Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

6 Hal yang Perlu Diketahui Seputar Tanam Rambut

6 Hal yang Perlu Diketahui Seputar Tanam Rambut

Memiliki rambut yang sehat, lebat, dan tampak indah mungkin menjadi keinginan banyak orang. Sayangnya, rambut bisa saja mengalami kerontokan atau kebotakan karena satu dan lain hal. Meskipun begitu, ada alternatif ampuh untuk memiliki rambut lebat dan indah sesuai harapan, yakni metode tanam rambut atau transplantasi rambut.

Tak sedikit orang yang kemudian mencoba tanam rambut untuk mendapatkan tampilan rambut impiannya. Beberapa selebriti, seperti Kevin Aprilio dan Atta Halilintar, adalah beberapa contohnya.

Tertarik untuk melakukan prosedur tanam rambut, Moms? Nah, sebelum Anda memutuskan untuk menjalaninya, berikut ini beberapa hal yang perlu Anda perlu ketahui seputar tanam rambut. Yuk, simak penjelasan lengkapnya, Moms!

Apa itu transplantasi atau tanam rambut?

Prosedur tanam rambut adalah jenis pembedahan yang memindahkan rambut yang telah Anda miliki, untuk mengisi area kulit yang memiliki sedikit rambut atau botak. Metode tanam rambut pertama kali dilakukan pada tahun 1930-an di Jepang. Seiring perkembangan zaman, metode tanam rambut pun terus berubah dan bermacam-macam.

Bagaimana prosedur tanam rambut dilakukan?

Mengutip WebMD, ada 2 metode tanam rambut yang bisa dilakukan, yakni follicular unit strip surgery (FUSS) dan follicular unit extraction (FUE). Prosedur FUSS dilakukan dengan mengambil 6-10 inci kulit belakang kepala Anda. Bagian kulit yang diambil akan dijahit dan langsung tertutup oleh rambut di atasnya.

Para ahli kemudian memecah kulit tersebut menjadi 500-2.000 potongan kulit yang berisi sehelai atau beberapa rambut yang kemudian disebut graft. Jumlah dan tipe graft dipengaruhi oleh jenis rambut serta kualitas, warna, dan besarnya area yang akan ditanam.

Sedangkan pada prosedur FUE, dokter akan mencukur kulit kepala bagian belakang. Kemudian dokter akan mengambil folikel rambut satu per satu dari area tersebut. Tak perlu khawatir, karena area yang diambil folikel rambutnya akan sembuh dengan sendirinya dan akan segera tertutup oleh rambut yang Anda miliki.

Setelah itu, baik prosedur FUSS dan FUE dilakukan dengan metode penanaman rambut yang sama. Dokter akan membersihkan dan membius area kulit kepala yang ingin ditanam, lalu membuat lubang atau belahan kecil di kulit kepala, kemudian meletakan graft ke dalamnya.

Berapa lama prosedur tanam rambut dilakukan?

Durasi tanam rambut akan bergantung pada besarnya area yang akan mendapatkan transplantasi. Biasanya, durasi tanam rambut membutuhkan waktu sekitar 4-8 jam. Anda mungkin butuh prosedur lain di masa depan jika Anda terus mengalami kerontokan atau ingin rambut yang lebih lebat.

Apa yang akan saya alami setelah operasi tanam rambut?

Kulit kepala Anda akan terasa nyeri setelah operasi selesai dilakukan. Dokter akan memakaikan perban pada kulit kepala Anda selama sehari atau dua hari. Obat pereda nyeri atau obat antiinflamasi juga akan diberikan oleh dokter untuk mencegah infeksi atau meringkankan rasa sakit usai operasi.

Biasanya, orang-orang bisa kembali bekerja dan aktif beraktivitas dalam waktu 2-5 hari setelah operasi. Dalam kurun waktu 2-3 minggu setelah operasi, rambut yang ditanam akan rontok, tapi akan tumbuh kembali dalam waktu beberapa bulan. Kebanyakan orang akan melihat 60% pertumbuhan rambut baru setelah 6-9 bulan.

Berapa dana yang harus dikeluarkan?

Mengutip CNBC Indonesia, biaya transplantasi rambut yang tersedia di rumah sakit maupun klinik di Indonesia berkisar dari Rp25.000.000 hingga Rp100.000.000.

Apa efek sampingnya?

Layaknya tindakan bedah lainnya, tanam rambut memiliki beberapa efek samping yang mungkin saja bisa terjadi. Efek samping yang paling umum dan tidak bisa dihindari adalah luka. Dilansir dari Healthline, ada beberapa efek samping yang berpotensi terjadi, yakni:

  • Infeksi
  • Munculnya nanah atau samping kulit yang kering di sekitar area bedah
  • Kulit kepala yang terasa gatal, nyeri, dan bengkak
  • Inflamasi atau peradangan pada folikel rambut
  • Kulit kepala yang berdarah
  • Hilangnya sensasi sekitar area bedah
  • Tampilan area rambut yang tampak tak sesuai dengan rambut di sekitarnya
  • Kerontokan atau kebotakan yang terus terjadi.

(M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)