Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Antisipasi Gagal Ginjal Akut, Ketahui Cara Menghitung Volume Air Seni Anak

Antisipasi Gagal Ginjal Akut, Ketahui Cara Menghitung Volume Air Seni Anak

Ramainya kasus gagal ginjal akut pada anak yang terjadi beberapa waktu lalu dan berita terkait penarikan obat sirup membuat banyak orang tua bertanya-tanya bagaimana penanganannya jika anak sakit, termasuk mengenai urine atau air seni anak.

Seperti diketahui, salah satu gejala gagal ginjal akut misterius pada anak adalah anak memiliki air seni sedikit, bahkan tidak bisa buang air kecil (BAK). Untuk itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan kepada orang tua mengenai pentingnya mengetahui cara memantau volume, frekuensi, dan warna air seni anak dan bayi agar penanganannya lebih cepat dan tepat.

Jumlah air seni anak berdasarkan usia dan berat badan

Dilansir dari akun Instagram Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) @idai_ig, berikut ini jumlah air seni anak berdasarkan usia dan berat badan.

  • Bayi baru lahir kurang dari 1 bulan: 1-3 ml/kg/jam
  • Bayi usia 1-12 bulan: 1 ml/kg/jam
  • Anak usia 1-10 tahun: 1-2 ml/kg/jam
  • Remaja usia 10-18 tahun: 0,5-1 ml/kg/jam.

Sedangkan jumlah air seni anak berdasarkan usia per 24 jam:

Bayi baru lahir kurang dari 1 bulan

  • 1-2 hari: 16-60 ml/24 jam
  • 4-12 hari: 100-300 ml/24 jam
  • 15-60 hari: 250-450 ml/24 jam

Anak

  • 1 tahun: 500 ml/24 jam
  • 3 tahun: 600 ml/24 jam
  • 5 tahun: 700 ml/24 jam
  • 7-8 tahun: 1.000 ml/24 jam
  • 15 tahun: 1.500 ml/24 jam

Bagaimana cara menghitung jumlah air seni?

Jika anak bisa buang air kecil (BAK) sendiri

1. Air seni anak ditampung dan diukur menggunakan wadah ukur

2. Hitung air seni anak dengan rumus:

Jumlah air seni (ml) : berat badan anak (kg) / Durasi pengukuran air seni (jam)

Contoh:

Anak laki-laki usia 10 tahun berat badan 30 kg, jumlah air seni sejak pukul 06.00-12.00 sebanyak 500 ml

Jadi, produksi air seni:

500 ml : 30 kg = 2,7 ml/kgBB/jam / 6 jam

Kesimpulan: Jumlah produksi air seni normal

Jika anak buang air kecil (BAK) di popok

1. Timbang berat badan popok kosong/kering.

2. Timbang berat popok setiap 2-3 jam atau saat diganti.

3. Gunakan timbangan yang dapat mengukur hingga satuan gram.

4. Kurangi berat popok bekas pakai dengan berat popok kering.

(Berat popok kotor – berat popok bersih) gram : berat badan (kg) anak / Durasi pengukuran air seni (jam)

Contoh:

Bayi laki-laki usia 12 bulan berat badan 10 kg, berat popok bersih 20 gram, berat popok kotor 80 gram, popok diganti setelah 3 jam

Jadi, produksi air seni:

(80 gram – 20 gram) : 10 kg / 3 jam = 60 gram : 10 kg / 3 jam = 60 ml : 10 kg / 3 jam = 2 ml/kgBB/jam

*Catatan: 1 gram = 1 ml

Kesimpulan: Jumlah produksi air seni normal

Frekuensi berkemih normal pada anak

Usia anak dan frekuensi berkemih:

  • Bayi lahir kurang dari 32 bulan minggu kehamilan: 20 kali dalam 24 jam
  • Bayi lahir cukup bulan: 10-20 kali dalam 24 jam
  • Bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun: 10 kali dalam 24 jam
  • Anak usia 5-8 tahun: 6-8 kali dalam 24 jam
  • Anak usia 8-14 tahun: 6-8 kali dalam 24 jam
  • Anak usia lebih dari 14 tahun: 4-8 kali dalam 24 jam

Waspada bila anak tidak pipis atau berkemih sama sekali dalam kurun waktu 12 jam ya, Moms.

Perhatikan warna air seni anak

  • Air seni berwarna jernih = anak terhidrasi dengan baik.
  • Air seni berwarna kekuningan = anak kurang terhidrasi, tingkatkan asupan cairan anak.
  • Air seni berwarna kuning pekat = anak dehidrasi, asupan cairan harus ditingkatkan dengan segera.

Bila ada warna selain kuning, seperti kemerahan, merah muda, kehitaman, atau terdapat kristal atau pasir, segera bawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat. (M&B/SW/Foto: Jiboom/Freepik)