Air ketuban mempunyai peranan penting selama masa kehamilan. Mengutip laman Siloam Hospitals, air ketuban atau cairan amnion adalah cairan yang terdapat di dalam kantong ketuban yang mengelilingi janin selama masa kehamilan. Kantong ketuban umumnya akan terbentuk 12 hari setelah terjadinya fertilisasi (pembuahan) dan terdiri dari dua membran, yaitu amnion dan korion (chorion).
Air ketuban sendiri memiliki fungsi vital bagi janin di masa kehamilan, yaitu:
- Melindungi janin: Melindungi bayi dari guncangan dan benturan.
- Memungkinkan gerakan bebas: Membantu perkembangan otot dan tulang bayi dengan memberi ruang untuk bergerak.
- Mengatur suhu: Menjaga suhu yang stabil sehingga bayi tetap hangat.
- Mendukung pertumbuhan paru-paru: Cairan ini juga berperan dalam perkembangan paru-paru bayi.
Mengingat betapa penting manfaatnya, maka volume air ketuban harus stabil selama masa kehamilan. Jika terjadi pengurangan air ketuban, ibu hamil harus segera berkonsultasi dengan dokter.
Meskipun begitu, kondisi tertentu bisa menyebabkan air ketuban berkurang atau menjadi sedikit. Berikut ini penyebab air ketuban sedikit dan cara mengatasinya yang perlu Anda tahu, Moms.
Baca juga: Air Ketuban Merembes, Ini Ciri-cirinya yang Perlu Anda Kenali
Penyebab air ketuban sedikit
Jumlah air ketuban akan meningkat selama masa kehamilan. Pada usia kehamilan 34 minggu, jumlah air ketuban bisa mencapai 800 ml (volume paling banyak) dan akan menurun hingga 600 ml ketika usia kandungan 40 minggu atau mendekati waktu persalinan.
Namun, ada sejumlah kondisi yang menyebabkan air ketuban menjadi sedikit sebelum waktunya. Kondisi ketika jumlah air ketuban lebih sedikit dari yang seharusnya disebut oligohidramnion. Berikut ini beberapa penyebab umum air ketuban sedikit.
1. Pecahnya selaput ketuban. Kebocoran kecil pada selaput ketuban bisa menyebabkan air ketuban berkurang.
2. Masalah dengan plasenta. Jika plasenta tidak memberikan cukup darah dan nutrisi kepada bayi, produksi air ketuban bisa berkurang.
3. Kelainan ginjal janin. Ginjal janin yang tidak berkembang dengan baik dapat mempengaruhi produksi urine, yang merupakan komponen utama air ketuban.
4. Kehamilan lewat waktu. Setelah 42 minggu, jumlah air ketuban bisa menurun secara alami.
5. Kondisi kesehatan bumil. Penyakit tertentu seperti tekanan darah tinggi atau diabetes juga bisa memengaruhi jumlah air ketuban.
Mengatasi air ketuban sedikit
Jika bumil mengetahui bahwa air ketuban sedikit, beberapa langkah yang dapat diambil, yaitu:
1. Konsultasi dengan dokter. Langkah pertama dan terpenting adalah berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
2. Hidrasi yang cukup. Pastikan bumil minum air yang cukup setiap hari, karena dehidrasi bisa memengaruhi jumlah air ketuban.
3. Istirahat yang cukup. Kurangi aktivitas fisik yang berlebihan dan berikan tubuh istirahat yang memadai.
4. Pemantauan rutin. Dokter mungkin akan menyarankan pemantauan lebih sering untuk memastikan kesehatan bumil dan janin di dalam kandungan.
Itulah penyebab air ketuban sedikit dan cara mengatasinya yang perlu Anda tahu. Jika Moms memiliki kekhawatiran tentang jumlah air ketuban, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dengan pemahaman yang baik dan perawatan yang tepat, Moms bisa menjaga agar air ketuban tidak berkurang atau menjadi sedikit serta memastikan lingkungan yang sehat dan aman untuk pertumbuhan bayi di dalam kandungan. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)