Moms dan Dads mungkin sudah tak asing dengan istilah IVF dan IUI. Keduanya memang merupakan cara alternatif untuk bisa menghasilkan kehamilan bagi pasangan yang punya masalah kesuburan. Meski tujuannya sama, yaitu kehamilan, metode IVF dan IUI ternyata berbeda, lho!
Ketidaksuburan atau infertilitas bisa dialami siapa saja. Kondisi ini bisa menyebabkan pasangan suami istri kesulitan untuk punya anak.
Nah, salah satu cara untuk memperbesar peluang kehamilan bagi pasangan yang memiliki masalah kesuburan adalah dengan melakukan program IVF atau IUI. Perlu diketahui, keduanya punya metode yang berbeda. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
IVF (in vitro fertilization)
IVF (in vitro fertilization) atau yang lebih dikenal masyarakat awam dengan istilah bayi tabung merupakan teknik yang mempertemukan sel sperma dan sel telur di luar tubuh manusia. Seperti dilansir dari Alomedika, proses ini diawali dengan peningkatan produksi telur menggunakan obat-obatan dan proses produksi ini dievaluasi menggunakan ultrasonografi.
Sel telur yang sudah matang kemudian diambil dengan jarum khusus dan dibawa keluar dari tubuh untuk dibuahi dengan sperma. Setelah pembuahan terjadi in vitro, hasil konsepsi ini dimasukkan kembali ke dalam rahim agar bisa berkembang sebagaimana mestinya.
Sebagai catatan, IVF terbagi menjadi dua prosedur, yaitu IVF konvensional dan IVF dengan intracytoplasmic sperm injection (ICSI). Pada IVF konvensional, sperma akan dibiarkan berenang dengan sendirinya menuju sel telur, sedangkan pada metode ICSI, sperma akan disuntikkan langsung ke sel telur. Metode ini biasanya digunakan oleh para suami yang punya masalah kesuburan.
IUI (intrauterine insemination)
IUI (intrauterine insemination) lebih populer dengan nama inseminasi buatan. Berbeda dengan IVF yang perlu mengeluarkan sel telur untuk disatukan dengan sperma, teknik IUI justru dilakukan dengan cara menyuntikkan sperma ke dalam rahim.
Saat melakukan IUI, biasanya dokter menunggu hingga ovarium dalam proses pembuahan (ovulasi). Selama ovulasi, seorang wanita akan menghasilkan satu sel telur yang diambil pada ujung tuba fallopi di mana ia menunggu untuk bertemu dengan sperma.
Prosedur IUI akan menempatkan konsentrasi sperma berkualitas baik yang lebih tinggi di dekat area sel telur menunggu, sehingga akan meningkatkan kemungkinan sel telur dan sperma bersatu untuk menghasilkan kehamilan.
Mana yang lebih baik?
Sesungguhnya, tak ada anggapan bahwa salah satu metode lebih baik daripada metode lainnya. Pasalnya, penerapan metode IVF atau IUI tergantung kepada kondisi masing-masing pasien.
Oleh sebab itu, Moms dan Dads yang tengah menjalankan program kehamilan sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh guna menentukan metode yang paling tepat.
Pada umumnya, dokter akan merekomendasikan pasangan untuk melakukan inseminasi buatan terlebih dahulu jika masalah kesuburan tidak bisa dijelaskan (unexplained infertility). Selain itu, inseminasi buatan juga disarankan bagi pria yang memiliki masalah dengan kesuburan, seperti disfungsi ereksi.
Di sisi lain, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan IVF apabila ada masalah seperti berikut ini.
- Masalah kesuburan parah pada pria
- Saluran indung telur tersumbat
- Gagal saat melakukan inseminasi buatan
- Adanya kecemasan mewariskan kelainan genetik
(M&B/Wieta Rachmatia/ND/Foto: Freepik)