Type Keyword(s) to Search
BABY

Bolehkah Bayi Tidur Miring? Ini Penjelasannya, Moms

Bolehkah Bayi Tidur Miring? Ini Penjelasannya, Moms

Bayi umumnya menghabiskan 14-17 jam untuk tidur dalam sehari. Selama waktu tersebut, bayi akan berubah-ubah posisi tidur untuk menemukan kenyamanan, mulai dari telentang, tengkurap, hingga miring.

Hal ini tentu perlu jadi perhatian Anda, Moms. Pasalnya, posisi tidur yang tidak tepat berisiko menyebabkan masalah kesehatan pada bayi, salah satunya SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) atau sindrom kematian mendadak. Ini bisa terjadi terutama jika bayi terbiasa tidur dengan posisi miring.

Lantas, sebenarnya bolehkah bayi tidur miring? Apa saja risiko yang mungkin terjadi jika bayi terbiasa tidur dengan posisi miring? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, Moms!

Bolehkah bayi tidur miring? 

Perlu diketahui bahwa tidur dengan posisi miring tidak disarankan untuk bayi. Karena bayi yang tidur miring kemungkinan besar akan mengubah posisinya menjadi tengkurap. Jika dibiarkan terus-menerus, posisi tidur ini bisa membuat saluran napas bayi jadi terhalang. Dan tanpa Moms sadari, posisi ini bisa menyebabkan bayi sulit bernapas dan kekurangan oksigen, hingga meningkatkan risiko SIDS.

Dampak tidur miring pada bayi

Tak hanya meningkatkan risiko SIDS, bayi yang sering tidur miring juga berisiko mengalami masalah kesehatan lainnya, seperti:

  • Bentuk kepala jadi peyang, karena bayi Anda ditempatkan pada satu posisi dalam jangka waktu yang lama dan berulang-ulang.
  • Menyebabkan perubahan warna kulit, karena saat tidur miring sel darah merah menumpuk ke satu sisi tubuh akibat gaya gravitas.
  • Mengalami tortikolis, suatu kondisi yang bisa memengaruhi pertumbuhan otot serta menyebabkan pertumbuhan tulang bayi menjadi tidak normal.
  • Menyebabkan bayi tersedak, karena posisi tidur miring membuat jalan napas jadi terhalang.

Posisi tidur yang aman untuk bayi

Menurut American Academy of Pediatrics, posisi tidur yang paling aman untuk bayi usia 0 hingga 1 tahun adalah telentang. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa posisi tidur telentang bisa mencegah risiko kematian mendadak atau SIDS hingga 50%. Alasan ini juga yang menjadi landasan AAP untuk membuat kebijakan sejak tahun 1992, agar semua bayi yang baru lahir hingga berusia 1 tahun ditidurkan dalam posisi telentang, baik selama tidur siang dan malam hari.

Kapan bayi boleh tidur miring? 

Melansir dari laman Verywell Family, bayi diperbolehkan tidur miring saat keseimbangan tubuhnya sudah terlatih. Dengan begitu, bayi Anda tidak mudah terjatuh atau jatuh tengkurap setelah tidur miring. Umumnya sekitar usia 6 bulan, bayi sudah bisa mulai berguling dan membolak-balikkan tubuhnya. Jika sebelumnya bayi tidur dalam posisi telentang lalu ia bergerak dan berguling sendiri, maka Moms tak perlu mengembalikannya ke posisi semula. Namun, tetap perhatikan agar ia tidak berguling ke belakang atau jadi tengkurap.

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah risiko SIDS

Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Moms tetap disarankan untuk menidurkan Si Kecil dalam posisi telentang. Selain itu, perhatikan juga beberapa hal berikut ini untuk mencegah risiko SIDS, Moms.

  • Pastikan Si Kecil tidur di tempat tidur khusus untuk bayi dan gunakan kasur dengan tekstur yang padat.
  • Hindari menggunakan bantal atau guling untuk orang dewasa, karena ukurannya yang besar berisiko menyebabkan bayi tertindih.
  • Jauhkan boneka atau mainan dari area tempat tidur bayi untuk mengurangi kemungkinan Si Kecil tertimpa benda-benda tersebut.
  • Hindari menggunakan selimut yang tebal, agar tidak berisiko mengganggu jalan napas bayi saat tidur.
  • Atur suhu ruangan tetap sejuk, agar bayi tidur dengan nyenyak.

Membiasakan bayi Anda tidur dalam posisi telentang memang bukan hal yang mudah. Namun, yakinlah Moms bahwa suatu saat nanti bayi Anda akan terbiasa dengan posisi tidur yang aman dan nyaman. (M&B/Ayu/SW/ZA/Foto: Freepik)