Kedekatan orang tua dengan anak memang harus dipupuk sejak dini, bahkan sejak Si Kecil masih di dalam kandungan. Namun, ada kalanya bonding Moms dan Si Kecil yang erat justru membuat bayi takut saat bertemu dengan orang asing. Jangan kaget Moms, karena hal seperti ini bahkan bisa terjadi sejak anak masih bayi, lho!
Kondisi bayi takut bertemu dengan orang asing dikenal dengan istilah stranger anxiety, kondisi di mana bayi cemas berlebih ketika berhadapan dengan orang lain yang baru ia temui. Kalau sudah mengalami stranger anxiety, duh, nangisnya bisa sangat kencang dan susah untuk berhenti.
Apa sih, penyebab stranger anxiety pada bayi? Apa cirinya dan bagaimana mengatasinya? Yuk, kenali stranger anxiety lebih jauh!
Apa itu stranger anxiety?
Mengutip What to Expect, stranger anxiety adalah fase emosional yang normal terjadi saat anak menangis atau menjadi penyulit ketika orang asing mendekati atau berusaha menyentuhnya. Mekanismenya mirip dengan separation anxiety (kondisi anak takut berlebih saat berpisah dengan orang tua atau pengasuh primernya), di mana anak bingung dan takut dengan "bahaya" yang mungkin terjadi saat terpisah dengan orang yang biasa memberinya kenyamanan.
Bisakah terjadi sejak bayi? Sad but true, stranger anxiety bisa terjadi sejak usia 6-9 bulan. Di usia 6 bulan bayi sudah makin pintar. Ia sudah sangat mengenali orang-orang yang biasa bersamanya. Di usia 9 bulan, bayi juga sudah bisa manja dan "nempel" banget dengan pengasuh primernya. Di usia inilah stranger anxiety sering terjadi, tapi luapan emosinya bisa berbeda-beda ya, Moms.
Baca juga: Growth Spurt, Lonjakan Pertumbuhan pada Bayi, Ini Tanda-tandanya
Apa penyebab stranger anxiety?
Kebanyakan bayi memang akan rewel jika didekati oleh orang asing, entah itu orang lain yang lewat di depannya atau keluarga yang jarang ia temui. Jadi, jangan buru-buru kesal ketika bayi mulai stranger anxiety ya Moms, karena ini berarti kecerdasan Si Kecil meningkat.
“Ini artinya anak Anda bisa mengenali perbedaan di antara orang yang ia kenal baik dan orang yang tidak ia kenali,” ujar Lu Hanessian, penulis Let the Baby Drive: Navigating the New Road of Motherhood, seperti dikutip Parents.
Penyebab stranger anxiety adalah object permanence, suatu milestone penting dalam kemampuan kognitif anak, di mana ia mulai memahami fenomena hilang-muncul (baik benda maupun orang di sekitarnya). Object permanence ini akan memicu bayi merasakan 2 ketakutan yang normal, takut berpisah (separation anxiety) dan takut dengan orang asing (stanger anxiety).
Bagaimana mengatasi stranger anxiety?
Walau stranger anxiety pada bayi adalah hal yang normal, tetap diperlukan strategi untuk membantu Si Kecil menghadapi fase ini. Yuk, temani bayi Anda mengatasi stranger anxiety dengan langkah berikut ini!
1. Tentu saja langkah pertama yang harus dilakukan orang tua adalah tidak menganggap remeh dan tunjukkan empati, perhatian, dan kebaikan. Jangan bandingkan perkembangan emosi anak Anda dengan anak lain ya, Moms.
2. Perlahan tapi pasti, ajak Si Kecil latihan bertemu dengan orang asing. Atau jika Anda ingin mengenalkan babysitter baru, coba biarkan ia berinteraksi dulu sambil ditemani Anda. Jangan tiba-tiba ditinggal bersama pengasuh baru ya, Moms.
3. Pemanasan dulu sebelum bertemu dengan orang lain. Misalnya, Anda akan mengajak Si Kecil ke pertemuan keluarga yang jarang bertemu dengan bayi Anda, maka coba ajak keluarga untuk kerja sama memberikan "pemanasan berkenalan" sebelum mengajaknya bermain.
4. Beri kenyamanan. Jangan abaikan rasa takutnya, karena memaksa bayi agar mau digendong orang asing saat ia belum siap justru hanya akan membuat rasa takutnya makin besar. Daripada memaksa, lebih baik bantu redakan ketakutannya dengan memberi kenyamanan.
5. Gunakan nada yang menenangkan. Saat bayi menangis karena takut dengan orang asing, coba tenangkan Si Kecil dengan nada yang menenangkan, bukannya justru menertawakan reaksinya.
6. Atur ekspektasi orang lain. Kami mengerti, mungkin kakek dan nenek akan sedih karena dianggap asing oleh cucunya sendiri. Namun, di fase stranger anxiety ini, tak ada salahnya untuk mengatur ekspektasi orang lain dengan menjelaskan kondisi bayi Anda. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)