Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Tingkatkan Literasi di Papua, Wahana Visi Indonesia Ajak Korporasi dan Pelari dalam Run for The East

Tingkatkan Literasi di Papua, Wahana Visi Indonesia Ajak Korporasi dan Pelari dalam Run for The East

Peribahasa “Buku adalah jendela dunia” bukanlah sekadar kata-kata indah. Sejak zaman prasejarah, buku ataupun karya tulis lainnya menjadi jembatan evolusi mutakhir hingga sekarang. Oleh karena itu, wajar jika keterampilan literasi menjadi kurikulum dasar yang diajarkan sejak dini. Namun sayang, faktanya masih ada banyak anak yang belum mampu menguasai keterampilan ini dengan baik.

Menurut data survey Wahana Visi Indonesia (WVI) pada tahun 2023, sekitar 30% anak kelas 3 SD di Papua (Jayapura, Biak, dan Jayawijaya) tidak bisa membaca. Dari 2.119 murid kelas 3 SD di 171 SD, hanya 58% siswa yang memiliki kemampuan membaca dengan pemahaman. Data ini tak jauh berbeda dari data yang didapatkan dari Asmat dan Wamena. Hal ini membuat Papua menjadi wilayah dengan kemampuan literasi terendah di Indonesia.

Marthen S. Sambo, Education Manager WVI, menjelaskan bahwa rata-rata siswa kelas 3 SD di Papua hanya bisa membaca 31 kata per menit. Padahal, seharusnya anak yang duduk di kelas 2 SD sudah mampu membaca 60-80 kata per menit. Dari data milik WVI, hanya sekitar 11% anak yang memiliki kemampuan membaca dengan pemahaman di Asmat. Di sana, rata-rata siswa kelas 3 SD hanya bisa membaca 5 kata per menit.

Jika diutas, penyebab masalah ini cukup kompleks. “Kendala utamanya ada di akses dan keterbatasan guru menguasai literasi,” tutur Marthen. Ia juga menyebutkan bahwa masih ada tenaga pengajar yang belum lancar membaca, sehingga tak mampu mengajarkan literasi secara komprehensif. Sarana dan prasarana membaca pun belum memadai. Tidak hanya itu, budaya tutur masyarakat Papua juga lebih kuat daripada budaya baca tulis.

wahana visi

Di samping itu, tak bisa dimungkiri bahwa Papua adalah salah satu area yang rawan konflik. Marthen mengatakan bahwa kegiatan belajar-mengajar di sekolah-sekolah Wamena juga sering ditiadakan karena ada konflik dan isu sosial. Hal ini tentunya sangat memengaruhi proses anak-anak Papua belajar dan meningkatkan kemampuan literasinya.

Selaras dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak di isu pendidikan dasar di wilayah tertinggal, WVI meluncurkan kampanye “Run for The East” (R4TE). Kampanye ini mengajak korporasi berlari bersama komunitas lari Jakarta untuk berlari sekaligus berkontribusi dalam perbaikan literasi anak-anak di Papua. R4TE sendiri adalah salah satu dari program Childhood Hope yang diluncurkan tahun lalu.

Tujuannya adalah membangun Kampung Literasi di Wamena dan Asmat, yakni mendukung ekosistem terdekat anak serta mendukung proses pembelajaran dan peningkatan literasi secara optimal. Dalam program ini, WVI berencana membangun Rumah Baca yang bisa diakses oleh anak-anak Wamena dan Asmat. Tak sampai di situ, WVI juga mengadakan training bagi para pemuka agama, petinggi desa, serta wali anak tentang pentingnya membaca dan cara mendorong keterampilan baca anak.

Hal ini dilakukan karena WVI percaya bahwa komunitas memiliki peranan penting dalam berbagai aspek perkembangan dan kesejahteraan anak, termasuk keterampilan literasi. Jadi tak hanya penyediaan fasilitas, komunitas terdekat anak juga perlu memiliki daya dorong yang positif bagi anak.

Franky Banfatin, Head of Social Impact & Sustainability WVI, menjelaskan bahwa kampanye penggalangan dana ini dijalankan mulai dari Mei hingga September 2024. R4TE menyasar setidaknya 6 korporasi sebagai Hope Ambassador untuk menempuh jarak lari minimal 5 KM bersama berbagai komunitas lari asal Jakarta. Pancious Group dan Xiaomi Indonesia adalah dua perusahaan besar yang bergabung dalam kampanye ini.

Tidak hanya mengajak Hope Ambassador berlari bersama, WVI juga menunjuk 4 sosok berpengaruh sebagai Campaign Ambassador, yaitu Chicco Jericho, Ganindra Bimo, Rino Soedarjo, dan Robert Sakti Sihombing. Masing-masing Campaign Ambassador juga membuka dompet digital untuk memfasilitasi donasi publik. “Tindakan sekecil apa pun akan sangat berarti dan berdampak bagi perbaikan literasi anak-anak di Papua,” ujar Rino Soedarjo.

Moms bisa turut berpartisipasi dalam program ini dengan berdonasi ke dompet digital para Campaign Ambassador. Kunjungi laman wahanavisi.org atau akun Instagram Wahana Visi Indonesia @wahanavisi_id untuk informasi lebih lanjut. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Wahana Visi Indonesia)