Moms, pernah mendengar istilah terrible two? Ya, istilah ini biasanya ditujukan untuk Si Kecil yang lagi bertingkah “seru-serunya” memasuki usia 2 tahun.
Bukan hanya tingkah laku Si Kecil yang seru. Di usia 2 tahun ini anak juga bisa lebih sering mengalami tantrum, lho!
Tantrum adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ekspresi emosi anak yang dimanifestasikan dalam beberapa cara, mulai dari menangis keras, berguling di lantai, hingga melempar benda. Pada umumnya, tantrum akan mulai sering terjadi saat anak memasuki usia sekitar 18 bulan. Frekuensi tantrum biasanya akan berkurang saat Si Kecil sudah lebih mahir berkomunikasi.
“Bagi anak-anak usia 1-2 tahun, tantrum biasanya hasil dari usaha mereka untuk berkomunikasi guna mendapatkan susu, ganti popok, atau sekadar menginginkan mainan, tapi tidak memiliki kemampuan berbahasa untuk mengungkapkannya,” jelas Ray Levy, PhD, psikolog klinis sekaligus penulis buku Try and Make Me! Simple Strategies That Turn Off the Tantrums and Create Cooperation, seperti dilansir dari Parents.
Sedangkan bagi anak usia 3 atau 4 tahun, tantrum cenderung lebih disebabkan keinginan untuk berkuasa. “Di usia tersebut, anak-anak mulai memiliki ‘kekuasaan’. Mereka mulai menyadari apa kebutuhan dan keinginannya serta ingin menegaskan hal itu,” kata Levy.
Cara menghadapi tantrum pada anak usia 2 tahun
Menangani anak yang tantrum tentunya menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi setiap orang tua. Rasa panik atau malu saat anaknya tantrum, terutama di tempat umum, biasanya membuat Moms dan Dads kesulitan untuk mengatasi luapan emosi Si Kecil. Namun, ada beberapa cara jitu untuk menghadapi anak yang lagi tantrum, yaitu:
1. Bersikap tenang
Saat anak mulai menangis, berteriak, atau berguling di lantai, pastikan Moms tidak langsung panik. Cobalah untuk tetap bersikap tenang. Amati sikap Si Kecil, dekati ia secara perlahan dan cobalah untuk mulai berbicara pelan-pelan. Jika memungkinan, ajak Si Kecil ke tempat yang lebih tenang atau sepi.
Satu hal yang perlu diingat, berbicaralah kepada Si Kecil dengan nada pelan dan tenang. Jangan berteriak dan membentak, karena hal itu justru akan membuat tantrumnya makin menjadi-jadi.
2. Cari tahu penyebab tantrum
Tantrum pada anak usia 2 tahun biasanya disebabkan oleh hal-hal seperti lelah, mengantuk, lapar, atau sekadar cemburu dan ingin mendapatkan perhatian. Moms bisa bertanya pelan-pelan apa yang dirasakan anak. Dengan begitu, Anda akan mengetahui apa sebenarnya yang dibutuhkan Si Kecil.
3. Menerima tantrum
Ya, menerima fakta anak sedang tantrum memang terkadang sulit. Namun, sebagai orang dewasa, Anda bisa meregulasi emosi lebih baik ketimbang anak-anak. Oleh sebab itu, sadari bahwa anak tidak bisa mengontrol emosi dengan baik dan Moms perlu membantunya untuk memahami emosi tersebut.
4. Mengalihkan perhatian
Mengutip NHS, Moms juga bisa mencoba mengalihkan perhatian anak guna meredam tantrumnya. Moms bisa menunjukkan gambar-gambar kesukaan Si Kecil di buku atau Anda bisa juga menunjukkan hewan yang kebetulan lewat, seperti kucing atau kupu-kupu.
5. Menunggu
Terkadang cara terbaik untuk meredakan tantrum pada anak usia 2 tahun adalah menunggu hingga tantrum tersebut berakhir. Untuk sementara waktu, biarkan Si Kecil menangis dan berteriak hingga emosinya mereda.
6. Jangan plin-plan
Anak juga bisa tantrum karena menginginkan sesuatu, mulai dari makanan, es krim, atau mainan. Jika memang Anda sudah menyatakan untuk tidak memenuhi keinginannya, maka pertahankan keputusan tersebut. Jangan plin-plan dengan memberikan apa yang diinginkan anak setelah tantrumnya berhenti. Pasalnya, anak akan beranggapan bahwa tantrum merupakan cara untuk mendapatkan keinginannya dan ia akan mengulanginya di kemudian hari. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)