Type Keyword(s) to Search
BABY

Ruam Susu pada Bayi, Benarkah Disebabkan oleh ASI?

Ruam Susu pada Bayi, Benarkah Disebabkan oleh ASI?

Moms yang punya bayi, pernahkah Anda menemukan Si Kecil mengalami bercak kemerahan di pipinya? Anda mungkin berpikir bahwa ruam yang terjadi pada bayi tersebut disebabkan oleh air susu ibu (ASI) yang terkena Si Kecil.

Ya, masalah ini kerap dialami bayi yang menyusu ASI dan bikin Si Kecil tak nyaman, sehingga banyak orang mengira bahwa ruam yang muncul di pipi bayi ini akibat terkena percikan ASI. Gangguan ini pun sering disebut dengan istilah ruam susu atau ruam ASI. Pertanyaannya, benarkah ruam yang muncul di pipi akibat ASI? Lalu bagaimana penanganannya?

Penyebab ruam susu pada bayi

Dalam dunia medis ruam susu yang dialami bayi ini disebut dengan dermatitis atopik. Seperti dilansir dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dermatitis atopik merupakan jenis penyakit kulit yang paling sering menyerang bayi dan anak.

Dermatitis atopik sendiri adalah radang kulit berulang berupa bintil-bintil kemerahan disertai rasa gatal dan menimbulkan rasa tak nyaman sehingga kerap membuat Si Kecil jadi rewel. Bila berlangsung lama (kronik), kulit akan jadi kering, bersisik, luka-luka atau menebal, dan menjadi kehitaman.

Nah, disebut ruam susu karena banyak orang beranggapan bahwa ini adalah gangguan kulit yang disebabkan oleh aktivitas menyusui. Padahal, ruam susu bukan disebabkan oleh ASI. Karena selain di pipi, kondisi ini juga terjadi di dahi, leher, siku, lutut, bahkan pantat. Jadi, tidak tepat bila disebut ruam susu dan disebabkan oleh ASI.

Menurut IDAI, penyebab dermatitis atopik belum diketahui pasti. Meskipun begitu, gangguan ini umumnya dialami bayi yang orang tuanya punya riwayat alergi. Jadi, ada faktor alergi turunan dalam keluarga. Ruam bisa muncul pada bayi yang disusui setelah sang ibu mengonsumsi makanan yang bisa menyebabkan alergi, misalnya susu sapi, telur ayam, ikan laut, dan kacang-kacangan.

Baca juga: Moms, Ini 5 Tanda Bayi Anda Mengalami Alergi Makanan

Selain itu, bayi juga bisa mengalami ruam susu bila terpapar debu, polusi udara, suhu yang panas, dan tungau atau kuman kecil yang ada di udara atau menempel di benda-benda di rumah, seperti bantal dan selimut.

Menangani dan mencegah ruam susu pada bayi

Melansir laman IDAI, pada dasarnya, kulit bayi yang menderita ruam susu atau dermatitis atopik cenderung kering, mudah gatal, dan lebih peka terhadap bahan iritan, pakaian kasar, berenda, wol atau sintetis, dan panas atau dingin yang ekstrem. Penting untuk mengidentifikasi kemudian menyingkirkan faktor yang memperberat dan memicu siklus gatal-garuk.

Oleh karena itu prinsip pengobatan dermatitis atopik adalah menghindari bahan iritan dan faktor pencetus, mengatasi rasa gatal dan kekeringan kulit, serta mengatasi reaksi peradangan dan infeksi sekunder.

Beberapa tips sebagai penatalaksanaan maupun pencegahan umum berulangnya dermatitis atopik pada bayi dan anak adalah sebagai berikut:

  • Mandi memakai sabun dengan pH netral dan yang mengandung pelembap; hindari pembersih antibacterial.
  • Mandi air hangat 1-2 kali sehari dan tidak lebih dari 10 menit setiap kalinya.
  • Mengoleskan krim steroid yang diberikan sesuai resep dokter dan bila sudah sembuh kulit harus dijaga kelembapannya dengan mengoleskan krim pelembap segera setelah mandi.
  • Pakaian baru sebaiknya dicuci terlebih dahulu sebelum dipakai untuk membersihkan formaldehida atau bahan kimia tambahan.
  • Mencuci pakaian dengan detergen harus dibilas dengan baik.
  • Bayi dan anak jangan terlalu sering dimandikan, cukup dua kali sehari, jangan menggosok terlalu kuat.
  • Jangan memakai pakaian terlalu tebal, ketat, atau kotor, atau yang bersifat iritan (wol atau sintetik); bahan katun lebih baik.
  • Pada bayi penting diperhatikan kebersihan daerah popok.
  • Hindari makanan yang dicurigai menyebabkan kekambuhan dan lakukan diet sesuai petunjuk dokter.

Yang perlu Moms ingat, ruam susu atau dermatitis atopik merupakan eksim yang sering kambuh, penyebabnya belum jelas, dan banyak faktor yang memengaruhi kekambuhannya. Jadi, usahakan untuk selalu menjaga kebersihan kulit bayi, menghindari faktor penyebab kekambuhan, dan menjaga kulit tetap lembap dengan mengoleskan pelembap segera setelah Si Kecil mandi ya, Moms. (M&B/SW/Foto: Onlyyouqj/Freepik)