Menikmati camilan atau ngemil tampaknya sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, semua pasti gemar ngemil. Pun dengan Anda dan Si Kecil kan, Moms?
Sebagian orang mungkin menganggap ngemil merupakan kegiatan yang tidak baik untuk kesehatan, namun nyatanya ngemil tidak selalu berkonotasi negatif kok, Moms. Anggapan tersebut mungkin tercetus karena kesalahan dalam memilih camilan. Namun kembali lagi, semua tergantung pada porsi dan makanan apa yang menjadi camilan Anda dan keluarga.
Ngemil juga ada manfaatnya lho, Moms
Perlu diingat Moms, camilan itu baik untuk tubuh selama dikonsumsi dalam porsi yang cukup dan tidak berlebihan. Dari sisi manfaat, ngemil porsi kecil beberapa kali dalam sehari membantu menjaga metabolisme tubuh dan gula darah, menghambat rangsangan lapar berlebihan, serta mencegah metabolisme tubuh melambat. Camilan juga bisa memberikan rasa bahagia dengan cara meningkatkan hormon serotonin yang dapat mengembalikan suasana hati.
Tak hanya itu manfaatnya. Dalam acara Virtual Media Luncheon Telur Gabus Kata Oma, Nutrisionis Widya Fadila M.KM, mengatakan bahwa ngemil juga merupakan upaya pemenuhan nutrisi yang baik untuk anak, orang dewasa, maupun lansia.
“Ngemil ini memberikan kontribusi yang besar terhadap total asupan gizi anak. Ngemil berkontribusi nyata terhadap pembentukan energi dan zat gizi, yaitu berkisar antara 10-25%. Ngemil juga merupakan proses perkenalan anak dengan beragam jenis makanan,” ujar Widya.
Waspada, camilan berbahaya di sekitar kita!
Namun nyatanya, memilih camilan yang memenuhi syarat keamanan (cara pembuatan, bahan baku, zat pewarna, dan lain-lain) tidaklah mudah. Belum lagi ternyata masih banyak camilan berbahaya di sekitar kita.
Berdasarkan temuan Badan Pengawas Makanan dan Minuman (BPOM) dari tahun 2006-2010 ditunjukkan sebanyak 48% jajanan atau camilan anak di sekolah tidak memenuhi syarat keamanan pangan karena mengandung bahan kimia yang berbahaya seperti formalin, boraks, dan rhodamin.
Selain itu, jajanan tersebut mengandung Bahan Tambahan Pangan (BTP) seperti siklamat dan benzoat yang melebihi batas aman, serta tercemar mikrobiologi. Temuan tersebut berdasarkan pengambilan sampel pangan jajanan anak sekolah yang dilakukan di 6 kota (Jakarta, Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya), ditemukan 72,08% positif mengandung zat berbahaya.
Terapkan tips memilih camilan berikut!
Dari data temuan di atas, tentunya kita harus bisa lebih cermat dalam memilih camilan yang aman, alami dan bergizi. Di kesempatan yang sama, Widya juga memberikan tips apa saja yang perlu diperhatikan saat memilih camilan yang aman untuk anak dan keluarga.
1. Pastikan camilan terbuat dari bahan-bahan alami. Moms bisa memilih camilan dengan bahan baku seperti gandum atau kacang-kacangan. Bahan pangan lokal seperti singkong juga baik sebagai sumber energi yang dapat memberikan rasa kenyang.
2. Perhatikan zat-zat pendukung yang terdapat dalam camilan. Pastikan camilan yang dipilih tidak mengandung zat-zat buatan (artificial) atau asli. Salah satu contohnya pemanis. Pilih pemanis alami dari buah atau gula aren sebagai gula alami.
3. Perhatikan kombinasi nutrisi dari camilan. Pastikan Moms menyeimbangkan menu camilan yang memiliki lebih dari satu makronutrien (protein, lemak, dan karbohidrat), misalnya bisa mengonsumsi kombinasi kacang-kacangan (protein dan lemak) dengan umbi (karbohidrat) ataupun karbohidrat dari singkong dengan protein dari telur maupun keju dalam satu jenis camilan.
Selain memastikan keamanan camilan, Widya juga memaparkan tips cara memilih camilan yang berbahan alami. Pertama, pilih camilan yang gluten-free. “Camilan biasanya mengandung karbohidrat, namun jika memungkinkan pilih camilan yang gluten-free. Selain berhubungan dengan kondisi kesehatan tertentu, produk camilan yang gluten-free baik untuk mengatur berat badan serta sumber energi,” paparnya.
Kemudian, apabila camilan mengandung olahan tinggi protein seperti keju, telur, ataupun yoghurt, pastikan menggunakan bahan asli dan bukan hanya perasa saja. Karena bahan perasa tidak memberikan manfaat nutrisi seperti bahan aslinya. Lalu sebisa mungkin, hindari atau kurangi camilan yang mengandung pemanis buatan ataupun MSG.
Telur Gabus Kata Oma, pilihan camilan yang aman, alami, dan bergizi
Untuk Moms yang masih bingung mencari camilan yang aman, alami, dan bergizi untuk keluarga, Telur Gabus Kata Oma bisa jadi pilihan Anda. Telur gabus memang camilan populer, sangat Indonesia, dan bersifat nostalgic.
Telur Gabus Kata Oma dibuat dari bahan alami pilihan berkualitas tinggi, tanpa pengawet & MSG, serta gluten-free, sehingga Moms tidak perlu khawatir, karena aman untuk dikonsumsi setiap hari bagi anak dan seluruh anggota keluarga.
Selain itu, Telur Gabus Kata Oma juga memiliki tekstur renyah dan berbeda dengan telur gabus lainnya. Saat ini, ada 4 varian rasa yang bisa Moms dan keluarga nikmati yaitu rasa gula aren, keju, balado padang serta telur asin. Camilan satu ini juga sangat mudah didapat dan telah tersebar di berbagai supermarket.
Nah, kira-kira Moms penasaran mau cobain yang varian apa, nih? Pokoknya Telur Gabus Kata Oma #BenarBenarAsliAlami, deh! (M&B/Vonda Nabilla/SW/Foto: Telur Gabus Kata Oma)