF) atau kelainan jantung pada bayi.
Apa yang dimaksud dengan TOF?
Tetralogy of Fallot biasanya terjadi pada bayi karena adanya kombinasi empat penyakit jantung bawaan. TOF termasuk kelainan yang jarang terjadi dan umumnya baru bisa terdeteksi setelah bayi lahir.
Perlu diketahui, bayi yang menderita TOF biasanya mengalami masalah pada sirkulasi darah dalam tubuh. TOF akan menyebabkan darah yang dipompa jantung ke seluruh tubuh tidak memiliki kandungan oksigen yang cukup.
Jadi oksigen yang dihirup saat bernapas akan larut ke dalam pembuluh darah vena paru-paru. Darah yang sudah diperkaya oksigen ini akan berkumpul di ventrikel atau bilik kiri. Saat ventrikel kiri ini berkontraksi, darah yang kaya oksigen tadi akan menyalurkannya ke seluruh tubuh.
Normalnya, setelah darah mengantarkan oksigen ke seluruh sel-sel tubuh, darah sudah miskin oksigen tersebut akan dioksigenasi kembali oleh paru-paru sebelum dialirkan ke seluruh bagian tubuh. Namun adanya kombinasi empat kelainan jantung bawaan membuat darah yang miskin oksigen tercampur dengan darah yang kaya oksigen.
Hal ini akan menyebabkan kerja jantung menjadi jauh lebih berat daripada kondisi normal. Bukan hanya itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup sehingga memicu terjadinya gagal jantung.
Kombinasi empat kelainan jantung bawaan yang menyebabkan TOF, adalah:
- Ventricular septal defect (VSD). Munculnya lubang tidak normal pada dinding yang memisahkan ventrikel kanan dan kiri.
- Pulmonary valve stenosis. Kelainan berupa penyempitan katup pulmonal yang menyebabkan darah yang menuju paru-paru berkurang.
- Posisi aorta yang abnormal, yaitu bergeser ke kanan mengikuti bentuk VSD atau berada di lubang dinding antarbilik.
- Right ventricular hypertrophy. Ventrikel atau bilik kanan menebal sehingga membuat kerja jantung menjadi sangat berat. Apabila kondisi ini berlangsung lama, maka jantung bisa melemah dan akhirnya mengakibatkan gagal jantung.
Gejala TOF
Bayi yang mengalami Tetralogy of Fallot memiliki gejala yang berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahannya. Dengan kata lain, hal ini sangat dipengaruhi oleh gangguan aliran darah yang terjadi dari bilik kanan dan aliran darah ke paru-paru.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, salah satu tanda Si Kecil mungkin mengalami TOF adalah terjadinya sesak napas saat menyusu. Selain itu, tanda lain dari TOF meliputi:
- Kulit dan bibir berwarna biru keunguan. Kondisi ini disebut juga sianosis dan bisa memburuk saat bayi menangis.
- Tulang dan kulit di sekitar kuku mengalami pembesaran sehingga menyebabkan kuku tangan serta kaki bayi berbentuk bulat dan cembung (clubbing finger).
- Bayi rewel.
- Bayi mudah lelah.
- Berat badan bayi sulit atau tidak bertambah.
- Tumbuh kembang bayi terganggu.
Diagnosis TOF
Tetralogy of Fallot sesungguhnya sudah bisa dideteksi sejak bayi masih berada dalam kandungan melalui hasil pemeriksaan ultrasonografi (USG). Selain itu, gejala TOF juga bisa terlihat dari warna kulit bayi yang membiru setelah ia lahir.
Hanya saja, untuk bayi dengan TOF tingkat ringan, gejala yang muncul tidak terlalu jelas. Oleh sebab itu, dokter perlu melakukan pemeriksaan lanjutan yang meliputi foto rontgen dada, elektrokardiogram (EKG), ekokardiografi, dan keteterisasi jantung. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Pvproduction/Freepik)