Anda mungkin sudah pernah mendengar istilah kutil ya, Moms. Namun, tahukah Anda bahwa kutil juga bisa muncul di area alat kelamin?
Kutil kelamin (genital warts) atau yang juga dikenal dengan nama kondiloma akuminata merupakan salah satu bentuk penyakit infeksi menular seksual (IMS) di area genital dan dubur (anus). Penyebabnya adalah infeksi HPV (Human Papilloma Virus).
Pada umumnya, kutil kelamin berbentuk tonjolan berwarna keabu-abuan atau sewarna dengan kulit. Namun, bentuk, ukuran, dan jumlahnya beragam, ada yang berukuran besar maupun kecil, dan ada yang hanya ditemukan satu maupun banyak.
Posisi dan bentuk kutil kelamin
Pada wanita, kutil kelamin dapat muncul di bagian luar maupun dalam vagina (vulva, vagina, leher rahim) dan di area anus. Selain itu, kutil kelamin juga dapat muncul di area mons pubis (area yang berbentuk segitiga, berambut, dan terletak di atas tulang kemaluan).
Bukan hanya di area genital, kutil kelamin juga bisa terbentuk di permukaan mukosa lainnya, seperti bagian dalam hidung, bibir, lidah, mulut, dan tenggorokan. Kutil juga bisa terjadi di trakea dan bronkus (batang tenggorokan dan saluran udara kecil yang mengarah ke paru-paru) hingga kelopak mata bagian dalam.
Seperti telah disebutkan, bentuk kutil kelamin juga bisa berbeda tergantung area yang terkena penyakit ini. Ada yang berbentuk flat (datar) sehingga sering kali tidak disadari oleh penderitanya, ada pula yang berbentuk spiky (menonjol), serta gabungan antara flat dan spiky, yaitu berkelompok menyerupai kembang kol.
Area yang terkena kutil kelamin biasanya berwarna merah muda atau berwarna daging serta lembut saat disentuh. Pada anus, misalnya, kutil kelamin bisa tampak menyerupai pola kupu-kupu. Dalam tingkat keparahan yang berat, ada kasus kutil kelamin besar, yaitu kutil kelamin tampak bertumpuk banyak dan besar di satu area.
Gejala dan tanda kutil kelamin
Kutil kelamin sering kali tidak menimbulkan tanda atau gejala yang langsung disadari. Hal ini disebabkan oleh ukurannya yang sangat kecil atau lokasinya di dalam lubang vagina maupun anus sehingga tidak tampak dari luar. Namun, Anda bisa mengidentifikasi kutil kelamin dengan tanda berikut ini:
- Benjolan kecil, sewarna kulit, kecokelatan atau merah mudah di area genital dan anus
- Bentuknya menonjol tapi permukaannya rata dengan kulit atau seperti kembang kol
- Gatal dan ada rasa tak nyaman di area genital.
Kenali faktor risikonya
Kutil kelamin termasuk kategori penyakit seksual menular. Jadi, salah satu cara penularannya adalah melalui hubungan seks.
“Transmisi atau penularan kutil kelamin ini sebagian besar melalui hubungan atau kontak seksual antara kulit dan kulit, maupun dengan mukosa yang basah dan lembap,” jelas dr. Amelia Setiawati Soebyanto, Sp.DV, dokter spesialis dermatologi venereologi, dalam acara media briefing “Life Before and After Genital Warts” bersama Klinik Pramudia beberapa waktu lalu.
Berdasarkan hal tersebut, maka orang yang aktif secara seksual dengan lebih dari satu orang memiliki risiko terkena kutil kelamin. Faktor risiko lainnya, termasuk:
- Sering berganti pasangan dan berhubungan seks tanpa pelindung
- Mengonsumsi tembakau dan alkohol
- Memiliki riwayat penyakit infeksi menular (IMS) lainnya
- Stres berlebihan
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, HIV/AIDS, sedang hamil, dan mengonsumsi obat-obatan khusus.
Faktor risiko ini bisa dikurangi apabila Anda tidak bergonta-ganti pasangan. Selain itu, pemberian vaksin HPV juga bisa menjadi salah satu cara pencegahan kutil kelamin.
Kutil kelamin pada ibu hamil
Kutil kelamin juga bisa dialami ibu hamil. Perlu diketahui, kutil kelamin pada bumil bisa meningkatkan risiko terjadinya komplikasi, seperti:
- Kutil yang berukuran besar dapat menghalangi jalan lahir sehingga bumil kemungkinan perlu melahirkan melalui operasi caesar.
- HPV bisa berpindah dari ibu ke bayi saat persalinan normal dan menyebabkan terbentuknya kutil di saluran pernapasan bayi.
Sebagai catatan, pengobatan bagi penderita kutil kelamin bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu obat oles dan bedah. Bedah untuk menangani kutil kelamin bisa dengan cara bedah beku dengan nitrogen cair, bedah listrik, bedah eksisi, maupun bedah laser.
Hanya saja, tidak semua metode tersebut bisa diaplikasikan kepada ibu hamil karena bisa memicu kontraksi. Bahkan dalam sejumlah kasus, pengobatan kutil kelamin ditunda hingga melahirkan atau setelah operasi caesar. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)