“We keep this love in a photograph. We made these memories for ourselves. Where our eyes are never closing. Hearts are never broken. And times forever frozen still.” (Photograph–Ed Sheeran)
Bagi Yasa Destani (33), foto adalah memori. Kenangan akan masa-masa indah bersama sang suami, Aditya Pudjo Hadi, yang meninggal dunia akibat pandemi COVID-19 pada Februari 2021.
Lantas, bagaimana Yara menjalani hidup tanpa belahan jiwa? Bagaimana ia membesarkan kedua jagoannya, Mikail Arkananta Aditya (6) dan Zeki Ammar Aditya (3), tanpa sang ayah? Simak wawancara M&B bersama Yara Destani, fotografer, pebisnis, sekaligus ibu 2 orang anak yang menjadi Mom of the Month Maret 2023.
Yara Destani, seorang ibu yang punya beberapa bisnis. Boleh disebutkan apa saja bisnisnya?
Saya sesungguhnya memiliki latar belakang sebagai fotografer. Sudah lebih dari 10 tahun saya menjalani profesi sebagai fotografer freelance, profesi yang masih saya jalani hingga saat ini.
Lalu saya masih melakoni dua bisnis lagi, yaitu Pipixel dan Tagar alias tahu garing. Pipixel merupakan aplikasi photo editing yang menawarkan jasa edit foto oleh editor foto profesional. Pipixel merupakan perusahaan startup yang sesungguhnya dibangun oleh mantan suami saya sekitar tiga tahun silam dan sekarang saya yang melanjutkan bisnis tersebut. Sedangkan Tagar merupakan usaha franchise. Jadi, saya hanya berstatus sebagai kemitraan saja.
Foto menangkap banyak sekali memori dalam hidup kita. Yang saya rasakan banget saat ini, foto-foto yang dimiliki telah menangkap banyak cerita yang bisa membuat kita teringat kembali.
Aplikasi edit foto sudah cukup banyak. Lantas apa yang membedakan Pipixel dengan aplikasi lain?
Kebanyakan aplikasi edit foto dikerjakan oleh “mesin” atau AI (Artificial Intelligence), atau istilahnya robot. Sedangkan kami di Pipixel tidak bisa mengerjakan foto oleh robot. Jadi, harus ada human touch-nya karena inilah yang dinamakan seni. Oleh sebab itu, kami menyediakan jasa edit foto yang dikerjakan oleh editor profesional. Jadi, inilah yang membedakan Pipixel dengan aplikasi edit foto lainnya.
Yara juga seorang fotografer. Menurut Anda, apa sih makna dari sebuah foto?
Makna dari sebuah foto, bisa bermacam-macam, ya. Foto sendiri fungsinya bermacam-macam, ada yang untuk keperluan berjualan dan ada pula foto yang untuk keperluan pribadi.
Namun yang pasti, untuk saya, makna dari sebuah foto itu sangat luas. Salah satunya, foto sebagai memori atau kenangan. Ini yang saya alami. Foto menangkap banyak sekali memori dalam hidup kita. Yang saya rasakan banget saat ini, foto-foto yang dimiliki telah menangkap banyak cerita yang bisa membuat kita teringat kembali.
Saya selalu ingat bahwa yang namanya kematian adalah takdir dari Allah yang tidak bisa kita mundurkan atau majukan walau hanya semenit saja. Jadi, saya hanya bisa berusaha ikhlas karena semuanya sudah ditentukan oleh Allah.
Anda kehilangan suami saat pandemi COVID-19 melanda. Lantas, bagaimana Anda menghadapi rasa kehilangan pasangan hidup?
Bagaimana menghadapinya? Hmm, pada saat hal itu terjadi, sulit untuk menghadapinya. Pastinya semua orang tak siap untuk kehilangan seseorang yang dicintai. Pada umur berapa pun tidak akan siap, apalagi ini kejadiannya di umur 30-an.
Tidak pernah sekali pun sepanjang hidup saya membayangkan akan kehilangan suami di umur segini. Hanya saja, saya selalu ingat bahwa yang namanya kematian adalah takdir dari Allah yang tidak bisa kita mundurkan atau majukan walau hanya semenit saja. Jadi, saya hanya bisa berusaha ikhlas karena semuanya sudah ditentukan oleh Allah.
Satu hal lagi, saya meyakini Allah pasti memberikan cobaan kepada manusia sesuai dengan kesanggupan umat-Nya masing-masing. Jadi, saya yakin Allah memberikan cobaan ini kepada saya dan keluarga karena Allah mengetahui kami sanggup menghadapinya. Insya Allah.
Namun, harus diakui, awalnya sulit untuk melakukannya. Entah bisa dilewati atau tidak, tapi saya berusaha untuk berpikir ikhlas. Hanya saja, kehilangan belahan hidup, kehilangan soulmate, bukanlah hal yang mudah dilalui.
Saya dan almarhum suami benar-benar dekat. Kami adalah pasangan suami dan istri yang sudah seperti teman. Sahabat saya, ya dia. Jadi, benar-benar dekat dan kami saling menceritakan segalanya. Kebetulan suami memiliki bisnis, jadi most of the time, dia berada di rumah. Kalau pun bekerja, biasanya kami kerja bareng.
