Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Mengenal Glioblastoma, Penyakit yang Serang Ratusan Alumni SMA Terkenal di AS

Mengenal Glioblastoma, Penyakit yang Serang Ratusan Alumni SMA Terkenal di AS

Bukan hanya 1 atau 2 orang. Sebanyak 115 orang yang pernah bersekolah atau bekerja di Colonia High School, Woodbridge Township, New Jersey, dilaporkan mengalami glioblastoma. Jenis penyakit apakah ini?

Adalah seorang pria bernama Al Lupiano yang memulai penyelidikan di kota asalnya tersebut. Pada 1991, Al didiagnosis mengalami neuroma akustik, yaitu tumor jinak yang tumbuh di saraf penghubung antara telinga dan otak.

Dengan perawatan intensif, Al berhasil mengatasi penyakitnya tersebut meski masih merasakan efek samping berupa kehilangan pendengaran, kelelahan, dan rasa pusing.

Pada 2021, giliran istrinya Michele Lupiano yang didiagnonis mengalami penyakit yang sama. Sedangkan adik Al, Angela DiCillis, didiagnosis mengalami tumor otak glioblastoma. Kondisi ini lantas memicu rasa curiga Lupiano, mengapa tiga anggota keluarganya mengalami tumor otak?

Hasilnya, Al berhasil mendata ada 115 orang yang pernah bersekolah atau bekerja di Colonia High School, yang mengalami masalah serupa. Al fokus pada orang-orang yang mengalami tumor otak yang berpusat dari otak itu sendiri, bukan efek dari kanker lain seperti kanker payudara atau kanker paru-paru.

Sementara itu, kondisi Angela DeCillis semakin memburuk. Ia kehilangan pendengaran dan kemampuan menjaga keseimbangan hingga meninggal dunia pada 17 Februari 2022.

Al pun semakin termotivasi untuk mencari pemicu penyakit yang mereka alami. Dibantu pemerintah daerah, penyelidikan tentang penyebab tumor otak terhadap mereka yang berkaitan dengan Colonia High School pun dimulai. Hingga kini, penelitian soal pemicu tumor otak, khususnya glioblastoma, terhadap alumni dan mantan pekerja Colonia High School  masih berlanjut.

Apa yang dimaksud dengan glioblastoma?

Seperti dilansir Alodokter, glioblastoma atau glioblastoma multiforme merupakan salah satu jenis kanker ganas yang dapat tumbuh di sistem saraf pusat, yaitu otak atau sumsum tulang belakang. Kanker ini bisa menyerang siapa saja, tapi lebih sering terjadi pada orang dewasa dan lansia.

Glioblastoma merupakan salah satu jenis tumor otak astrositoma yang terbentuk dari sel astrosit, yaitu sel yang mendukung kerja sel saraf. Glioblastoma pada umumnya tumbuh di otak besar, tepatnya lobus frontal (bagian depan) dan lobus temporal (bagian samping). Meski begitu, jenis kanker otak ini juga bisa tumbuh di batang otak, otak kecil, dan sumsum tulang belakang.

Glioblastoma termasuk jenis kanker ganas yang berkembang secara agresif. Ketika sel astrosit berkembang secara abnormal, tumor astrositoma akan terbentuk. Tumor ini bisa langsung tumbuh sebagai kanker otak stadium 4 (glioblastoma), tapi juga bisa berkembang dari astrositoma tingkat rendah (stadium 2 atau 3).

Faktor risiko glioblastoma

Hingga kini belum diketahui secara pasti apa penyebab glioblastoma. Tapi faktor risikonya meliputi jenis kelamin laki-laki, usia di atas 50 tahun, serta ras Kaukasia dan Asia.

Gejala glioblastoma

Gejala glioblastoma bisa beraneka ragam, tergantung area yang diserang. Akan tetapi pada umumnya, glioblastoma ditandai dengan gejala sebagai berikut:

  • Sakit kepala berkepanjangan
  • Muntah, terutama pada pagi hari
  • Kejang
  • Kesulitan berpikir
  • Kesulitan berbicara
  • Perubahan suasana hati
  • Perubahan kepribadian
  • Penglihatan ganda atau kabur
  • Hilang ingatan (amnesia)
  • Hilang nafsu makan
  • Lemah satu sisi badan (hemiparesis)
  • Lemah otot.

Penanganan glioblastoma

Glioblastoma umumnya sangat sulit untuk diobati karena kanker ganas ini berbentuk seperti jari-jari yang sulit untuk diangkat saat operasi. Selain itu, kanker ini juga terdiri dari berbagai jenis sel ganas dan perawatan yang diberikan biasanya hanya efektif pada beberapa jenis sel saja.

Namun, umumnya penderita glioblastoma akan mendapatkan penanganan berupa:

  • Operasi untuk mengangkat sel kanker sebanyak mungkin.
  • Radioterapi untuk membunuh sel kanker yang tersisa.
  • Kemoterapi yang dilakukan bersamaan dengan radioterapi atau setelahnya.

Mengingat tingkat keparahan glioblastoma, tujuan utama pengobatan biasanya untuk memperlambat dan mengontrol pertumbuhan sel. Selain itu, pengobatan juga dilakukan untuk membantu meringankan gejala sehingga penderita glioblastoma dapat hidup lebih nyaman. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)