Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Dongeng Sebelum Tidur yang Singkat dan Penuh Makna untuk Anak

Dongeng Sebelum Tidur yang Singkat dan Penuh Makna untuk Anak

Moms dan Dads, membacakan dongeng sebelum tidur merupakan salah satu aktivitas yang begitu dinanti Si Kecil. Aktivitas ini tak hanya sekadar membacakan teks, tapi juga bisa membangun kedekatan antara anak dan orang tua.

Selain itu, menurut sebuah penelitian yang diungkap oleh National Institute of Child Health and Human Development, membacakan dongeng sebelum tidur bisa membuat anak belajar lebih banyak hal daripada apa yang sudah ia pikirkan. Pasalnya, di dalam dongeng biasanya terdapat cerita menarik yang berisi pesan penting untuk kehidupan anak sehari-hari.

Mau membacakan dongeng untuk Si Kecil? Berikut ini dongeng sebelum tidur untuk anak yang singkat dan penuh makna buat pilihan Anda, Moms dan Dads.

1. Dongeng semut dan kepompong

Dongeng ini bercerita mengenai beberapa binatang buas dan jinak yang tinggal di hutan rindang. Pada suatu hari, hutan tersebut dilanda badai yang cukup dahsyat. Angin bertiup dengan kencang hingga daun dan ranting pohon patah. Dalam kondisi tersebut, semua hewan berlarian menyelamatkan diri, kecuali semut.

Saat badai berlangsung, semut berusaha masuk ke dalam sarangnya yang berada di dalam tanah. Namun, saat sedang berjalan, semut melihat seekor kepompong yang tergeletak di dahan daun yang patah. Seketika, semut pun mengejek kepompong “Enaknya ya jadi kepompong, terkurung dan tak bisa pergi ke mana-mana. Coba lihat aku, bisa pergi ke mana saja yang aku mau”.

Beberapa hari kemudian, semut berjalan di tanah yang penuh lumpur. Semut seperti tak sadar, kalau lumpur yang diinjak bisa menghisap tubuhnya hingga tenggelam. Semut pun mengeluarkan keluh kesahnya dengan berkata “Aduh, sulitnya berjalan di tempat becek seperti ini. Tolong! Tolong!”

Saat membutuhkan pertolongan, semut melihat seekor kupu-kupu yang sedang terbang mendekatinya. Kupu-kupu tersebut berkata “Hai semut! Aku adalah kepompong yang dahulu kau ejek. Sekarang aku sudah jadi kupu-kupu, sehingga aku bisa pergi ke mana saja dengan sayapku. Lihatlah, sekarang ini justru kau yang tak bisa ke mana-mana.”

Karena iba, kupu-kupu berusaha menolong semut yang terjebak di dalam lumpur, hingga akhirnya semut pun terbebas dari lumpur dan selamat. Setelah itu, semut mengucapkan rasa terima kasih kepada kupu-kupu. “Terima kasih atas bantuan yang sudah kamu berikan, hingga aku berhasil selamat dari lumpur,” kata semut.

Kupu-kupu menjawab dengan santai “Tidak apa-apa, memang sudah kewajiban kita untuk menolong teman yang sedang kesulitan. Lain kali, jangan sombong ya, karena setiap makhluk pasti diberi kelebihan dan kekurangan oleh Yang Maha Pencipta.”

2. Dongeng bawang merah dan bawang putih

Dahulu kala, hiduplah bawang putih yang tinggal bersama ayah, ibu tiri, dan saudara tirinya, yakni bawang merah. Tak lama berselang, ayah dari bawang putih meninggal dunia. Bawang putih pun melanjutkan hidup dengan penuh kesedihan bersama bawang merah dan ibu tirinya.

Pada suatu hari, bawang putih sedang bertugas mencuci baju di sungai. Namun, ternyata baju ibu tirinya hanyut terbawa arus sungai, hingga membuat bawang putih kebingungan. Sampai akhirnya ia bertemu seorang nenek yang mengaku telah menemukan baju tersebut. Sebelum dikembalikan, nenek itu meminta bawang putih untuk membantunya menyelesaikan pekerjaan rumah serta berjanji akan memberikannya hadiah.

Setelah bekerja, bawang putih diminta untuk memilih antara labu besar atau labu kecil sebagai hadiah. Bawang putih memilih labu kecil untuk dibawa pulang ke rumah. Setibanya di rumah, bawang putih bersama bawang merah dan ibu tirinya terkejut, karena saat dibuka, labu kecil itu berisi perhiasan.

Keesokan harinya, bawang merah pun melakukan hal yang sama seperti bawang putih. Ia berpura-pura menghanyutkan pakaian dan bertemu dengan nenek yang sama. Setelah membantu nenek itu, bawang merah juga mendapat hadiah dan memilih labu berukuran besar. Namun, saat tiba di rumah, labu besar tersebut justru berisi ular.

Bawang merah dan ibunya pun merasa bahwa hal tersebut merupakan teguran dari Tuhan, karena sudah berbuat tidak baik terhadap bawang putih. Keduanya juga sadar bahwa bersikap serakah justru bisa mendatangkan bencana.

3. Dongeng anak beruang dan lebah

Dongeng ini bercerita tentang seekor anak beruang yang tinggal di hutan. Suatu hari, anak beruang tersebut tengah menjelajahi hutan untuk mencari buah-buahan. Di tengah jalan, ia menemukan pohon tumbang yang di dalamnya terdapat sarang lebah serta menyimpan sejumlah madu.

Anak beruang kemudian berusaha mencari tahu apakah di dalam pohon tumbang tersebut terdapat lebah. Di saat yang bersamaan, lebah-lebah kecil mulai pulang ke sarangnya dan membawa banyak madu. Lebah tersebut seperti mengetahui niat buruk anak beruang, hingga akhirnya mereka menghujaninya dengan sengatan-sengatan kecil.

Seketika, anak beruang menjadi marah dan menghancurkan sarang lebah tersebut. Namun, hal ini malah membuat para lebah di dalam sarang keluar dan menyerang balik anak beruang. Anak beruang pun segera berlari ke arah sungai untuk menyelamatkan diri. Di saat itu juga ia menyadari bahwa menahan diri jauh lebih bijaksana daripada melampiaskan emosi yang berujung kepada bencana. (M&B/Ayu/SW/Foto: Freepik)