Cabut gigi. Duh mendengar dua kata ini saja sudah bikin deg-degan. Bagi sebagian orang, mencabut gigi memang merupakan proses yang menakutkan. Tidak sedikit orang yang takut dicabut giginya. Bayangan akan rasa sakit membuat orang berpikir dua kali untuk datang ke dokter gigi.
Meski terkesan menakutkan, cabut gigi sesungguhnya merupakan proses yang sederhana. Dokter gigi akan menggunakan obat bius dalam prosedur ini guna mengatasi rasa sakit pasien.
Dalam beberapa kasus pencabutan gigi, dokter akan melakukan sayatan pada gusi agar gigi lebih mudah dikeluarkan. Apabila gigi sudah berhasil dicabut, dokter akan menempatkan kasa atau kapas di area pencabutan guna menghentikan perdarahan. Pada umumnya, proses cbut gigi memakan waktu sekitar 10 menit atau lebih, tergantung tingkat kesulitan.
Cabut gigi merupakan prosedur yang perlu dilakukan saat ada gigi yang mengalami kerusakan cukup parah. Selain menghilangkan sumber nyeri, ada sejumlah manfaat dari cabut gigi yang perlu Anda tahu.
1. Mencegah masalah akibat gigi bungsu
Dilansir dari Alodokter, gigi geraham bungsu pada umumnya baru tumbuh di usia 20-an, saat sudah terdapat sekitar 28 gigi dewasa di mulut. Di usia ini, biasanya tidak ada tempat lagi untuk gigi geraham tumbuh dengan baik sehingga hanya bisa muncul sebagian.
Kemungkinan yang bisa terjadi adalah kontak paksa gigi geraham dengan gigi lain. Pada kondisi seperti ini, gigi geraham yang baru muncul akan mendorong gigi lain dan menyebabkan rasa sakit.
Selain itu, gigi yang hanya muncul sebagian cenderung sulit dibersihkan sehingga mudah menjadi tempat berkumpulnya bakteri yang bisa berkembang menjadi plak penyebab infeksi. Gangguan yang mungkin terjadi meliputi abses, gingivitis, dan karies gigi. Apabila demikian, gigi geraham bungsu ini lebih baik dicabut ketika mulai muncul sehingga beragam masalah gigi seperti di atas bisa dihindari.
2. Mencegah risiko infeksi parah
Perlu diketahui, pulpa adalah akar gigi yang mengandung pembuluh darah dan saraf. Jika terjadi lubang atau kerusakan pada gigi, bakteri bisa masuk ke pulpa dan menyebabkan infeksi.
Pada sebagian kasus, pulpa yang terinfeksi bisa ditangani dengan root canal therapy (RCT). Namun, dalam beberapa kasus, saat RCT dan penggunaan antibiotik sudah tidak membantu, pencabutan perlu dilakukan agar infeksi tidak menyebar.
Selain itu, pencabutan diperlukan apabila sistem kekebalan tubuh Anda lemah, misalnya saat menjalani kemoterapi atau transplantasi organ. Hal ini penting dilakukan karena infeksi dari gigi berlubang yang umumnya ringan bisa menjadi berat jika sistem imun tubuh dalam kondisi lemah.
3. Meredakan sumber nyeri
Gigi yang mengalami kerusakan biasanya akan memicu munculnya rasa nyeri. Kerusakan gigi yang dimaksud bisa meliputi adanya lubang gigi yang infeksi, infeksi gusi, hingga patah gigi. Rasa nyeri yang muncul bisa bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat. Jika rasa nyeri tersebut sudah sangat mengganggu kegiatan sehari-hari, termasuk saat tidur, itu artinya gigi Anda perlu segera dicabut.
4. Mencegah gangguan sinus
Tidak hanya mengganggu kesehatan rongga mulut, masalah pada gigi juga bisa memicu terjadinya gangguan sinus, termasuk sakit kepala dan hidung tersumbat. Dengan mencabut gigi yang bermasalah, berbagai gangguan sinus tersebut akan bisa diatasi.
Cabut gigi merupakan tindakan medis yang perlu dilakukan guna mengatasi masalah tertentu pada mulut dan gusi. Prosesnya memang memiliki risiko, tapi hal itu bisa diminimalisasi dengan penerapan prosedur yang benar.
Karena itu, penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan ahlinya, yaitu dokter gigi, saat melakukan tindakan cabut gigi. Pasalnya, jika dilakukan sembarangan, maka proses cabut gigi justru berisiko memperparah kondisi kerusakan atau justru memicu munculnya masalah baru pada mulut. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)
- Tag:
- cabut gigi
- gigi
- kesehatan