Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Mom of the Month: dr. Nisa Fathoni, Sp.OG, IBCLC

Mom of the Month: dr. Nisa Fathoni, Sp.OG, IBCLC

Menjadi seorang dokter spesialis obgyn sejak tahun 2017, dr. Nisa Fathoni, Sp.OG, IBCLC sering membantu perencanaan kehamilan hingga proses melahirkan. Selain menjadi seorang dokter spesialis obgyn yang terkenal, dr. Nisa juga merupakan ibu dari tiga orang anak dan aktif sebagai ibu Persit.

Dokter Nisa Fathoni, Sp.OG, IBCLC merupakan Dokter Spesialis dan Konsultan Laktasi di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Brawijaya Hospital Saharjo, Jakarta Selatan. Selain itu, dr. Nisa juga menjadi ibu dari tiga orang anak. Bukan hal yang mudah untuk dr. Nisa untuk menjalankan semua perannya. Namun, menjalankan banyak peran ini justru memberikan kebahagiaan tersendiri bagi dirinya.

Seperti apa perjalanan kehidupan dr. Nisa sebagai dokter spesialis obgyn, ibu dari tiga orang anak, dan aktif sebagai ibu Persit? Yuk, simak wawancara eksklusif M&B dengan dr. Nisa Fathoni, Sp.OG, IBCLC yang menjadi Mom of the Month Agustus 2024!

Buat aku, membantu dan menyaksikan kelahiran adalah hal yang membahagiakan, bahkan mendampingi pasangan suami istri mulai dari perencanaan hamil hingga proses melahirkan.

Sejak kapan dr. Nisa memulai karier menjadi seorang dokter spesialis obgyn?

Jadi, aku masuk kuliah kedokteran pada 2002 dan lulus pada 2008. Kemudian, pada 2013, aku melanjutkan studi spesialis obgyn dan selesai pada 2017. Nah, setelah itu aku mulai karierku sebagai spesialis obgyn.

Kenapa Anda memilih menjadi dokter spesialis obgyn?

Yang membuat aku ingin menjadi dokter spesialis obgyn pertama adalah papaku. Jadi, papaku seorang dokter spesialis jantung dan aku sering diajak ikut ke rumah sakit. Nah, di sana aku lihat dokter-dokter obgyn tuh, enak banget, ada di setiap momen-momen penuh harapan.

Buat aku, membantu dan menyaksikan kelahiran adalah hal yang membahagiakan, bahkan mendampingi pasangan suami istri mulai dari perencanaan hamil hingga proses melahirkan. Selain itu, saat aku masih menjalani masa koas (koasistensi), menurut aku adalah touching time banget buat aku, apalagi ketika mengantarkan bayi ke ibu dan bapaknya. Itu rasanya aku ikut merasakan kebahagiaan orang lain.

Sebagai dokter spesialis obgyn, tentu punya banyak tantangan. Buat dr. Nisa sendiri, apa tantangan terberat selama menjadi dokter spesialis obgyn?

Tantangan yang paling sulit buat aku adalah membagi waktu. Aku sampai punya catatan perkiraan persalinan pasienku, walaupun kadang-kadang ada yang mendadak di luar jadwal. Selain itu, aku harus membagi waktu supaya tetap ada untuk suami dan anak-anakku. Aku juga aktif sebagai ibu Persit. Jadi, suamiku sudah pasti membutuhkan aku untuk mendampinginya.

Alasan utama aku membuat konten-konten di TikTok dan Instagram adalah supaya pasien dengan kasus tertentu bisa mendapatkan edukasi yang lengkap dan juga sebagai antisipasi.

Anda juga menyandang gelar IBCLC, yang berarti konselor laktasi. Kenapa pada akhirnya tertarik di bidang ini?

Nah, ini berawal dari pengalamanku saat menyusui anak pertamaku yang buat aku agak challenging. Setelah itu aku ikut pelatihan konselor laktasi. Sekali dua kali ikutan, lama-lama aku berpikir ini ilmu yang berharga banget dan sayang aja kalau tidak dilanjutkan. Aku juga bisa sharing ke ibu-ibu lain yang sedang mengalami masalah menyusui.

Anda terkenal sebagai dokter yang sering sharing pengetahuan informatif di TikTok dan Instagram. Awalnya, apa alasan Anda membuat konten-konten tersebut?

Alasan utama aku membuat konten-konten di TikTok dan Instagram adalah supaya pasien dengan kasus tertentu bisa mendapatkan edukasi yang lengkap. Kemudian, sebagai antisipasi agar mereka yang tidak mengalami kondisi tersebut, jangan sampai mengalaminya.

Anda sempat mengatakan bahwa hal tersulit adalah membagi waktu. Bagaimana Anda membagi waktu antara pasien dan keluarga?

Jadwal praktikku udah pasti disesuaikan dengan jadwal aktivitas keluarga. Jadi, saat aku berangkat, anak-anak juga melakukan aktivitas mereka, seperti sekolah, les, dan lain-lain. Nah, saat mereka sudah di rumah, aku juga sudah di rumah.

Kalau untuk suamiku, kegiatan sebagai ibu Persit terkadang sesuai dengan waktu-waktu libur aku. Tapi, kalau ada acara Persit yang mendadak, biasanya aku akan sesuaikan lagi dengan jadwalku di poliklinik. Kebetulan kedua rumah sakit tempat aku bekerja cukup fleksibel juga, apalagi jika menyangkut keluarga.

Jadwal praktikku udah pasti disesuaikan dengan jadwal aktivitas keluarga. Jadi, saat aku berangkat, anak-anak juga melakukan aktivitas mereka. Saat mereka sudah di rumah, aku juga sudah di rumah.

Apa yang ingin Anda sampaikan untuk para calon orang tua, sebagai seorang dokter dan juga seorang ibu?

Jadi, intinya kalau mau menikah dan punya anak, kita harus benar-benar komit, apalagi untuk kita yang memiliki multiperan, jadi ibu iya, jadi istri iya, dan menjalankan karier juga. Nah, dari kita sendiri juga harus bertekad, bagaimana anak kita bisa berkembang menjadi penerus bangsa yang baik.

(M&B/Gianti Puteri/SW/Foto: Gustama Pandu/Digital Imaging: Raghamanyu Herlambang/Fashion Stylist: Gabriela Agmassini/MUA: Rezy Andriati (@rezy.andria)/Hijab Stylist: Rezkya Maulidina Ridwan (@rezkyaamr)/Wardrobe: Nabo Official (@nabo_official)/Location: Brawijaya Hospital Saharjo (@brawijayahospitalsaharjo).