Belakangan ini udara di berbagai wilayah di Indonesia memiliki kualitas yang buruk, terlebih di kota besar seperti Jakarta. Grafik riwayat kualitas udara di Jakarta dalam satu bulan ke belakang menunjukkan Indeks Kualitas Udara atau AQI di Jakarta bahkan bisa mencapai 164.
Bahkan dalam dua bulan terakhir, Jakarta sempat menempati urutan pertama kota dengan kualitas udara terburuk di dunia versi data dari situs IQAir.
Angka 164 sendiri termasuk dalam kategori tidak sehat menurut nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO). Artinya, pencemaran udara yang terjadi bisa menimbulkan efek pada seluruh populasi dan populasi sensitif bisa mengalami efek kesehatan yang serius.
Sebagai catatan, nilai AQI 0-50 masuk dalam level kesehatan baik, 51-100 masuk dalam level kesehatan sedang, sedangkan 101-150 tidak sehat untuk kelompok sensitif.
Kondisi di mana kualitas udara cenderung tidak sehat mendorong tren belanja online masyarakat akan berbagai produk untuk melindungi keluarga dari polusi udara. “Kualitas udara yang lebih baik perlu kita upayakan bersama. Semua pihak sebaiknya berperan dalam meminimalisasi polusi udara,” jelas Public Affairs Senior Lead Tokopedia, Aditia Grasio Nelwan.
Nah, berikut ini 5 tips dari Aditia untuk menghadapi kualitas udara yang buruk.
1. Tingkatkan kualitas udara dalam ruangan
“Untuk meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan, masyarakat bisa memanfaatkan produk seperti air purifier berteknologi HEPA Filter yang dapat membersihkan partikel kecil di udara, termasuk debu, bakteri, dan polutan lainnya,” kata Aditia.
Selain itu, masyarakat juga bisa mengombinasikan air purifier dengan tanaman penjernih udara, seperti lidah buaya, snake plant, atau areca palm. Tanaman penjernih udara mampu menyerap partikel-partikel mikroskopis dan polutan lain, seperti benzena, formaldehida, dan amonia.
2. Jaga kesehatan di tengah tingginya polusi udara
Polusi udara bisa memicu masalah kesehatan, seperti flu, batuk, dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). “Gunakan masker medis saat berada di luar ruangan guna melindungi saluran pernapasan dari partikel berbahaya. Selain itu, konsumsi vitamin untuk meningkatkan imunitas tubuh dan obat yang dianjurkan jika memiliki gejala gangguan pernapasan,” ungkap Aditia.
3. Lindungi kesehatan kulit dari paparan polutan
Selain menimbulkan dampak pada kesehatan pernapasan, polusi udara juga bisa memicu gangguan pada kulit, seperti jerawat, dermatitis, dan masalah kulit lainnya. “Agar kulit tetap sehat dan terlindungi dari efek buruk polusi udara, gunakan produk skincare yang mengandung antioksidan sehingga dapat melindungi kulit dari radikal bebas dan polutan lain,” ujar Aditia.
4. Kelola limbah rumah tangga
Kebiasaan masyarakat menumpuk dan membakar sampah dapat memperburuk kualitas udara. Masyarakat bisa mengambil langkah bijak dalam mengelola sampah dengan menerapkan prinsip 3R, yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali) dan recycle (mendaur ulang).
“Reduce misalnya dengan membawa tumbler untuk meminimalisasi sampah botol plastik sekali pakai. Reuse contohnya menggunakan pembersih makeup pakai ulang, dan recycle dengan mendaur ulang kardus bekas paket,” jelas Aditia.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, masyarakat bisa berkontribusi langsung dalam upaya pengurangan kadar CO2 di udara terbuka yang biasanya timbul dari aktivitas pembakaran limbah atau sampah pascakonsumsi.
5. Beralih ke moda transportasi umum
Naik transportasi umum bisa menjadi pilihan masyarakat untuk membantu mengurangi kadar polusi udara. Dengan memilih moda transportasi umum, masyarakat tidak hanya membantu mengurangi polutan, tetapi mendukung gaya hidup aktif yang bermanfaat bagi kesehatan fisik. (M&B/SW/Foto: Rawpixel.com/Freepik)