Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Sehat Tanpa Obat? Yuk, Kenali Serba-serbi Akupunktur Medik

Sehat Tanpa Obat? Yuk, Kenali Serba-serbi Akupunktur Medik

Menjaga kesehatan dengan cara alami? Teknik akupunktur medik bisa menjadi solusi tepatnya lho, Moms. Akupunktur mungkin lebih dikenal dengan sebutan "tusuk jarum" karena terapi ini memang menggunakan jarum untuk ditusukkan ke titik-titik tertentu. Eits,tapi enggak boleh sembarang tusuk! Titik saraf yang ditusuk jarum harus presisi, jarum yang digunakan juga khusus untuk akupunktur.

Apa saja sih manfaat akupunktur medik untuk kesehatan? Bolehkah anak dan ibu hamil ditusuk akupunktur? Untuk menjawab rasa penasaran akan akupunktur, yuk simak tanya jawab M&B dengan dr. Athia Asparini, Sp.Ak, Dokter Spesialis Akupunktur di Klinik Bamed Meruya dan Klinik Bamed Bintaro.

T: Apa itu akupunktur medik?

J: Akupunktur itu berasal dari bahasa Latin, yaitu “akus” yang artinya jarum, dan “puntura” yang artinya penusukan. Sedangkan akupunktur medik artinya modalitas terapi yang sudah diakui WHO, yang dasarnya menggunakan akupunktur tradisional dan sudah dikembangkan dan terbukti secara ilmiah, namun tetap menggunakan dasar-dasar ilmu kedokteran (anatomi, fisiologi, dan patologi dari ilmu penyakit itu sendiri).

Akupunktur medik menggunakan jarum khusus. Jarum ini lentur dan tipis (hanya setebal rambut). Selain jarum, digunakan juga modalitas lain seperti sonopunktur (menggunakan gelombang ultrasound), sinar laser, injeksi, dan metode tanam benang.

T: Apa bedanya dengan akupunktur tradisional?

J: Bedanya tentu dari praktisinya. Kalau akupunktur medik praktisinya pasti dokter, bisa dokter spesialis akupunktur (di Indonesia jumlahnya belum sampai 200 orang) atau dokter umum yang sudah mengikuti kursus di bawah naungan dokter spesialis akupunktur. Kalau akupunktur tradisional praktisinya bukan tenaga kesehatan. Kalaupun tenaga kesehatan, sering kali bukan dokter.

Selain dari praktisi, beda lainnya di penegakan diagnosis dan pemilihan terapi. Dokter akupunktur medik tetap memegang kedokteran konvensional, jadi diagnosisnya pasti sama dengan dokter lainnya.

T: Bagaimana cara kerja akupunktur?

J: Caranya ditusukkan jarum khusus di titik-titik akupunktur, tidak asal tusuk lho, ya. Nanti setelah itu akan ada 3 reaksi, yaitu reaksi lokal, segmental, dan sentral. Reaksi lokal adalah reaksi yang terjadi persis di area penusukan, nanti akan keluar zat-zat neurotransmitter, pelebaran pembuluh darah, peningkatan oksigenasi, nanti berjalan ke sistem saraf pusat, saraf otonom, sehingga memengaruhi secara langsung ke otak. Nanti barulah bisa tercapai yang dituju, misalnya keseimbangan sistem imun, keseimbangan hormon, atau mengurangi nyeri.

T: Akupunktur tidak dengan dokter, bahaya enggak?

J: Dari WHO sendiri sudah ada penelitian systematical review efek samping yang timbul dari tindakan akupunktur. Salah satu efek yang berbahaya adalah tertusuknya organ dalam, contohnya tertusuk paru-parunya. Setelah dirunut, kejadian itu dilakukan oleh tenaga yang bukan dokter, jadi mungkin memang tidak terlalu memahami anatomi tubuh, tidak tahu tingkat kedalaman akupunktur hingga terjadi pneumotoraks karena paru-paru tertusuk. Contoh kasus seperti ini tentu berbahaya karena bisa menyebabkan kematian. Maka sangat penting untuk terapi ke dokter spesialis akupunktur agar terhindar dari efek samping yang tidak diharapkan.

T: Apa saja manfaat akupunktur medis?

J: Dari yang penyakit sampai non-penyakit bisa dibantu dengan terapi akupunktur. Kalau penyakit, biasanya kami bagi dari penyakit yang nyeri dengan yang tidak nyeri. Untuk penyakit yang nyeri itu contohnya nyeri punggung, lutut, lambung, sampai nyeri datang bulan. Kalau penyakit tidak nyeri, contoh yang paling sering dibantu adalah masalah kesuburan atau infertilitas. Bahkan akupunktur juga sering membantu melancarkan produksi ASI. Ini bagus untuk new moms atau ibu yang mencoba relaktasi. Kalau contoh yang non-penyakit misalnya untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki kualitas tidur, sehingga sehari-hari lebih berenergi.

T: Adakah penyakit yang dilarang akupunktur?

J: Untuk kontraindikasi ini bukan ke penyakitnya, melainkan kontraindikasi ke keadaan yang kita tidak bisa lakukan akupunktur. Salah satunya adalah kegawatdaruratan seperti pasien stroke yang baru serangan, itu tidak boleh diakupunktur. Harus tunggu kondisi pasien stabil, sudah dirawat oleh dokter saraf, perdarahan sudah dikontrol, sudah dipasang infus, baru bisa masuk terapi akupunktur. Jadi tidak ada kondisi penyakit yang tidak boleh diakupunktur, tetapi kondisi pasien itu harus dipertimbangkan.

T: Seberapa efektif akupunktur untuk program hamil?

J: Akupunktur memang sudah sering dijadikan terapi pendampingan program hamil. Kalau dari penelitian, program bayi tabung di bawah usia 30 tahun itu angka keberhasilannya 33%, tetapi dengan pendampingan akupunktur angka ini bisa meningkat sampai 65%.

Mau tahu lebih banyak info seputar akupunktur medik? Simak video M&B dengan dr. Athia Asparini, Sp.Ak - Dokter Spesialis Akupunktur Medik dari Klinik Bamed berikut ini yuk, Moms! (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)