Hamil dan menopause memiliki banyak tanda yang serupa. Untuk perempuan yang berusia 40 tahun ke atas, memahami perbedaan hamil dan menopause bisa jadi lebih sulit. Memahami perbedaan ciri hamil dan menopause akan membantu Anda menemukan apa yang sedang Anda alami.
Ada banyak gejala yang bisa terjadi saat hamil atau menopause. Tanda kehamilan bisa saja berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Begitu pula dengan tanda menopause yang bisa saja berbeda pada setiap perempuan.
Ciri-ciri hamil yang tidak terjadi pada menopause
Berikut ini beberapa ciri-ciri hamil yang khas dan tidak terjadi saat menopause, seperti dilansir dari Healthline.
1. Payudara bengkak dan sensitif
Saat di awal kehamilan, payudara Anda mungkin akan terasa lebih lembut, padat, dan kadang terasa lebih nyeri. Seiring kemampuan tubuh untuk menyesuaikan dengan perubahan hormon yang terjadi, ketidaknyamanan tersebut perlahan akan menghilang.
2. Mual dengan atau tanpa muntah
Morning sickness merupakan gejala umum yang banyak dialami di trimester pertama kehamilan. Meskipun dikenal dengan sebutan morning sickness, mual muntah bisa saja terjadi sepanjang hari. Meskipun begitu, beberapa perempuan ada yang tidak pernah mengalami mual muntah sepanjang kehamilan.
3. Konstipasi
Perubahan tubuh sepanjang kehamilan bisa saja membuat pencernaan menjadi lebih lambat. Hal ini dapat menyebabkan konstipasi. Konstipasi bisa saja dialami siapa pun, tapi ini bukan gejala yang umum dialami saat menopause.
4. Sensitif terhadap makanan tertentu
Indra perasa Anda juga bisa saja berubah sepanjang kehamilan, Moms. Anda mungkin sama sekali tidak menyukai makanan yang selama ini Anda sukai, atau sebaliknya, justru mulai mengonsumsi makanan yang selama ini tidak Anda sukai. Anda juga bisa menjadi sakit setelah mengonsumsi makanan tertentu atau bahkan saat mencium aromanya saja.
Ciri-ciri menopause yang tidak terjadi saat hamil
1. Kehilangan massa tulang
Kadar esterogen yang menurun saat perimenopause dan menopause bisa menyebabkan tulang kehilangan kepadatannya. Hal ini membuat Anda berisiko mengalami osteoporosis. Nah, hal ini tidak terjadi saat Anda hamil.
2. Penurunan kesuburan
Ovulasi menjadi tidak teratur selama periode perimenopause, yang akan menurunkan peluang Anda untuk mendapatkan kehamilan, meskipun Anda tetap bisa hamil selama masih menstruasi.
3. Vagina terasa kering
Vagina Anda mungkin akan kehilangan pelumas dan elastisitasnya karena kadar esterogen Anda mengalami penurunan. Kondisi ini sering kali membuat hubungan seks terasa lebih menyakitkan dan bisa menyebabkan pendarahan ringan setelah berhubungan seks.
4. Perubahan kolesterol dan peningkatan risiko penyakit jantung
Hilangnya esterogen dapat menyebabkan peningkatan kolesterol LDL atau yang sering disebut sebagai kolesterol jahat. Hal ini juga dapat menyebabkan penurunan kolesterol baik atau HDL. Inilah yang kemudian bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.
Gejala yang terjadi saat hamil dan menopause
Selain menstruasi yang berhenti, menopause dan kehamilan memiliki beberapa gejala yang sama, yaitu:
1. Kelelahan dan masalah tidur
Kelelahan dan masalah tidur bisa terjadi, baik saat hamil maupun di masa menopause. Di masa kehamilan, kelelahan disebabkan oleh melonjaknya kadar progesteron yang menyebabkan Anda mengantuk. Sementara pada perempuan yang mengalami perimenopause hingga menopause, mereka sering kali mengalami kesulitan tidur sehingga menyebabkan mudah kelelahan.
2. Perubahan suasana hati
Perubahan hormon di masa kehamilan dan menopause menyebabkan perubahan suasana hati. Saat hamil, perubahan suasana hati bisa menyebabkan Anda menjadi sangat emosional dan mudah menangis. Sementara pada menopause, hal tersebut bisa menyebabkan Anda murung, mudah tersinggung, atau peningkatan risiko depresi.
3. Sakit kepala
Sakit kepala terjadi saat hamil dan menopause. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon. Gejala sakit kepala ini juga bisa menyebabkan susah tidur, stres, dan dehidrasi.
4. Sering buang air kecil
Anda mungkin merasa lebih sering buang air kecil selama kehamilan. Ini karena peningkatan darah menyebabkan ginjal memproses lebih banyak cairan, yang berakhir di kandung kemih. Sementara saat menopause, hilangnya tonus jaringan dapat menyebabkan Anda kehilangan kendali atas kandung kemih hingga menyebabkan Anda sulit menahan buang air kecil.
5. Hot flashes
Hot flashes dan berkeringat di malam hari umum terjadi pada perempuan menopause, tapi ini juga bisa terjadi saat hamil. Masalah ini juga menyebabkan Moms mandi keringat dan wajah Anda memerah. Ini juga kerap membuat Anda terbangun di malam hari dan berakhir jadi kelelahan. (M&B/RF/Foto: Partystock/Freepik)