Memberi jarak kehamilan memang penting, karena bisa membantu kehamilan berikutnya berjalan lancar sesuai rencana. Namun bagi wanita, memberi jarak kehamilan artinya juga berlomba dengan usia. Seperti yang Moms ketahui, cadangan sel telur terus berkurang setiap bulannya. Semakin bertambah usia wanita, tak hanya cadangan sel telur yang berkurang, kualitasnya pun ikut berkurang.
Nah, bagi Moms yang ingin menjaga jarak kehamilan, tetapi tak mau pusing dengan urusan cadangan sel telur, maka teknologi pembekuan sel telur bisa dicoba nih, Moms. Dalam istilah medis, hal ini disebut dengan mature oocyte cryopreservation, sebuah metode penyimpanan sel telur untuk digunakan sebagai "bahan baku" bayi tabung agar bisa hamil di kemudian hari.
Penasaran mau tahu lebih lengkap mengenai metode pembekuan sel telur? Yuk, ketahui fakta-fakta di bawah ini, Moms!
Apa itu pembekuan sel telur?
Mengutip Mayo Clinic, pembekuan sel telur merupakan metode untuk memanen sel telur dari rahim Anda dan menyimpannya untuk digunakan di kemudian hari. Tentu saja telur yang diambil adalah cadangan telur yang belum dibuahi.
Ketika seorang wanita sudah siap hamil, ia bisa menggunakan cadangan sel telur yang sudah dibekukan ini untuk bayi tabung (in vitro fertilization). Dalam proses bayi tabung, sel telur akan digabungkan dengan sperma hingga menjadi embrio. Dalam 3-5 hari, embrio inilah yang kemudian ditempatkan kembali ke dalam rahim.
Seperti apa proses pembekuan sel telur?
Setidaknya ada 3 langkah inti dalam membekukan sel telur, yaitu:
1. Stimulasi ovarium: Dokter akan menyuntikkan hormon sintetis untuk menstimulasi sel telur Anda agar menghasilkan beberapa telur sekaligus (normalnya hanya 1 telur per bulan). Setelah ini kadar estrogen umumnya meningkat, terbentuk folikel atau telur siap panen, dan kadar progesteron tetap rendah setelah ovulasi.
2. Pengambilan sel telur: Dokter akan membius Anda di proses ini, kemudian jarum lembut akan masuk ke vagina untuk mengambil sel telur yang matang. Banyaknya sel telur yang diambil bisa sekitar 15 telur per siklus. Setelah itu, perut Anda mungkin akan merasa kram, penuh, dan tertekan selama beberapa hari. Ini normal terjadi karena ovarium Anda yang melebar perlu waktu untuk mengecil kembali ke ukuran semula.
3. Pembekuan: Setelah dipanen, sel telur akan dibekukan dalam suhu di bawah 0 derajat Celcius. Proses yang digunakan untuk membekukan sel telur disebut vitrification, di mana zat berkonsentrasi tinggi dipadukan dengan pembekuan kilat untuk mencegah kristalisasi sel telur. Pembekuan ini tidak merusak telur dan bisa digunakan kapan saja ketika seorang wanita sudah siap hamil.
Seberapa besar tingkat keberhasilannya?
Banyak hal yang memengaruhi keberhasilan IVF menggunakan sel telur yang sudah dibekukan. Usia (saat membekukan sel telur dan saat IVF) merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh.
Semakin tua usia seorang wanita saat membekukan telur, semakin rendah pula peluang keberhasilannya. Menurut Mayo Clinic, peluang hamil setelah implantasi menggunakan sel telur yang dibekukan adalah sekitar 30-60 persen.
Adakah risiko pembekuan sel telur?
Beberapa hal di bawah ini bisa menjadi risiko yang perlu diwaspadai, yakni:
1. Komplikasi. Walau jarang terjadi, pengambilan sel telur bisa terjadi pendarahan karena jarum suntik. Ini juga bisa menyebabkan infeksi, gangguan kandung kemih, dan gangguan pembuluh darah.
2. Gangguan kesehatan terkait penggunaan obat fertilitas. Penggunaan obat terkait fertilitas (seperti obat stimulan ovulasi dan obat sintetik stimulan folikel hormon) bisa menyebabkan nyeri, mual, muntah, diare, dan reaksi lain yang berbeda-beda pada tiap orang.
3. Risiko emosional. Pembekuan sel telur tidak dijamin akan pasti berhasil, maka hal ini bisa mengganggu kesehatan mental Moms jika gagal.
Apa yang terjadi setelah pembekuan sel telur?
Umumnya Moms bisa melakukan aktivitas kembali dalam waktu seminggu setelah pengambilan sel telur. Mayo Clinic juga menyebutkan beberapa hal yang mungkin terjadi setelah pengambilan sel telur. Segera ke dokter jika terjadi:
- Demam lebih dari 38,6 Celsius
- Nyeri perut hebat
- Kenaikan berat badan lebih dari 0,9 kilogram dalam 24 jam
- Pendarahan vagina berat (memenuhi lebih dari 2 pembalut dalam 1 jam)
- Sulit berkemih.
(M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)