Type Keyword(s) to Search
KID

7 Perubahan Psikis yang Dialami Anak Remaja di Masa Pubertas

7 Perubahan Psikis yang Dialami Anak Remaja di Masa Pubertas

Pada usia 10-12 tahun, anak akan memasuki tahapan masa pubertas atau masa transisi dari anak-anak ke remaja, yang ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun mental. Ia mungkin akan mulai terlihat dan bertingkah lebih dewasa, tapi sisi kanak-kanaknya masih cukup mendominasi.

Maka dari itu, Anda sebagai orang tua sangat perlu untuk mempersiapkan diri menghadapi berbagai perubahan, khususnya perubahan psikis anak remaja.

Berikut ini perubahan psikis pada anak remaja usia 10-12 tahun yang perlu Moms ketahui.

1. Menunjukkan perasaan kuat dan emosi intens

Menurut ulasan dari Annual Review of Psychology, memasuki usia remaja 10-12 tahun, anak akan memiliki perasaan yang lebih kompleks dan kuat, emosi yang intens, dan suasana hatinya mungkin tampak tidak bisa diprediksi.

Naik turunnya emosi ini bisa terjadi karena otak anak masih belajar mengendalikan dan mengekspresikan emosi dengan cara dewasa. Di saat yang sama, Anda mungkin melihat ketidakstabilan dalam perasaan dan minat anak.

2. Memiliki kepekaan terhadap orang lain

Dilansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention, seiring bertambahnya usia, anak akan memiliki kepekaan yang lebih baik terhadap orang lain, seperti mampu merasakan emosi dan membaca bahasa wajah dan tubuh orang lain. Ia jadi lebih peka terhadap perasaan orang lain, teman, misalnya. Dan tak jarang, ini membuatnya lebih cepat tersinggung dan sensitif.

3. Jadi lebih dekat dengan teman-temannya

Di usia remaja 10-12 tahun, biasanya anak akan memiliki persahabatan yang solid, intens, dan saling setia terhadap teman satu kelompoknya. Ia juga jadi lebih dekat dan lebih suka menghabiskan waktu dengan teman-temannya dibandingkan dengan keluarga. Meskipun begitu, ia akan tetap menunjukkan ketergantungannya pada orang tua. Hal ini juga termasuk ke dalam perubahan psikis anak remaja.

“Saat anak remaja menginjak usia 10-12 tahun, ia akan lebih bergantung pada kelompok sebayanya dibandingkan keluarga untuk mendapatkan dukungan dan berbagi perasaan,” kata Dr. Chris Cardona-Correa, dokter anak umum di Minnesota. “Kelompok teman sebaya biasanya diasosiasikan dengan persahabatan yang kuat dan solid dengan sesama jenis yang tampak sangat intens,” tambahnya.

Pada usia ini, perkembangan psikologi anak juga ditandai dengan sisi kompetitif yang dimilikinya terhadap teman yang bukan termasuk di dalam kelompoknya.

Sebagai orang tua, Moms bisa mencoba mengenal siapa saja teman-teman anak remaja Anda. Ini menunjukkan bahwa Anda ikut menyadari betapa pentingnya persahabatan anak Anda bagi dirinya.

Hindari melarang pertemanan atau mengkritik teman-teman anak Anda yang justru bisa membuatnya semakin tertutup dan ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan kelompok teman yang Moms larang. Jika Anda mengkhawatirkan lingkungan pertemanannya, Moms bisa membimbing anak remaja Anda menuju kelompok sosial lainnya yang lebih baik.

4. Mulai menunjukkan ketertarikan terhadap lawan jenis

Sebuah artikel yang diterbitkan Michigan State University Extension mengatakan bahwa meskipun persahabatan teman sebaya dan sesama jenis itu penting bagi anak remaja, tetapi pada usia ini ia juga mulai menunjukkan ketertarikan pada lawan jenis meski belum terlalu kentara. Rasa ketertarikan itu bisa jadi salah satu tanda masa puber pada anak remaja.

Moms bisa mengajak anak remaja Anda berbicara santai mengenai rasa ketertarikannya itu. Katakan padanya bahwa Anda memahami, tidak marah, dan tidak melarang perasaannya itu. Bekali anak remaja Anda pemahaman tentang percintaan, batasan-batasan yang harus ia jaga terhadap lawan jenis, dan tentang memiliki hubungan romantis yang sehat kelak.

5. Bertingkah lebih mandiri

Dilansir dari laman Verywell Family, menurut Dr. Jen Trachtenberg, seorang dokter anak bersertifikat dan ahli parenting di New York City, “pada usia remaja, anak akan mulai menjelajahi topik yang diminati secara lebih mendalam, memiliki tingkat kesadaran diri yang lebih tinggi, bertingkah lebih mandiri, dan lebih senang mencari solusi sendiri daripada meminta bantuan orang dewasa.”

Anak remaja di usia 10-12 tahun biasanya lebih senang menangani banyak hal secara mandiri, walaupun masih tetap membutuhkan pengawasan dari orang tua. Namun, penting untuk mendukung semangat anak remaja Anda yang ingin lebih mandiri dan lebih ingin bertanggung jawab dalam kesehariannya.

6. Jiwa kepemimpinannya mulai terbentuk

Anak remaja Anda juga akan mulai menunjukkan keterampilan kepemimpinan yang lebih baik dan cenderung memiliki banyak ide-ide kreatif yang ingin ia wujudkan. Ia juga mulai ingin didengar oleh orang lain dan anggota keluarga lainnya untuk validasi eksistensinya.

Dorong keterampilan ini dengan membiarkan anak Anda mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan di rumah dan mendukung keterlibatan dalam kegiatan masyarakat atau sekolah. Di saat bersamaan, ini juga bisa mengajarkan anak remaja Anda mengenai setiap tindakan dan keputusan yang ia ambil memiliki konsekuensi dan bahkan terkadang berisiko tersendiri.

7. Mulai peduli terhadap penampilan dan tubuhnya

Satu lagi, perkembangan psikologi pada anak remaja juga bisa ditandai dengan anak yang mulai peduli terhadap penampilan dan tubuhnya. Citra tubuh jadi hal yang sangat penting bagi anak di usia remaja 10-12 tahun, menurut sebuah penelitian di Sex Roles: A Journal of Research.

Anak remaja di usia ini jadi cenderung lebih senang memperhatikan hal-hal seperti pakaian dan gaya rambut serta apa yang dipikirkan dan dikenakan teman-teman sebayanya.

Ia juga mungkin saja melakukan diet sembarangan untuk mengurangi berat badan saat ia merasa tubuhnya terlalu gemuk. Supaya tidak membahayakan kesehatannya, ajarkan anak remaja Anda kebiasaan makan dan gaya hidup sehat dan teratur yang bisa membantunya mendapatkan berat badan ideal.

Itulah beberapa perubahan psikis anak remaja yang perlu Moms ketahui. Dengan mengetahui perubahan-perubahan ini, Moms akan lebih tahu cara menghadapi (dan berteman) dengan anak remaja usia 10-12 tahun. (M&B/Fariza Rahmadinna/SW/Foto: ArthurHidden/Freepik)