Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Sinopsis dan Pelajaran Berharga dari Film Inside Out 2

Sinopsis dan Pelajaran Berharga dari Film Inside Out 2

Disney dan Pixar baru saja meluncurkan sekuel dari film Inside Out, yakni Inside Out 2! Are you excited, Moms? Telah lama ditunggu-tunggu, film ini akhirnya tayang di Indonesia sejak 7 Juni lalu. Apakah Moms juga salah satu yang menunggu petualangan lanjutan dari Joy dan kawan-kawan?

Pasalnya, film yang sarat akan makna ini telah serius digarap selama bertahun-tahun dan diharapkan mampu membantu para orang tua serta anak-anak untuk memahami gejolak emosi yang mereka rasakan.

Kali ini, M&B telah merangkum sinopsis serta berbagai pelajaran berharga dari film Inside Out 2. Let’s check them out, Moms!

Sinopsis Inside Out 2

Setelah 2 tahun menetap di San Fransisco, kini Riley (Kensington Tallman) berusia 13 tahun. Riley yang mulai menjajaki bangku sekolah menengah atas sudah makin lihai memahami dan mengontrol berbagai emosi yang ia alami. Hal ini tak bisa dilepaskan dari kerja sama para emosi yang ia miliki, yakni Joy (Amy Poehler), Disgust (Liza Lapira), Fear (Tony Hale), Anger (Lewis Black), dan Sadness (Phyllis Smith).

Namun, keharmonisan emosi dan pribadi yang dibangun oleh Joy bersama kawan-kawan kembali runyam ketika Riley memasuki masa pubertas. Di era ini, Riley dihadapkan kepada berbagai emosi baru yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Joy dan kawan-kawan pun kaget dengan kehadiran emosi-emosi baru tersebut.

Emosi-emosi yang baru hadir di hidup Riley adalah Anxiety (Maya Hawke), Envy (Ayo Edebiri), Ennui (Adele Exarchopoulos), dan Embarrassment (Paul Walter Hauser). Meskipun para emosi baru ini hadir dengan ramah, muncul perpecahan antara emosi baru dan emosi lama tentang merumuskan pribadi baru Riley sebagai seorang remaja.

Konflik antaremosi kian menegang dan berpuncak ketika Anxiety merasa Riley perlu mengubah kepribadiannya agar dapat melebur dengan tim hoki barunya. Anxiety kemudian mengambil alih ruang mental Riley dan mengurung kawanan emosi lama. Sayangnya rencana Anxiety malah menyebabkan banyak masalah baru dalam hidup Riley.

Joy dan keempat emosi lama lainnya kemudian berusaha lepas dari kungkungan dan kembali ke ruang mental Riley. Lalu, apakah Joy bisa mengembalikan keharmonisan emosi dalam tubuh Riley? Temukan jawabannya dengan menonton film Inside Out 2 di bioskop ya, Moms!

Pelajaran berharga Inside Out 2

Film keluaran Disney dan Pixar ini tak hanya menghibur, tapi juga sarat akan pelajaran yang bisa dipetik. Pasalnya, film ini telah disiapkan serius untuk memahami emosi manusia yang dinamis. Disney bahkan mengajak beberapa psikolog, seperti Lisa Damour, untuk menjadi konsultan dalam pembuatan karakter film ini.

Berikut ini adalah beberapa pelajaran berharga yang bisa diambil dari film inside Out 2.

1. Setiap emosi memiliki tujuan

Di film ini, benak Riley terlihat sangat ramai karena dipenuhi oleh berbagai emosi. Jika sekilas melihat, hanya ada satu emosi positif di benak Riley, yakni Joy. Namun, apakah semua emosi negatif adalah hal buruk? “Semua emosi memiliki tujuannya masing-masing,” begitu tutur Dachner Keltner, penulis dan professor psikologi di University of California.

Sebagai contoh, Anxiety sebenarnya bisa membantu seseorang untuk lebih fokus, mengingat detail, serta mengantisipasi bahaya. “Emosi yang tidak nyaman membantu kita untuk lebih aman. Mereka membantu dan menuntun insting kita,” timpal Lisa Damour. Jadi, percayalah bahwa baik emosi positif dan negatif dalam diri akan membuat kita lebih “hidup”.

2. Mengasihi diri adalah cara terbaik untuk menghadapi emosi negatif

Di film ini, Riley lagi-lagi sulit menerima dan memahami berbagai emosi yang ia alami. Oleh karena itu, kita bisa belajar bahwa sangat penting untuk membuka diri dan menerima berbagai emosi yang kita alami. Dengan begitu, kita baru bisa menghadapi berbagai “efek samping” dari emosi-emosi negatif yang bermunculan.

3. Pubertas adalah proses kompleks, begitu pula dengan tahapan usia lainnya

Riley yang beranjak dewasa mengalami berbagai perubahan dalam hidupnya, baik secara internal dan eksternal. Oleh karena itu, wajar jika ia mengalami berbagai emosi baru dan tak mampu memahaminya di awal. Wajar pula jika ia kesulitan menjalani hidupnya dengan adanya berbagai perubahan tersebut.

Lalu, apa yang bisa dilakukan orang tua? Moms dan Dads bisa membantu Si Kecil dengan memberikannya ruang yang aman bagi berbagai emosinya, membantunya untuk memahami emosi-emosinya, dan mendorongnya untuk menguasai dirinya sendiri.

Meskipun begitu, berbagai tantangan yang muncul selama pubertas ini bisa muncul juga di tahapan usia dan kehidupan lain. Moms dan Dads pun tak luput dari serangan emosi dan perubahan diri, lho. Oleh karena itu, usahakan untuk selalu membuka diri terhadap berbagai hal dan emosi baru, serta sayangi diri sendiri ya, Moms! (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Disney)