Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Kapan Ibu Hamil Perlu Melakukan Skrining Status Gizi?

Kapan Ibu Hamil Perlu Melakukan Skrining Status Gizi?

Masa kehamilan adalah masa yang rentan bagi seorang wanita. Pemeriksaan berkala perlu dilakukan agar kesehatan bumil dan janin di dalam kandungan tetap terjaga di masa kehamilan.

Salah satu pemeriksaan yang wajib dilakukan ibu hamil adalah skrining status gizi. Pemeriksaan status gizi bisa meliputi pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan RI, LILA hanya dilakukan satu kali pada trimester pertama guna mengetahui status gizi ibu hamil. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm, maka bumil dianggap berisiko mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK).

Bumil yang mengalami KEK bisa meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Itulah sebabnya, Moms perlu mencukupi asupan gizi sebelum dan selama kehamilan.

Perlu diketahui, kecukupan nutrisi bumil penting, karena:

1. Status gizi ibu sebelum dan selama hamil akan memengaruhi pertumbuhan janin yang dikandung.

2. Kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.

3. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi.

4. Kebutuhan energi pada trimester 1 meningkat secara minimal.

5. Energi tambahan selama trimester 2 diperlukan untuk pemekaran jaringan bumil, seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta penumpukan lemak.

6. Selama trimester 3, energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.

Nutrisi yang diperlukan ibu hamil

Apabila skrining status gizi ibu hamil dianggap kurang baik, maka bumil disarankan untuk segera memastikan kecukupan nutrisinya. Beberapa nutrisi memegang peranan penting selama masa kehamilan, seperti:

1. Folat dan asam folat

Folat adalah vitamin B yang berperan penting dalam mencegah cacat tabung saraf pada bayi, yaitu kelainan serius pada otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan asam folat adalah bentuk sintetis folat yang dapat ditemukan dalam suplemen dan makanan bergizi. Sebagai catatan, suplemen asam folat sudah terbukti mampu menurunkan risiko kelahiran prematur. American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG) merekomendasikan seorang wanita untuk mengonsumsi 600-800 mikrogram folat selama masa kehamilan.

2. Kalsium

Peran kalsium bagi bumil juga tak kalah penting. Kalsium diperlukan untuk membentuk tulang dan gigi bayi yang kuat. Selain itu, kalsium membantu sistem peredaran darah, otot, dan saraf bumil agar bisa berfungsi dengan normal. Bumil butuh 1.000 miligram kalsium yang bisa dibagi menjadi dua dosis per hari.

3.  Vitamin D

Vitamin D membantu membangun tulang dan gigi bayi yang kuat. Bumil perlu asupan vitamin D sebanyak 600 unit internasional (UI) per hari.

4. Protein

Pemenuhan protein wajib bagi bumil untuk memastikan pertumbuhan yang baik dari jaringan dan organ bayi, termasuk otak. Selain itu, protein membantu pertumbuhan jaringan payudara dan rahim bumil. Protein juga berperan dalam meningkatkan suplai darah bumil sehingga memungkinkan untuk mengirimkan lebih banyak darah ke bayi.

Kebutuhan protein bumil akan meningkat tiap trimester. Umumnya, bumil perlu mengonsumsi 70-100 gram protein setiap hari, tergantung berat badan dan usia kehamilan.

5. Zat besi

Wanita membutuhkan asupan zat besi dua kali lipat di masa kehamilan. Pasalnya, tubuh bumil membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen. Selain itu, zat besi juga dibutuhkan untuk menghasilkan lebih banyak darah agar bisa memasok oksigen ke bayi.

Apabila bumil tidak mendapatkan asupan zat besi yang cukup, ia akan mengalami anemia defisiensi besi yang bisa menyebabkannya jadi mudah lelah. Anemia defisiensi besi yang parah di masa kehamilan juga meningkatkan risiko kelahiran prematur, bayi terlahir dengan berat badan yang rendah, dan depresi postpartum.

Pemeriksaan lengkap

Secara keseluruhan, bumil perlu melakukan pemeriksaan lengkap meliputi:

1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan

2. Pengukuran tekanan darah

3. Penilaian status gizi (pengukuran lingkar lengan atas)

4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)

5. Pemeriksaan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6. Skrining status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus difteri (Td) bila diperlukan

7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet di masa kehamilan

8. Pemeriksaan tes laboratorium, seperti tes kehamilan, kadar hemoglobin, golongan darah, dan lain-lain, sesuai anjuran dokter

9.  Tata laksana/penanganan kasus sesuai kewenangan

10. Konseling atau temu wicara. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)