Beberapa hari ini sedang ramai dibahas penyakit yang menyerang aktor Hollywood Bruce Willis. Bintang utama film Die Hard yang berusia 67 tahun ini disebut harus pensiun dari dunia akting karena mengalami afasia, suatu gangguan kesehatan yang menyerang banyak kemampuan Bruce.
Hal ini juga dikonfirmasi oleh Demi Moore, aktris senior sekaligus mantan istri Bruce (menikah 1987-2000). Lewat akun Instagram-nya, Demi Moore menyebutkan Bruce didiagnosis afasia yang mengganggu kemampuan kognitifnya. Melansir NBC News, afasia membuat Bruce harus bertarung dengan kemampuannya dalam mendengar, berbicara, dan mengingat.
Afasia bukanlah penyakit terkait usia lanjut lho, Moms. Aktris Emilia Clarke yang masih berusia 35 tahun juga pernah mengalami afasia. Selain Bruce dan Emilia, Sharon Stone, Randy Travis, dan Dick Clark juga diketahui pernah mengalami afasia.
Apa sih, yang dimaksud dengan afasia? Seperti apa cirinya? Yuk, waspadai afasia dengan mengenali tanda-tanda awal, dampak, dan cara mencegahnya.
Apa itu afasia?
Mengutip American Speech-Language-Hearing Association (ASHA), aphasia atau afasia adalah gangguan berkomunikasi yang terjadi karena kerusakan di otak. Afasia bukanlah penyakit, melainkan gejala akan terjadinya suatu kerusakan otak.
Gangguan ini terjadi karena kerusakan pada otak kiri, yang pada kebanyakan orang merupakan pusat kemampuan berkomunikasi. Maka ketika otak kiri mengalami kerusakan, orang tersebut akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, susah fokus, dan sulit mengingat.
Kerusakan otak ini paling sering disebabkan oleh stroke, karena stroke bisa memutus aliran darah ke otak hingga menyebabkan kerusakan atau bahkan kematian sel otak. Dalam kasus afasia, kerusakan sel otak terjadi di bagian otak kiri yang mengolah bahasa. Selain stroke, tumor yang perlahan tumbuh dan masalah kesehatan lain yang bersifat degeneratif juga bisa menyebabkan afasia. Menurut Mayo Clinic, tingkat keparahan afasia tergantung dari penyebab dan kelanjutan dari kerusakan otak yang dialami.
Dampak afasia
Seperti yang dialami Bruce Willis, penderita afasia lainnya juga kesulitan untuk memahami komunikasi, menulis, berbicara, dan membaca. Bahkan sekadar menyimak obrolan pun terasa sulit. Menurut Peter Pressman, MD, lektor kedokteran saraf kognitif dan sikap di University of Colorado School of Medicine, wajar jika sesekali manusia lupa kata atau nama untuk diucapkan, tetapi pada afasia, masalah ini menjadi lebih berat.
Apakah afasia juga bisa terjadi pada pengguna bahasa isyarat? Menurut Peter, afasia juga berlaku pada pengguna bahasa isyarat. Bedanya hanya kesulitan kata-kata dituangkan dalam bentuk isyarat, bukan ucapan kalimat.
Jenis-jenis afasia
Menurut Peter, setidaknya ada 3 jenis afasia (aphasia): expressive aphasia (kesulitan mengucapkan atau menyampaikan ide dan pikiran), receptive aphasia (kesulitan memahami kalimat), dan global aphasia (mengalami kedua gangguan, baik memahami maupun menyampaikan). Namun, jenis afasia bisa lebih luas lagi. Ini beberapa jenis yang sering terjadi:
1. Expressive aphasia
Ini juga sering disebut afasia broca, di mana penderita afasia bisa memahami apa yang disampaikan lawan bicara, namun ia sulit untuk menjawab atau menyampaikan pendapatnya. Kasus ini umumnya disebabkan oleh kerusakan otak depan bagian kiri.
2. Receptive aphasia
Ini sering juga disebut sensory aphasia, di mana penderita afasia bisa atau agak terbatas menyampaikan kalimat, namun kesulitan memahami dan mencerna kalimat yang ia dengar. Keterbatasannya dalam memahami pesan ini akhirnya membuatnya mengeluarkan kalimat yang juga sulit dipahami. Kasus ini biasanya disebabkan oleh kerusakan otak kiri tengah.
3. Global aphasia
Jenis ini mungkin jenis afasia yang paling berat, karena menggabungkan kedua jenis di atas. Penderitanya sulit menyampaikan kalimat, sulit pula untuk memahami kalimat. Umumnya penderita afasia global juga sulit membaca dan menulis. Jenis inilah yang terjadi pada Bruce Willis.
4. Progressive aphasia
Tidak seperti jenis lainnya yang mungkin terjadi tiba-tiba, jenis ini terjadi secara perlahan namun terus memburuk (progresif). Umumnya penderita afasia progresif mengalami penurunan kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan memahami kalimat, namun semuanya terjadi secara perlahan.
5. Anomic aphasia
Bisa terjadi secara perlahan juga, anomic aphasia menyebabkan penderitanya kesulitan dalam memilih kata-kata yang tepat saat harus berbicara, menulis, dan berpendapat.
Kapan harus ke dokter?
Sering kali dianggap sepele, afasia merupakan cara alami tubuh untuk memberi sinyal darurat terjadinya kerusakan pada otak. Cara terbaik untuk mengetahui kesehatan otak adalah dengan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Jika tiba-tiba Anda menyadari terjadi tanda-tanda afasia seperti yang sudah dijelaskan di atas, jangan tunda untuk pergi ke dokter agar kerusakan otak tidak semakin parah. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)