Jadi, saya berusaha ikhlas atas meninggalnya suami. Menjalankan segalanya pelan-pelan. Dan melihat anak-anak bisa tetap ceria merupakan salah satu hal yang membuat saya tetap kuat.
Lalu Allah menciptakan kematian untuk apa? Tentunya untuk menjadi pengingat bagi umatnya yang lain. Dan kematian suami adalah pengingat bagi saya yang merupakan orang terdekatnya untuk menjadi lebih taat.
Apakah pernah mengalami momen yang struggle banget setelah ditinggal pasangan?
Masih sering banget. Bahkan sampai sekarang pun saya masih mengalaminya. Hanya saja, saya berusaha untuk melewatinya saja. Dirasakan saja dan tidak berusaha untuk denial. Memang setiap orang pasti ada struggle-nya.
Apa yang menjadi sumber kekuatan Anda sehingga bisa terus menjalani kehidupan tanpa belahan jiwa?
Anak-anak sudah pasti menjadi salah satunya. Tapi, pertama, saya selalu mengaitkan dengan Allah SWT. Jadi, Allah itu menciptakan kita untuk apa sih? Allah menciptakan umatnya untuk beribadah. Lalu Allah menciptakan kematian untuk apa? Tentunya untuk menjadi pengingat bagi umatnya yang lain. Dan kematian suami adalah pengingat bagi saya yang merupakan orang terdekatnya untuk menjadi lebih taat.
Bagaimana Anda kini mendidik dan membesarkan kedua jagoan Anda tanpa seorang ayah?
Anak-anak bisa merasakan kehilangan sosok ayah, terutama sang kakak, Arka. Dia sudah mengerti saat ayahnya meninggal dunia, sedangkan Ammar baru berusia 7 bulan saat itu.
Arka mengalami dan merasakan banget masa-masa berduka. Dari awal, saya selalu menceritakan kondisi papanya kepada Arka hingga papanya meninggal dunia. Saya memilih untuk selalu terbuka kepada anak-anak dan tidak berusaha menyembunyikan apa pun.
Jadi, Arka tahu kondisinya seperti apa walau dia juga mengalami kesulitan untuk menerimanya. Apalagi di awal anak-anak seperti belum mengerti konsep meninggal adalah pergi untuk selamanya. Dia berpikir kepergian ayahnya hanya untuk sementara. Namun, karena saya selalu menceritakan segalanya ke anak-anak, jadi mereka pun bisa lebih menerima. Dengan begitu mereka tahu kondisinya.
Mereka tahu bahwa saat ini hanya ada saya, ibunya saja, sehingga saya bisa lebih nyaman untuk melanjutkan mendidik dan membesarkan mereka walau masih banyak kekurangannya.
Kehilangan suami bisa dibilang kehilangan support system terdekat. Bagaimana membagi waktu antara menjalankan peran sebagai ibu dan mencari nafkah melalui bisnis yang dijalani?
Alhamdulillah, karena saya berbisnis, jadi saya bisa menjalankannya di rumah. Pipixel juga dijalankan fully remote oleh tim. Jadi, saya bisa mengerjakan segalanya di rumah. Misalnya ada meeting atau lagi ada project ke luar, biasanya anak-anak saya titipkan ke mertua atau mama. Saya bersyukur masih ada support system yang lain. Dan bagi saya, hal ini sangat membantu sekali.
Apakah harapan buat kedua putra Anda, Arka dan Ammar?
Harapannya tentu saja agar anak-anak bisa menjadi pribadi yang saleh, yang bisa membawa keluarganya ke surga. Saya berharap anak-anak tidak hanya memikirkan dunianya, tapi juga akhiratnya.
Pesan kepada para single mom lain yang juga lagi berjuang membesarkan anak tanpa pasangan?
Saya sering mendengar teman-teman berkata ‘Kalau aku menghadapi hal seperti kamu, kayanya aku nggak bisa deh.‘ Tapi, to be honest, saya juga tidak pernah berpikir bisa mengurus dua orang anak seorang diri. Saya tidak pernah berpikir hal ini bisa terjadi kepada saya dan saya bisa melewatinya hingga saat ini.
Saya berharap apa yang saya alami tidak terjadi kepada orang lain. Akan tetapi, jika memang terjadi, saya yakin Allah pasti akan memberikan pertolongan. Jadi, kita tidak akan sendiri karena Allah tidak akan meninggalkan umat-Nya. Apalagi jika umatnya beriman dan taat. Jadi, walaupun sulit, Insya Allah akan bisa dilewati. (Wieta Rachmatia/M&B/SW/Foto: Insan Barkah Sobri/Digital Imaging: Bagus Ragamanyu/Stylist: Gabriela Agmassini, Putik Thalita/MUA: Merlyn Meydeline (@delinesmakeup)/Lokasi: Mandarin Oriental Jakarta (@mo_jakarta)/Wardrobe: Shop at Velvet (@shopatvelvet), DJ KIDS (@guizalandkids))