Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Dayu Hatmanti: Poco Tumbuh Bersama dan Mengajarkan Banyak Hal untuk Kinar

Dayu Hatmanti: Poco Tumbuh Bersama dan Mengajarkan Banyak Hal untuk Kinar

Kehidupan penuh petualangan sebelum menikah akhirnya rela dilepaskan oleh Dayu Hatmanti setelah ia memiliki buah hati mungilnya, Kinara Pramesti Arioki (7). Meski terasa berat meninggalkan kesenangan di masa lajangnya, ternyata kehadiran Kinar diakui memberikan kebahagiaan dalam bentuk yang berbeda.

Tak pernah disangka oleh Dayu sebelumnya, kehadiran Kinar bisa membuat hatinya begitu penuh meski harus melepaskan pekerjaan yang selama ini juga menjadi hobinya. Bertahun-tahun keliling Indonesia untuk membawakan acara petualangan di televisi membuat Dayu tidak pernah membayangkan bahwa ia akan sepenuhnya menjadi ibu yang akan selalu hadir untuk Kinar. 

Kini bukan hanya Kinar, kehadiran Poco, seekor kucing, yang ia dan Kinar selamatkan dari jalan pun membuat kebahagiaan keluarga mereka makin bertambah. Bahkan Dayu menyaksikan Kinar tumbuh bersama Poco yang tanpa disadari telah mengajarkan banyak hal untuk Kinar.

Yuk, Moms, kenal lebih dekat dengan Dayu Hatmanti dan mengetahui sebagian kisah hidupnya, mulai dari kesibukannya setelah melepaskan profesi sebagai presenter televisi, tantangannya menjadi ibu, cerita si gemas Poco, hingga usaha yang sedang dirintisnya bersama sang anak. Semua tersaji secara eksklusif untuk pembaca M&B berikut ini.

Apa kesibukan Dayu saat ini?

Saat ini sehari-hari saya menjadi content creator. Kemudian belum lama ini saya juga mulai menjadi guru renang untuk bayi. Awalnya saya mulai memikirkan apa pekerjaan yang bisa saya geluti yang tidak perlu lama-lama ke luar rumah dan tidak mengurangi waktu saya mengurus Kinar, tapi masih ada hubungannya dengan pekerjaan saya sebelum menikah, yang senang bertualang ke alam, berenang, dan diving. Sampai akhirnya saya menerima ajakan seorang teman untuk menjadi guru renang bayi. Saya pikir ini sekaligus bisa menyalurkan hobi saya yang senang olahraga air.

Saya juga sedang merintis usaha bersama suami saya dan juga Kinar untuk membuat clothing merchandise yang desainnya masih berkaitan dengan kesukaan kami, yaitu kucing. Setiap batch-nya merchandise dibuat terbatas sehingga menjadi sangat eksklusif bagi pemiliknya. Kemudian sebagian hasilnya akan kami sumbangkan untuk shelter kucing.

Bagaimana Dayu menghadapi perubahan setelah menjadi seorang ibu?

Jujur tidak pernah terbayang sebelumnya kalau aku akan jadi ibu seperti apa. Dulu sebelum menikah kan aku bebas traveling, tapi setelah punya anak kan enggak bisa sebebas itu. Sempat sedih dan merasa ketinggalan dari teman-temanku yang lain, apalagi pas melihat mereka masih bisa traveling ke sana ke sini, kadang suka merasa iri juga.

Tapi, setelah aku rasakan lagi, aku bahagia banget dengan kehadiran Kinar. Jadi ternyata kebahagiaan itu bisa datang dalam bentuk yang berbeda. Dulu aku bahagia kalau bisa jalan-jalan atau traveling, sekarang ada di dekat Kinar pun aku bahagia.

Banyak orang yang suka sekali dengan konten Dayu tentang Poco dan Kinar, bagaimana perasaannya?

Senang banget. Aku enggak menyangka banyak orang yang suka dengan cerita-cerita aku tentang Poco dan Kinar. Poco membuka pintu rezeki dan banyak kesempatan terbuka lebar untuk keluarga kami. Jadi kami sangat bersyukur sekali dengan kehadiran dia di hidup kami. Karena itulah kami membuat usaha clothing merchandise karena kami ingin bisa giving back buat kucing-kucing lain yang kurang beruntung.

Manfaat apa yang dirasakan pada Kinar setelah memelihara Poco?

Bisa dibilang Kinar tumbuh bersama Poco. Selama ini Kinar ingin sekali menjadi kakak, jadi dia sangat bertanggung jawab sama Poco. Kinar yang kasih makan, ingetin untuk ke vet, dan jaga kebersihan kucingnya. Jadi tanpa disadari Kinar belajar bertanggung jawab.

Punya pet merupakan komitmen seumur hidup. Itu yang juga saya ajarkan pada Kinar. Memelihara Poco juga menumbuhkan rasa empati Kinar, bukan hanya sama binatang, tapi juga sama teman dan orang sekitarnya. Jadi memang Poco mengajarkan banyak hal buat Kinar.

Setelah banyak follower yang tahu tentang Kinar, adakah kekhawatiran dampak media sosial untuk Kinar?

Memang saat kami pergi ke luar, banyak orang yang mengenali Kinar dan sempat membuat Kinar kebingungan. Ternyata segitu impactful-nya postingan aku. Tapi, selama aku pikir apa yang aku posting memang positif, aku enggak khawatir.

