Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Ini Tips Aman Berpuasa dari Dokter untuk Penderita GERD

Ini Tips Aman Berpuasa dari Dokter untuk Penderita GERD

Serangan gastroesophageal reflux disease (GERD) memang membuat tubuh tidak nyaman. Apalagi kalau GERD menyerang ketika Anda sedang berpuasa ya, Moms. Ketidaknyamanan yang ditimbulkan penyakit ini jadi berkali lipat, karena tidak bisa diatasi dengan makan ataupun minum. Lantas, bagaimana penderita GERD bisa lancar berpuasa tanpa khawatir kondisinya akan kambuh?

GERD atau penyakit refluks asam lambung adalah gangguan pencernaan di mana cairan asam lambung “naik” dari lambung ke kerongkongan dan mengiritasi lapisan bagian dalam saluran pencernaan tersebut.

Gejala yang biasa terjadi saat asam lambung naik adalah rasa asam atau pahit di mulut (regurgitasi asam) dan sensasi perih atau panas terbakar di dada dan ulu hati (heartburn). Selain itu, penderita GERD juga kerap merasakan mual dan muntah, begah, nyeri dada, bahkan gangguan pernapasan.

Menurut dr. Lianda Siregar, Sp. P. D., Subsp. G. E. H, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Gastroenterologi Hepatologi di RS Pondok Indah – Puri Indah, meskipun tak mudah menjalaninya, pada dasarnya penderita GERD boleh berpuasa.

Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Radhiyatam M, dkk. dengan tajuk The Effects of Ramadhan Fasting on Clinical Symptoms in Patients with Gastroesophageal Reflux Disease. Penelitian ini melibatkan 130 penderita GERD yang dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok penderita GERD yang berpuasa Ramadan dan kelompok GERD yang tidak berpuasa Ramadan.

Pasien dievaluasi menggunakan GERD-Q (kuesioner GERD). Hasil penelitian menunjukkan pasien GERD yang menjalani puasa Ramadan mengalami penurunan gejala klinis dibandingkan pasien GERD yang tidak berpuasa.

Dijelaskan oleh dr. Lianda, ada beberapa alasan terkait membaiknya keluhan GERD ketika menjalani puasa Ramadan, salah satunya adalah karena pola makan menjadi teratur, yaitu hanya pada saat sahur dan berbuka.

Selain itu, asupan camilan-camilan tidak sehat yang biasanya dikonsumsi di siang hari pun berkurang, sama halnya dengan terhentinya kebiasaan merokok saat berpuasa. Di bulan Ramadan, umat Muslim juga dianjurkan untuk menjaga emosi dan mengendalikan diri, sehingga dapat mengelola stres lebih baik.

GERD merupakan masalah pencernaan, karenanya kondisi ini dapat diatasi dengan pengaturan makanan yang tepat. Menurut dr. Lianda, ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi penderita GERD yang ingin berpuasa, seperti:

1. Jangan pernah melewatkan sahur. Sahur akan memberikan tenaga yang dibutuhkan ketika berpuasa.

2. Kenali makanan dan minuman yang memicu naiknya asam lambung, karena hal ini bisa jadi berbeda bagi setiap orang. Pilih makanan yang “aman” untuk lambung, seperti karbohidrat, produk olahan dari biji-bijian, buah-buahan, sayuran yang tinggi serat, serta protein nabati dan hewani.

3. Hindari makanan tinggi lemak, pedas, ataupun asam. Hindari pula makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, cokelat, dan teh pekat.

4. Jangan menunda berbuka puasa. Berbuka puasa adalah waktu untuk memulihkan energi dan mengisi kembali semua nutrisi dan vitamin yang telah hilang sepanjang hari atau yang tidak diperoleh selama sahur.

5. Saat sahur dan berbuka puasa, konsumsi makanan secara perlahan, mulai dari makanan yang lembut.

6. Pastikan menu berbuka puasa mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak, buah, dan sayuran.

7. Pertimbangkan teknik memasak makanan yang lebih sehat misalnya dengan kukus, panggang, bakar, rebus, menumis dengan sedikit minyak, atau menggoreng menggunakan air fryer.

8. Biasakan makan secukupnya saat sahur dan berbuka. Makan terlalu banyak dalam satu waktu dapat membuat lambung bekerja lebih keras. Karenanya, makanlah dengan perlahan dalam jumlah secukupnya.

9. Hindari langsung berbaring setelah makan. Beri jeda kurang lebih 3 jam setelah waktu makan untuk tidur, demi mencegah terjadinya gejala refluks. Dengan demikian, penderita GERD tidak disarankan tidur kembali setelah sahur.

10. Kelola stres dengan baik. Stres merupakan salah satu faktor risiko pemicu GERD. Karenanya, beristirahatlah dengan cukup selama berpuasa dan lakukan teknik-teknik relaksasi jika diperlukan.

Jangan lupa juga untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam atau dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi hepatologi sebelum Anda memutuskan untuk berpuasa. Biasanya, dokter akan meresepkan beberapa jenis obat-obatan dan menginformasikan kapan harus mengonsumsi obat tersebut untuk menghindari serangan GERD.

Jadi, menurut dr. Lianda, para penderita GERD tidak perlu terlalu khawatir untuk berpuasa di bulan Ramadan. Memang, masih ada risiko GERD kambuh yang akan membuat sensasi tidak nyaman di perut. Ketika hal itu terjadi, tak perlu memaksakan diri untuk melanjutkan berpuasa. Sebaiknya, segera atasi GERD dengan mengonsumsi obat yang telah diresepkan dokter. (M&B/SW/Foto: Freepik)