Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Selain Pendek, Ini Ciri-ciri Stunting pada Anak yang Perlu Anda Tahu, Moms

Selain Pendek, Ini Ciri-ciri Stunting pada Anak yang Perlu Anda Tahu, Moms

Semua orang tua pasti berusaha memastikan tumbuh kembang anak mereka berlangsung optimal. Selain memberikan stimulasi yang tepat untuk memaksimalkan kecerdasan anak, Moms juga perlu memastikan pertumbuhan anak sesuai dengan kurva pertumbuhan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Di kurva itu ada indikator tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala anak sesuai usianya. Jika pertumbuhan anak tidak sesuai indikasi, maka Moms perlu ekstra waspada karena mungkin saja ini jadi ciri anak mengalami stunting.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang waktu yang cukup lama. Umumnya stunting terjadi karena asupan makanan Si Kecil tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Jika gizi diibaratkan sebagai bahan bakar tubuh anak untuk bertumbuh, maka tentu saja tubuh anak tidak akan tumbuh optimal jika bahan bakarnya tidak cukup. Jika terjadi terus-menerus, anak pun bisa mengalami stunting.

Apa saja sih, ciri-ciri anak stunting? Berdasarkan penjelasan dr. Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A dari RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang dalam artikel Kementerian Kesehatan RI, ciri-ciri anak stunting adalah seperti yang dijabarkan berikut ini.

Baca juga: Awas, Alergi Susu Sapi Bisa Bikin Anak Stunting, Lho!

1. Tubuh lebih pendek

Dibandingkan anak lain seusianya, anak stunting memiliki perawakan lebih pendek. Menurut Kemenkes RI, anak balita bisa diketahui stunting atau tidak jika sudah diukur panjang atau tinggi badannya. Setelah itu, tenaga kesehatan akan membandingkan dengan standar pertumbuhan WHO dan IDAI. Hasil pengukuran ini yang menentukan status Si Kecil termasuk dalam stunting atau tidak, jadi tidak hanya berdasarkan perkiraan atau ditebak saja tanpa pengukuran.

2. Berat badan mandek atau turun

Berat badan susah naik atau bahkan cenderung turun? Waspada, karena ini bisa jadi salah satu tanda anak malnutrisi. Berat badan anak terus menurun bisa menyebabkan banyak efek buruk pada kesehatan anak yang mengganggu tumbuh kembangnya lho, Moms. Mengutip Kemenkes RI, berat badan anak turun biasanya disebabkan oleh kalori yang terbakar dengan mudah, tidak makan makanan sehat, menderita penyakit, atau metabolisme tubuh rendah.

3. Pertumbuhan lambat

Dua tahun pertama kehidupan anak merupakan periode emas di mana anak sedang tumbuh dengan cepat. Berbeda pada anak stunting, umumnya pertumbuhan tertunda atau tidak tumbuh dengan kecepatan normal sesuai usianya. Anak yang kecepatan tumbuhnya normal juga bisa melambat jika di fase tertentu mengalami stunting. Akibatnya, tinggi badan anak tidak bisa mengejar kurva pertumbuhan WHO dan IDAI, yang kemudian ia akan lebih pendek dibandingkan anak lain seusianya.

4. Pertumbuhan gigi terganggu

Jika stunting terjadi sejak bayi, maka besar kemungkinan gigi telat tumbuh. Menurut Kemenkes RI, bayi terlambat tumbuh gigi juga bisa disebabkan oleh gangguan fisik pada gusi atau tulang rahang yang tidak memungkinkan gigi untuk muncul.

5. Kemampuan akademis terganggu

Stunting pada anak yang sudah masuk usia sekolah bisa mengganggu konsentrasi belajar, yang tentunya akan menimbulkan pengaruh negatif, ya. Performa anak di sekolah akan terganggu, begitu juga dengan kemampuan akademisnya. Dalam menjalankan kegiatan sehari-hari pun anak stunting bisa mengalami kesulitan, seperti sulit menangkap informasi secara detail serta kurang mampu berkomunikasi dengan baik.

6. Anak lebih pendiam

Pada anak yang usianya sudah lebih besar, Kemenkes RI menyebutkan anak stunting usia 8-10 tahun biasanya menjadi lebih pendiam. Anak stunting usia ini juga biasanya tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang di sekitarnya.

7. Anak mudah infeksi

Tidak hanya memengaruhi perawakan tubuh dan kemampuan akademis, anak stunting juga cenderung mudah infeksi. Menurut Kemenkes RI, anak stunting lebih rentan terserang penyakit dan di masa depan berisiko menurunkan tingkat produktivitas. Mengutip artikel Kemenkes RI, “Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar ketimpangan.” (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)