Aku juga tetap menjaga privasinya Kinar, dengan enggak expose sekolahnya dan enggak pernah posting saat Kinar pakai baju yang enggak proper. Jadi aku juga berusaha mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Aku juga berusaha sebisa mungkin hanya posting keseharian yang positif yang bisa bermanfaat untuk orang lain.

Aku juga menganggap sosmedku sebagai jurnal hidupku dan berharap nanti Kinar bisa baca saat sudah dewasa nanti. Jadi dia tahu perjalanan hidupnya juga. Berharap nanti Kinar tahu bahwa aku adore dia banget dan merayakan setiap hari aku sama dia.

Bagaimana menghadapi komentar negatif dari netizen?

Aku berusaha untuk tetap mindful. Apa yang kita posting di media sosial bakal jadi konsumsi publik yang enggak bisa kita atur seperti apa responsnya. Kita niatnya posting yang baik dan inspiratif, tapi tetap tergantung pada bagaimana mereka menilai.

Aku paham bahwa apa yang aku posting ada konsekuensinya. Selama mereka tidak mengancam dan membahayakan, aku enggak apa-apa gimana pun komentar mereka. Tapi, yang komentar negatif kebanyakan memang yang enggak tahu aku dan mengenal aku seperti apa. Cuma ya, balik lagi aku paham konsekuensinya, selama komentarnya tidak membahayakan, aku enggak masalah.

Pola asuh seperti apa yang diterapkan ke Kinar?

Nah, banyak orang yang suka nanya pola asuh aku gimana. Sebenarnya aku enggak yang gimana-gimana, aku juga bukan expert. Menurutku, anak itu kan seperti spons yang mudah menyerap semuanya. Jadi dibanding nasihatin, dia akan lebih gampang meniru apa yang dia lihat setiap hari. Jadi aku berusaha untuk mencontohkan yang baik-baik aja ke dia. Harapannya dia bisa jadi anak baik seperti yang aku harapkan.

Aku ingin bisa jadi orang tua yang bisa membersamai anak hingga remaja dan dewasa, bisa jadi tempat curhat buat anak.

Ingin dikenal sebagai ibu yang seperti apa sama Kinar?

Aku ingin bisa lebih connect sama Kinar dan Kinar lebih bisa ungkapin perasaannya sama aku dan enggak segan untuk cerita. Dari sekarang aku berusaha supaya Kinar mau cerita apa pun sama aku, jadi aku pancing untuk ngobrol terus dengan santai, bukan kayak lagi diinterogasi. Aku juga sering minta pendapat dia untuk apa pun, sehingga dia lebih kritis dan terbiasa berdiskusi. Dia juga kelak bisa menerima, misalnya ada orang yang enggak setuju sama pendapat dia. Aku ingin dia pertama kali belajar hal tersebut dari keluarga. Aku berharap aku bisa membangun itu dari dia kecil.

Apa tantangan terbesar dalam membesarkan Kinar?

Kinar lahir dengan kondisi IUGR atau berat badan lahir rendah. Ekspektasi aku terhadap kondisi Kinar itu menjadi tantangan terbesar aku sebagai ibu. Aku enggak siap kalau hal buruk terjadi sama Kinar. Makanya kalau dia sakit, aku sangat parno. Lebih sakit melihat anak sakit dibandingkan aku yang sakit. Aku takut banget kehilangan dia.

Dayu juga sering cerita tentang kedekatan Kinar dengan pengasuhnya di rumah, bagaimana sih bisa membangun kepercayaan dengan pengasuh?

Bibi itu kebetulan rekomendasi dari tukang kebun aku. Aku juga melihat interaksi sehari-hari Bibi dengan Kinar. Waktu awal-awal kerja juga aku ngawasin terus di CCTV dan banyak orang ketiga yang juga melihat interaksi Bibi dengan Kinar.

Hubungan kami pun di rumah sudah enak, sudah seperti keluarga sendiri, kami makan makanan yang sama, jadi enggak ada beban dan canggung lagi. Misalnya kalau aku harus pergi kerja ninggalin Kinar, aku lebih percaya.

Bagaimana pembagian tugas dengan pengasuh Kinar di rumah?

Sebenarnya Bibi lebih banyak mengurus rumah seperti beres-beres dan memasak. Di pagi hari, Bibi menyiapkan keperluan kami. Lalu kan Kinar sekolah sampai agak sore, jadi ya udah Bibi mengerjakan pekerjaan yang ada di rumah. Kalau ada aku, ya Kinar sama aku. Tapi kami juga sering main bertiga. Dan Bibi itu seru banget kalau diajak main.

Nah, pas malam mau tidur, Kinar biasanya baca buku dulu sama aku dan itu jadi quality time kami berdua. Kehadiran Bibi tidak mengubah fungsi aku di rumah sebagai ibunya Kinar, tapi dia mendukung peran aku supaya bisa berjalan dengan baik. Jadi aku sama sekali tidak menyesali kedekatan Bibi dengan Kinar. Buat aku itu juga anugerah kalau ada orang lain yang sayang tulus dengan Kinar. (M&B/RF/Foto: Gustama Pandu/Digital Imaging: Raghamanyu Herlambang/Stylist: Gabriela Agmassini/MUA: Inez Febiola (@inezfab)/Hairdo: Winda Juniansa (@windajuniansa.artist)/Wardrobe: Mannequin (@mannequin_ind) & JAC Collections (@jaccollections)/Location: AYANA Midplaza Jakarta (@ayanajakarta))