Selama ini, Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah disabilitas. Ini merupakan kondisi saat seseorang memiliki keterbatasan atau gangguan pada fungsi tubuh, sehingga aktivitas sehari-hari menjadi kurang optimal.
Jenis disabilitas fisik ada beragam, Moms, mulai dari kelumpuhan, gangguan fungsi organ, gangguan mobilitas, hingga amputasi anggota tubuh.
Sebagai makhluk sosial, kita tentu perlu saling memahami, terutama dengan mereka yang menyandang disabilitas. Hal ini juga perlu kita ajarkan kepada anak, agar di lingkungan sosial mereka bisa saling menghargai satu sama lain. Agar dapat mengedukasi anak tentang penyandang disabilitas, berikut ini macam-macam disabilitas dan pengertiannya yang perlu Anda ketahui.
1. Tunadaksa
Tunadaksa merupakan orang yang mengalami gangguan gerak. Disabilitas ini disebabkan oleh adanya kelainan pada sistem saraf, otot, dan struktur tulang. Dengan kata lain, mereka yang menyandang tunadaksa memiliki anggota tubuh yang tidak sempurna.
Keterbatasan yang dimiliki membuat penyandang tunadaksa terkendala dalam melakukan aktivitas secara mandiri, misalnya untuk berjalan, duduk, berdiri, serta makan dan minum.
Ada beberapa karakteristik penyandang tunadaksa yang perlu diketahui, yakni:
- Tunadaksa dengan kelainan sistem saraf pusat umumnya memiliki tingkat kecerdasan atau IQ yang lebih rendah
- Mudah tersinggung, malu, rendah diri, atau kerap frustrasi karena menganggap dirinya cacat dan hanya menjadi beban bagi orang lain
- Terkadang penyandang tunadaksa menunjukkan tanda-tanda hiperaktif (terlalu aktif) atau hipoaktif (terlalu pasif).
2. Tunanetra
Disabilitas yang berikutnya adalah tunanetra atau buta, yaitu kondisi saat seseorang mengalami gangguan dalam penglihatan. Ada dua jenis tunanetra yakni tunanetra buta total (blind) dan tuna netra low vision (kurang awas).
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ada sejumlah ciri-ciri umum yang dimiliki penyandang tunanetra, yakni:
- Ketajaman penglihatan berkurang dari ketajaman penglihatan yang dimiliki orang pada umumnya
- Terjadi kekeruhan pada lensa mata atau terdapat cairan tertentu pada mata
- Posisi mata sulit dikendalikan oleh saraf otak
- Mengalami kerusakan pada susunan saraf otak yang berhubungan dengan penglihatan.
3. Tunarungu
Tuna disabilitas berikutnya adalah tunarungu atau tuli. Orang yang mengalami tunarungu memiliki hambatan dalam pendengaran, baik permanen maupun tidak permanen.
Tunarungu bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti keturunan, anak yang lahir dari ibu penderita rubella, infeksi saat persalinan, meningitis atau radang selaput otak, radang pada telinga tengah, serta cedera akibat kecelakaan.
Karena indra pendengaran yang terhambat, biasanya penyandang tunarungu juga mengalami hambatan dalam berbicara.
4. Tunawicara
Terakhir ada tunawicara atau bisu, yaitu kondisi di mana seseorang sulit untuk mengungkapkan pikiran melalui bahasa verbal atau berbicara. Kondisi ini membuat apa yang disampaikan tunawicara menjadi sulit dipahami oleh lawan bicaranya.
Tunawicara dipicu oleh terhambatnya pertumbuhan janin saat masih di dalam kandungan, Moms. Selain itu, masalah kesehatan ini bisa terjadi pada anak yang mengalami gangguan spektrum autisme (ASD), disleksia, cerebral palsy (lumpuh otak), dan kehilangan pendengaran.
Gejalanya baru bisa diketahui saat seorang anak sudah lahir, seperti:
- Sering mengulang kata atau memperpanjang suara saat berbicara
- Selalu berusaha berbicara, sampai suara serak
- Sering menata ulang suku kata karena kesulitan berbicara
- Mengalami kesulitan saat mengucapkan kata-kata dengan benar.
Itulah macam-macam tuna disabilitas dan pengertiannya yang perlu Anda ketahui dan bisa ajarkan kepada anak agar di lingkungan sosial mereka bisa saling menghargai satu sama lain. (M&B/Ayu/RF/Foto: Freepik)