Posisi menyusui yang tepat adalah kunci keberhasilan dalam memberikan ASI. Posisi yang baik bisa mengurangi risiko masalah menyusui, seperti puting lecet dan mastitis. Untuk Si Kecil, posisi menyusui juga bisa mendorongnya menyusu dengan efektif, sehingga memaksimalkan asupan nutrisi.
Ketika posisi menyusui tidak tepat, bayi mungkin merasa tidak nyaman, yang bisa menyebabkan ia rewel dan sulit menyusu. Posisi yang salah juga bisa menyebabkan bayi tersedak, seperti saat posisi kepala bayi terlalu rendah dibandingkan payudara ibu. Hal ini dapat menyebabkan ASI mengalir terlalu cepat ke mulut Si Kecil, sehingga ia kesulitan menelan dengan benar.
Posisi badan bayi yang terlalu datar juga bisa menyebabkan masalah serupa. Faktor lain seperti bayi yang kelaparan atau inkompetensi isapan (ketidakmampuan bayi untuk mengisap dengan benar) juga bisa menyebabkan bayi tersedak saat menyusu.
Coba 3 posisi menyusui berikut ini, Moms!
Untuk mencegah bayi tersedak saat menyusu, kunci utamanya adalah dengan memastikan posisi kepala dan badan bayi sejajar dengan payudara. Posisi ini akan memastikan aliran ASI lancar dan membantu mengatur napas dengan benar.
Selain itu, Moms bisa mencoba beberapa posisi menyusui tepat berikut ini agar Si Kecil tidak tersedak.
1. Posisi laid-back
Laid-back breastfeeding atau biological nurturing merupakan cara alami dan santai untuk memberikan ASI. Posisi ini memungkinkan Moms menyusui sambil berbaring dalam posisi setengah duduk dengan memanfaatkan gravitasi agar aliran ASI tidak terlalu deras.
Posisi laid-back juga memungkinkan bayi untuk mengontrol proses menyusu dengan lebih baik, karena bayi menggunakan naluri alaminya untuk menemukan payudara dan memulai menyusui. Posisi ini juga sangat efektif untuk bayi baru lahir yang masih belajar menyusui dengan baik.
Saat mempraktikan posisi ini, Moms dapat menggunakan bantal sebagai dukungan tambahan, yang memungkinkan Anda untuk bersantai dan menikmati momen menyusui.
2. Posisi football hold
Saat mempraktikkan posisi ini, tempatkan bayi di samping dengan tubuhnya di bawah lengan Anda, mirip dengan posisi memegang bola sepak. Posisi ini mungkin membutuhkan penggunaan bantal menyusui untuk dukungan ekstra. Posisi ini akan memberikan Moms lebih banyak kontrol atas posisi kepala bayi, sehingga bisa membantu mengatur laju aliran ASI.
Buat Moms yang menjalani operasi caesar, posisi ini bisa memberikan ruang lebih buat Anda, karena tekanan pada perut bagian depan dapat diminimalisir. Ini juga menjadi solusi jika Moms memiliki payudara besar, karena posisi ini memberikan lebih banyak akses dan visibilitas.
3. Posisi koala
Ketika bayi makin bertumbuh dan jadi lebih aktif, Moms bisa menggunakan posisi koala saat menyusui untuk menghindari kemungkinan ia tersedak. Dalam posisi ini, Si Kecil duduk tegak di pangkuan Anda dan menghadap Anda dengan kaki di sekitar pinggul Moms. Posisi ini memungkinkan bayi untuk mengendalikan aliran ASI dengan lebih baik dan memberinya kebebasan untuk bergerak.
Posisi koala ini juga bermanfaat untuk Si Kecil yang punya refluks atau kesulitan bernapas saat menyusu. Duduk tegak membantu mengurangi risiko tersedak dan memungkinkan gravitasi membantu pencernaan. Buat Moms, posisi ini memungkinkan lebih banyak interaksi tatap muka dengan bayi Anda dan memperkuat bonding.
4. Posisi cross-cradle
Posisi menyusui lainnya yang bisa Moms coba adalah cross-cradle. Pada posisi ini, Moms memegang bayi dengan lengan yang berlawanan dengan payudara yang digunakan. Misalnya, jika Moms menyusui dengan payudara kanan, bayi dipegang dengan lengan kiri. Posisi ini memungkinkan Anda untuk memberikan lebih banyak dukungan pada kepala dan leher bayi menggunakan tangan yang dominan.
Cross-cradle sering disarankan untuk ibu baru atau bayi yang mengalami kesulitan menyusu. Kontrol tambahan yang diberikan oleh posisi ini memungkinkan Moms untuk memandu kepala bayi lebih dekat ke payudara, memastikan perlekatannya baik.
Nah, Moms bisa mencoba 4 posisi ini untuk mencegah Si Kecil tersedak saat menyusu. Bila Anda masih bingung tentang bagaimana menempatkan bayi di posisi yang tepat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan konselor laktasi atau tenaga medis. (M&B/Vonda Nabilla/SW/Foto: Yanalya/Freepik)