Berbeda dengan masa-masa bayi dan balita di mana sebagian besar kebutuhan anak dipilihkan oleh orang tua, memasuki masa praremaja, buah hati Anda tentunya memiliki pola pikir yang makin berkembang. Anak-anak praremaja biasanya memiliki keinginan menjadi mandiri dan memutuskan apa yang mereka ingin lakukan dengan hidup mereka.
Mulai masa praremaja juga, anak memiliki keinginan-keinginan yang kadang tidak sejalan dengan keinginan Moms dan Dads, dan tak jarang hal ini bisa menimbulkan konflik. Nah, bernegosiasi merupakan cara tepat untuk mengatasi konflik dan mendapatkan win-win solution, Moms.
Tak hanya itu, negosiasi merupakan kebiasaan baik untuk mengajarkan anak bagaimana cara berkomunikasi, berkompromi, serta membuat keputusan yang baik, yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Kebiasaan bernegosiasi juga bisa membangun rasa saling percaya dan memperkuat hubungan Anda dengan anak, lho.
Namun pada praktiknya, negosiasi dengan anak praremaja tak semudah membalikkan telapak tangan, ya. No worries! M&B punya tips sukses negosiasi dengan anak praremaja untuk Anda, Moms!
Baca juga: Jangan Sampai Dilakukan! 10 Kesalahan Orang Tua Menghadapi Anak Praremaja
1. Siap
Saat bernegosiasi, pastikan kedua belah pihak siap. Jangan pernah memaksa memulai negosiasi dalam situasi konflik. Jika Moms tidak siap bernegosiasi saat anak meminta, beritahu ia bahwa Moms akan membicarakannya lagi nanti, tapi pastikan jangan terlalu lama agar anak tahu Anda akan menepati janji.
Menunda sejenak untuk bernegosiasi juga memiliki keuntungan, yaitu Moms bisa punya waktu untuk mendiskusikannya dengan Dads, memikirkan apa yang perlu disampaikan dan dalam hal apa Anda bisa fleksibel.
2. Jadi pendengar yang baik
Biarkan anak mengemukakan keinginan, pendapat, dan pandangannya terlebih dahulu, tanpa menyela, dan jangan pernah memaksakan aturan padanya. Tahukah Moms, pada saat Anda lebih banyak mendengar, di situlah kita sebenarnya membangun trust dan menurunkan pagar pembatas.
3. Intonasi bicara yang tepat
Saat bernegosiasi, gunakan suara yang tenang, hangat, tapi tegas untuk menghindari konflik. Bicarakan dengan jelas dan terus terang alasan di balik adanya aturan yang Moms buat, agar tercipta rasa saling pengertian dan kerja sama antara Anda dan anak.
4. Hormati pendapat anak
Setiap anak ingin melakukan sesuatu, minta penjelasan yang masuk akal dan jangan meremehkan pendapatnya. Dengan adanya negosiasi yang efektif antara Moms dan anak, Anda tentu bisa mengarahkannya menjadi individu yang bertanggung jawab.
5. Otoritas yang tepat
Semua harus bisa dinegosiasikan? Belum tentu. Ada beberapa hal mutlak yang harus disepakati anak, lho. Otoritas dan pengaruh positif tetap dibutuhkan untuk membantu menjaga hubungan Moms dan anak tetap kuat dan terbuka.
Memasuki masa praremaja pun, tetap penting untuk memanfaatkan otoritas orang tua guna melindungi keselamatan dan kesejahteraan anak. Contohnya, Moms bisa tegas dengan keputusan untuk mengetahui anak pergi ke mana, dengan siapa, untuk apa, serta jam berapa ia akan pulang.
6. Selalu berikan alternatif
Cari tahu terlebih dahulu apa yang sebenarnya disukai oleh anak. Dengan begitu, ia akan merasa Moms sedang mengakomodir keinginannya. Setelah itu, Anda bisa kembali memegang kendali. Menentukan pilihan juga harus sesuai dengan situasi dan kondisi agar anak tak semena-mena dalam memilih ya, Moms.
7. Jangan berharap harus menang
Kadang, dalam negosiasi, tak semua pihak bisa sama-sama menang dan harus ada yang dikorbankan untuk mencapai kata sepakat. Terlebih lagi, jika “lawan” yang Moms hadapi adalah anak usia praremaja. Kata sepakat sering kali tak bisa diperoleh begitu saja tanpa ada “perlawanan” dan kalimat-kalimat “what if” dari anak.
Yang perlu Moms ingat, layaknya sebuah pelajaran, negosiasi ini mengajarkan Anda maupun anak banyak hal. Kesediaan mendengar, menuruti kemauan anak, dan memahami anak bisa membuat kita lebih cerdas, lho.
Penting! Lakukan ini saat keputusan sudah diambil
Saat negosiasi sudah selesai dan didapatkan kata sepakat, ada beberapa hal yang harus Moms lakukan, yaitu:
1. Nyatakan ulang dengan jelas keputusan yang telah disepakati.
2. Diskusikan dan sepakati konsekuensi yang diberikan jika kesepakatan dilanggar.
3. Akhiri dengan nada positif meskipun negosiasi tak berakhir dengan sempurna. Ucapkan terima kasih pada anak karena ia sudah mau membicarakan hal ini dengan Anda atau bagaimana Anda dan anak sudah membicarakannya tanpa pertengkaran.
4. Saat anak mematuhi kesepakatan, jangan lupa untuk memujinya. (M&B/Nanda Djohan/SW/Foto: Freepik)