Sebagai orangtua yang memiliki bayi kecil, Anda pasti sering terbangun di malam hari. Sekarang, para ahli menyebutkan tidur yang terganggu secara fisik sama mengganggunya dengan tidak tidur sama sekali. Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Sleep Medicine ini mengaitkan pola tidur yang terganggu dengan masalah kemampuan kognitif, rentang perhatian pendek, dan mood menjadi buruk.
“Banyak orangtua yang tidurnya terganggu akibat masalah eksternal, misalnya karena tangisan bayi sepanjang malam. Walaupun mereka hanya terbangun 5-10 menit kemudian tidur kembali, ini tetap mengganggu ritme tidur alami mereka,” ungkap Profesor Sadeh, pemimpin studi yang dilakukan di School of Psychological Sciences, Tel Aviv University, Israel.
Ia menjelaskan dampak dari tidur yang terganggu setara dengan tidak tidur selama empat hari berturut-turut. “Studi kami merupakan yang pertama kalinya menunjukkan dampak buruk serius pada kognitif dan emosional akibat tidur terganggu dan hanya dilihat dari satu malam saja. Kendati demikian, kita tahu dampak-dampak ini dapat terakumulasi pada para orangtua baru, yang rata-rata terbangun 3-10 kali dalam semalam selama berbulan-bulan,” ujarnya.
Selain itu, dilansir melalui Dailymail UK, orangtua yang tidurnya terganggu akan menumpuk rasa marah terhadap bayi mereka dan merasa bersalah akibat dari seluruh perasaan negatif tersebut. “Penelitian tentang tidur sudah dilakukan dalam 50 tahun terakhir dan pengaruh dari terganggunya tidur belum pernah diteliti, padahal ini terjadi pada setiap lapisan masyarakat,” tutur Profesor Sadeh. Ia mengharapkan studi ini dapat lebih diperhatikan oleh para ilmuwan dan dokter ke depannya. (Sagar/DT/Dok. M&B)