Ganti baju di depan anak? Saat Si Kecil masih bayi, Moms dan Dads mungkin enggak berpikir dua kali untuk melakukannya. Jangankan ganti baju, telanjang bulat dan mandi bersama anak juga mungkin oke saja dilakukan ketika anak masih bayi atau batita.
Namun, saat anak sudah semakin besar (pertanyaannya pun sudah semakin kritis), Moms dan Dads pasti sudah mulai berpikir sekali lagi untuk telanjang di depan anak. Terlebih, kalau anak berbeda gender, seperti anak laki-laki melihat ibunya tanpa pakaian atau anak perempuan melihat ayahnya tanpa pakaian.
Boleh enggak sih orang tua telanjang di depan anak? Kalau boleh, sampai usia berapa anak boleh melihat orang tuanya tanpa busana? “Telanjang antara orang tua dan anak tidak masalah, asalkan keduanya sama-sama nyaman,” ujar Dawn Huebner, PhD, Parent Coach dan penulis buku What to Do When You Worry Too Much pada Healthline.
Walau ada pakar yang bilang boleh, tetap saja urusan telanjang di depan anak menuai pro kontra. Lalu, harus gimana, dong? Simak penjelasannya di bawah ini yuk, Moms!
Pro
1. Bisa mengajarkan body positivity
Bagi orang tua yang tidak mempermasalahkan going-nude di depan anak, alasan utama mereka adalah bisa mengajarkan body positivity. Dawn Huebner pun membenarkan alasan ini. Seperti dilansir dari Healthline, Huebner menjelaskan, “Casual nudity di depan anak kecil bisa membuat mereka belajar menerima segala bentuk tubuh, karena mereka melihat tubuh sebagai sesuatu yang berfungsi, kuat, dan normal, apa pun bentuknya. Selama nudity (telanjang) tidak disamakan dengan seksualitas, maka tidak masalah orang tua telanjang di depan anak.”
2. Biologi bukan hal yang tabu
Ketika anak bertanya mengenai bagian tubuh, maka jadikan itu momen untuk menjelaskan tubuh manusia. Anak perlu mengerti bagian-bagian tubuh yang privat dan tidak boleh dilihat atau bahkan disentuh orang lain. Obrolan ini bisa dikembangkan menjadi edukasi tentang bahaya predator anak.
3. Bisa mengajarkan bedanya nudity dan sexuality
Nudity adalah ketelanjangan atau kondisi manusia tanpa busana. Sedangkan sexuality atau seksualitas adalah seputar organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk dorongan seksual dan aspek-aspek psikologis (emosi, kognisi, motivasi, perilaku) yang membentuk preferensi seksual.
Si Kecil perlu mengerti perbedaan nudity dan sexuality. Mengutip Healthline, mengenai perbedaan besar antara nudity dan sexuality bisa membantu anak jauh dari hiperseksualitas pada tubuh perempuan.
Kontra
1. Merasa canggung
Saat telanjang di depan anak, jangan kaget kalau ia menanyakan hal-hal aneh seperti, “Kenapa paha Mama ada rambutnya?” atau bahkan menanyakan kenapa perut Mama ada garis-garisnya (stretch mark). Pertanyaan seperti itu mungkin membuat situasi jadi canggung, tapi bisa jadi momen tepat untuk mengajarkan faktanya, lho.
2. Tidak nyaman
Rasa tidak nyaman mungkin akan lebih dialami pada orang tua dan anak yang berbeda gender, terutama pada ayah dan anak perempuan, terlebih karena takut anak perempuan terbiasa melihat pria dewasa telanjang. Nah, ketika rasa tidak nyaman sudah mulai muncul dari orang tua atau dari anak, maka itu saatnya untuk menghentikan kebiasaan telanjang di depan anak.
3. Takut anak tidak kenal batasan
Salah satu hal yang bikin orang tua takut telanjang di depan anak adalah anak tidak mengenal batasan. Kebiasaan ini bisa membuat alam bawah sadar Si Kecil menormalisasi orang dewasa telanjang. Dikhawatirkan hal ini akan membuat anak jadi rentan terjerat serangan predator anak!
Menurut While Bartell, PsyD, psikolog anak dan orang tua mengatakan pada Healthline kalau anak tidak punya kemampuan kognitif untuk memahami perbedaan batasan. Jadi, melihat pria dewasa telanjang tentu bukanlah hal yang baik.
Kapan harus stop telanjang di depan anak?
Menurut Huebner, ketika orang tua dan anak sudah ada yang tidak nyaman, malu, ragu untuk telanjang bulat, maka itu waktunya menghentikan kebiasaan ini. “Anak dengan usia antara 4 sampai 8 tahun kebanyakan sudah mulai memiliki rasa sopan terhadap tubuhnya sendiri dan mereka akan merasa tidak nyaman melihat tubuh orang tuanya telanjang,” jelas Huebner.
Jika tanda-tanda ini mulai muncul pada anak, maka stop kebiasaan telanjang di depan Si Kecil ya, Moms dan Dads.
- Mulai menanyakan pertanyaan tentang area vital ketika Anda tengah telanjang.
- Tertawa atau menghina bagian tubuh.
- Mencoba menyentuh organ vital Anda.
- Mengalihkan pandangan ketika melihat Anda telanjang.
- Menatap organ vital Anda.
- Meminta privacy saat telanjang.
- Meminta Anda menutupi tubuh dan stop telanjang di depannya.
- Menunjukkan ia sudah mulai melihat organ vital sebagai organ seksual.
“Anda ingin Si Kecil berhak memilih apa yang oke dan tidak oke mengenai tubuhnya.” - Dawn Huebner, PhD, Parent Coach
(M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)