Tak sedikit orang yang menganggap bahwa vaksinasi dan imunisasi merupakan hal yang sama. Padahal, keduanya memiliki makna yang berbeda, lho, Moms!
Bukan tanpa alasan orang menganggap vaksinasi dan imunisasi sebagai hal yang sama. Pasalnya, keduanya memang memiliki manfaat yang sama, yaitu meningkatkan sistem imun tubuh serta mencegah penyakit. Meskipun begitu, vaksinasi dan imunisasi adalah dua hal yang berbeda. Berikut penjelasannya, Moms.
Baca juga: Ini Jadwal Imunisasi Bayi 0-24 Bulan Terbaru Rekomendasi Kemenkes
Vaksinasi
Perbedaan vaksinasi dan imunisasi terletak pada pengertiannya. Dikutip dari laman Siloam Hospitals, vaksinasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh seseorang dengan cara disuntikkan atau diteteskan ke mulut, seperti vaksin polio.
Vaksinasi dikategorikan sebagai imunisasi aktif sebagai upaya untuk memicu tubuh mengeluarkan antibodi terhadap penyakit tertentu. Tujuan utama diberikan vaksin adalah menciptakan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu dengan meningkatkan produksi antibodi di dalam tubuh, sehingga orang tersebut bisa terlindungi dari serangan penyakit.
Setelah dilakukan vaksinasi, maka komponen dari vaksin akan memicu sistem imun tubuh untuk membentuk kekebalan (antibodi) agar bersiap melawan infeksi tertentu di kemudian hari. Berbagai komponen kuman penyebab penyakit yang bisa dibentuk menjadi vaksin adalah sebagai berikut:
- Kuman hidup yang sudah dilemahkan, seperti vaksin MMR yang digunakan untuk mencegah penyakit campak, gondongan, dan rubella
- Kuman yang tidak hidup atau tidak aktif, seperti vaksin polio
- Salah satu bagian kuman, seperti vaksin HPV
- Racun yang dihasilkan oleh kuman, seperti vaksin tetanus difteri (TD).
Vaksinasi bekerja dengan merangsang terciptanya antibodi di dalam tubuh. Vaksinasi dapat diberikan melalui beberapa metode, yaitu lewat suntikan atau oral (diteteskan ke mulut). Sebagian vaksin mungkin hanya diberikan sekali seumur hidup. Namun, ada juga vaksin yang pemberiannya perlu diulang 2-3 kali atau bahkan beberapa tahun sekali, hingga kekebalan tubuh terbentuk dengan sempurna.
Vaksin dapat diberikan kepada anak-anak, remaja, atau bahkan orang dewasa. Di Indonesia, setidaknya ada 5 vaksin yang wajib diberikan sebagai bagian dari imunisasi dasar lengkap untuk anak, yakni vaksin hepatitis B, vaksin polio, vaksin BCG, vaksin DTP, dan vaksin campak. Sementara, vaksin yang direkomendasikan meliputi vaksin hepatitis A, MMR, tifoid, influenza, varisel, HPV, dan rotavirus.
Baca juga: Jenis-jenis Imunisasi yang Dianjurkan untuk Ibu Hamil
Imunisasi
Imunisasi adalah suatu proses di dalam tubuh agar seseorang mempunyai kekebalan terhadap infeksi atau penyakit tertentu. Imunisasi terbagi dua jenis, yaitu imunisasi aktif dan pasif.
Imunisasi aktif adalah cara untuk memicu tubuh menghasilkan antibodi terhadap penyakit tertentu, salah satunya melalui vaksinasi. Di sisi lain, imunisasi pasif artinya tubuh tidak diberi “pancingan” untuk menghasilkan antibodi, melainkan langsung diberikan suatu antibodi spesifik sehingga segera terbentuk proteksi atau perlindungan.
Imunisasi pasif yang diperoleh secara alami adalah transfer antibodi (imunoglobulin G) dari ibu ke janin pada kehamilan trimester ketiga melalui plasenta atau transfer antibodi (imunoglobulin A) melalui kolostrum. Contoh imunisasi pasif yang diperoleh secara buatan adalah pemberian HBIg (hepatitis B immunoglobuline) pada bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif. Imunisasi aktif bisa bertahan lebih lama dibandingkan imuniasi pasif, yaitu hingga seumur hidup, sedangkan, imunisasi pasif hanya bertahan dalam hitungan beberapa minggu hingga bulan. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)