Moms, apakah Anda pernah merasa gelisah, sedih, dan khawatir berlebihan saat berpisah dengan anak? Jika ya, bisa jadi Anda mengalami separation anxiety.
Separation anxiety merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan rasa takut atau cemas berlebihan saat harus berpisah dengan seseorang atau sesuatu. Bukan hanya dialami anak-anak, separation anxiety juga bisa terjadi pada orang dewasa, termasuk orang tua.
Biasanya, separation anxiety terjadi saat orang tua harus berpisah dengan anaknya, contoh paling sederhana adalah saat anak harus kuliah di luar kota sehingga tidak tinggal serumah lagi dengan orang tuanya.
Kondisi ini juga bisa terjadi pada ibu bekerja yang setelah selesai menjalani cuti melahirkan harus kembali bekerja di kantor dan mesti meninggalkan bayinya di rumah atau day care. Hal ini terjadi karena di masa ini biasanya ibu dan anak memiliki ikatan yang sangat kuat.
Penyebab separation anxiety pada orang tua
Sebagai orang tua, otak kita memiliki kecenderungan untuk menjaga anak-anak tetap aman dan terhindar dari bahaya. Sayangnya, otak kita belum bisa membedakan antara bahaya sesungguhnya dan bahaya semu yang ada dalam bayangan saja.
“Ketidaktahuan atau ketidakmampuan untuk mengontrol hal ini bisa menimbulkan kecemasan tingkat tinggi kita sebagai orang tua,” ujar Jerimya Fox, konselor berlisensi sekaligus dokter di bidang behavioral health, seperti dilansir dari situs Banner Health.
Tanda adanya separation anxiety
Sesungguhnya, rasa cemas saat harus berpisah dengan seseorang yang sangat dekat dialami hampir semua orang dalam bentuk sedih, kangen, atau kesepian. Namun, pada kasus separation anxiety, seseorang akan merasa cemas dan takut secara berlebihan sehingga bisa mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
Beberapa tanda orang tua yang mengalami separation anxiety, meliputi:
- Kecemasan atau munculnya pikiran adanya bahaya secara berlebihan
- Meningkatnya kecemasan dan depresi
- Ketegangan yang tak biasa atau mengalami serangan kecemasan (panic attacks)
- Sering merasakan amarah yang berlebihan dan tanpa sebab
- Muncul tanda-tanda fisik saat berpisah dengan anak seperti pusing, mual, dan nyeri perut
- Munculnya rasa ingin tahu di mana posisi anak setiap saat.
Perlu diketahui, orang tua akan didiagnosis mengalami separation anxiety disorder apabila gejala-gejala di atas sudah mengganggu aktivitas sehari-hari dan berlangsung selama setidaknya 6 bulan. Jika gejala muncul secara berkepanjangan, Moms dan Dads disarankan untuk segera meminta bantuan profesional.
Mengatasi separation anxiety
Mengatasi separation anxiety memang terkadang tidak mudah. Moms dan Dads mungkin membutuhkan bantuan profesional seperti psikolog atau konselor.
Akan tetapi, Anda bisa mengurangi separation anxiety dengan beberapa cara berikut ini.
1. Memiliki kesibukan. Saat berpisah dan jauh dari anak, Anda bisa fokus mengerjakan hobi atau hal-hal yang Anda sukai. Atur kembali susunan kegiatan harian sehingga Anda merasa memiliki lebih banyak kontrol.
2. Meminta bantuan atau support. Anda juga bisa bertemu dan berkumpul bersama teman, saudara, atau orang-orang yang biasa mengerti dan memberikan dukungan terhadap apa yang Anda rasakan.
3. Jangan “bagikan” rasa cemas Anda kepada anak. Berpisah dengan anak memang bisa terasa sulit, tapi jangan tunjukkan perasaan itu di depan anak. Ciptakan masa transisi yang menyenangkan bagi anak sehingga ia juga akan lebih mudah melaluinya.
4. Berikan tempat bagi perasaan Anda sendiri. Tidak ada perasaan benar atau salah saat Anda merasa cemas saat berpisah atau jauh dari anak. Biarkan saja Anda merasa kesal, jika hal itu memang diperlukan. Namun, jangan biarkan rasa kesal tersebut menguasai Anda secara berlebihan.
5. Lakukan latihan relaksasi, seperti bernapas, meditasi, dan yoga guna mengatasi perasaan cemas yang Anda alami. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)