Momen bercinta tentu bisa membuat hubungan Moms dan Dads lebih hangat dan penuh cinta. Tak bisa dimungkiri, hubungan intim memang bukan sekadar pemuas hasrat seksual, tetapi juga momen yang bisa meningkatkan bonding dan keharmonisan pasangan suami istri.
Namun, pernahkah Moms mendengar istilah angry sex? Ya, istilah ini memang sedang booming dibahas karena cukup sering terjadi. Apa sih yang dimaksud dengan angry sex? Berbahayakah buat pernikahan? Sama enggak sih dengan makeup sex? Nah, biar enggak bingung lagi, yuk ketahui beberapa fakta seputar angry sex berikut ini, Moms!
Baca juga: Pasutri Ogah Berhubungan Seks? Ini 10 Tanda Pernikahan Platonik
1. Gairah yang terpendam
Mengutip Verywell Mind, angry sex adalah aktivitas seksual yang melibatkan gairah dan hasrat terpendam yang sering kali liar juga intens. Angry sex terjadi setelah pertengkaran hebat dan ketika letupan emosi masih memuncak.
Umumnya, angry sex dilakukan untuk menggantikan diskusi tentang masalah rumah tangga yang menyebabkan pertengkaran. Alih-alih berdiskusi untuk mencari solusi, pasangan suami istri justru melakukan angry sex sebagai pengalih emosi yang meledak.
2. Mirip dengan makeup sex
Selain angry sex, format bercinta juga bisa dilakukan dalam bentuk makeup sex. Ini adalah hubungan intim yang dilakukan untuk berbaikan setelah bertengkar hebat. Umumnya, angry sex dilakukan saat emosi masih meletup-letup, tapi bisa juga terjadi beberapa jam atau hari kemudian dalam bentuk makeup sex.
3. Dilakukan secara spontan
Menurut penjelasan Jess O’Reilly, PhD, resident sexologist di Astroglide, pada Verywell Mind, angry sex terjadi dengan melibatkan:
- Menginterupsi argumen dengan aktivitas seksual
- Aktivitas seksual terjadi di luar kebiasaan
- Terjadi secara spontan
- Merasa lebih tenang dan rasional setelah bercinta, emosi pun mereda
- Detak jantung dan tekanan darah meningkat, pipi merona.
4. Harus sama-sama setuju
Walaupun sedang sama-sama marah, angry sex harus dilakukan atas persetujuan keduanya. Perlu diketahui, angry sex bisa lebih kasar, intens, dan liar dibandingkan aktivitas seksual pada umumnya. Maka ketika hendak melakukan angry sex, keduanya harus sama-sama setuju agar pasangan tetap nyaman hingga akhir momen bercinta.
Menurut Shagoon Maurya, psikolog dan psikoterapis, “Saling setuju untuk angry sex tidak hanya sehat dan aman, tapi juga lebih bikin semangat. Performa dalam berhubungan intim juga lebih baik ketika pasangan sudah saling setuju. Untuk itu, sama-sama setuju adalah hal pertama yang harus dilakukan sebelum berhubungan seksual secara intim.”
5. Risiko meningkat
Banyak yang bertanya, apakah aman untuk melakukan angry sex? Jawabannya: tidak. Angry sex adalah aktivitas seksual yang penuh risiko, baik bagi fisik dan mental. Maka, kenyamanan adalah prioritas yang harus diutamakan, karena ini bukan sekadar seks biasa yang sering dilakukan pasangan pada umumnya.
6. Waspada kesehatan mental
Seperti yang diketahui sebelumnya, angry sex sering dijadikan sebagai bentuk komunikasi fisik untuk menghindari komunikasi verbal dalam mencari solusi pemicu pertengkaran. Sayangnya, angry sex bukanlah solusi terbaik dalam menghadapi masalah, karena hanya menunda masalah tanpa mencari solusi terbaik.
Masalah yang terus dipendam (dan digantikan dengan angry sex) bisa menjadi bom waktu yang terus menggerogoti kesehatan mental Moms dan Dads. Sesekali ini boleh dilakukan, tetapi tetap cari solusi masalah rumah tangga Anda, ya.
7. Bisa memicu respons Pavlovian
Sering angry sex bisa memicu pasangan yang selalu mendambakan emosi negatif untuk memulai aktivitas seksual. Ini disebut dengan respons Pavlovian, yang bisa terjadi karena terbiasa meluapkan amarah dengan melakukan aktivitas seksual.
Jangan pernah gunakan angry sex sebagai aktivitas untuk menghindari masalah secara sementara. Seks tidak akan bisa menyelesaikan masalah atau membuatnya lebih baik. Tetap selesaikan masalah rumah tangga dengan mencari solusi terbaik, ya. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Gpointstudio/Freepik)