Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Waspada Tensi Tinggi Saat Hamil, Ini Penyebab dan Bahayanya

Waspada Tensi Tinggi Saat Hamil, Ini Penyebab dan Bahayanya

Kehamilan membawa perubahan besar pada tubuh seorang wanita dan bisa berpengaruh terhadap kesehatannya. Salah satu gangguan kesehatan yang bisa timbul di masa kehamilan serta berdampak pada ibu hamil dan janin adalah tensi tinggi. Masalah tensi tinggi atau hipertensi saat hamil adalah kondisi serius yang tidak boleh diabaikan, Moms.

Penyebab tensi tinggi saat hamil

Tidak sedikit wanita yang mengalami tensi tinggi saat hamil. Kondisi ini terjadi karena berbagai faktor, yakni:

1. Perubahan hormonal

Selama kehamilan, tubuh mengalami lonjakan hormon yang dapat memengaruhi tekanan darah. Hormon kehamilan seperti progesteron bisa menyebabkan pembuluh darah rileks, tapi dalam beberapa kasus juga bisa memicu lonjakan tekanan darah.

2. Hipertensi kronis

Hipertensi kronis terjadi ketika seorang wanita memiliki tensi tinggi sebelum kehamilan atau selama 20 minggu pertama kehamilan. Kondisi ini biasanya sudah ada sebelumnya atau tidak terdiagnosis sebelum hamil. Hipertensi kronis membutuhkan pemantauan ketat di masa kehamilan untuk mencegah komplikasi.

3. Preeklampsia

Preeklampsia adalah kondisi kehamilan di mana tensi tinggi disertai dengan kerusakan organ, seperti ginjal atau hati. Kondisi ini biasanya berkembang setelah minggu ke-20 kehamilan. Preeklampsia bisa sangat berbahaya, baik buat bumil maupun janin, jika tidak ditangani dengan baik.

4. Kehamilan kembar

Bumil dengan bayi kembar memiliki risiko lebih besar mengalami tensi tinggi karena beban tambahan di tubuhnya.

Baca juga: 6 Ciri-Ciri Hamil Kembar yang Perlu Moms Ketahui

5. Faktor gaya hidup

Pola hidup yang tidak sehat bisa berdampak terhadap tingginya tensi saat hamil, seperti:

  • Kurang berolahraga. Kurangnya aktivitas fisik saat hamil bisa memengaruhi tekanan darah.
  • Konsumsi garam berlebih. Asupan makanan tinggi garam bisa menyebabkan retensi cairan yang meningkatkan tekanan darah.
  • Obesitas sebelum kehamilan. Berat badan berlebih memengaruhi peningkatan risiko tensi tinggi saat hamil.

6. Riwayat kesehatan

Bumil dengan riwayat keluarga memiliki tensi tinggi atau pernah mengalami hipertensi di kehamilan sebelumnya berisiko terkena tensi tinggi saat hamil.

7. Usia ibu hamil

Wanita hamil yang berusia di atas 35 tahun umumnya berisiko lebih besar terkena tensi tinggi.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Anda Tahu Soal Hamil di Usia 35 Tahun

Ini bahaya tensi tinggi saat hamil

Setelah memahami penyebabnya, penting untuk mengetahui risiko serius yang bisa terjadi akibat tensi tinggi saat hamil, yakni:

1. Preeklampsia dan eklampsia

Preeklampsia yang tidak ditangani dengan baik bisa berkembang menjadi eklampsia, kondisi yang menyebabkan kejang pada bumil. Kondisi ini bisa mengancam nyawa dan membutuhkan penanganan segera.

Baca juga: Waspada Gejala dan Komplikasi Preeklampsia Selama Kehamilan

2. Pertumbuhan janin terhambat

Tensi tinggi dapat mengurangi aliran darah ke plasenta, menyebabkan janin menerima lebih sedikit oksigen dan nutrisi. Akibatnya, pertumbuhan janin terhambat.

3. Kelahiran prematur

Dalam beberapa kasus, bumil dengan tensi tinggi mungkin perlu melahirkan lebih awal untuk menghindari komplikasi serius. Kelahiran prematur bisa berdampak pada perkembangan organ bayi, seperti paru-paru.

4. Abrupsi plasenta

Tensi tinggi dapat memicu lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum waktunya, yang dikenal sebagai abrupsi plasenta. Kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan berat pada bumil dan mengancam janin.

5. Komplikasi jangka panjang

Bumil yang mengalami tensi tinggi berisiko lebih besar mengalami hipertensi kronis dan penyakit kardiovaskular di masa depan.

6. Kematian bumil dan janin

Kasus hipertensi parah yang tidak dirawat bisa menyebabkan konsekuensi fatal, bahkan kematian, baik pada bumil maupun janin.

Mengelola tensi tinggi saat hamil

Tensi tinggi saat hamil perlu penanganan tepat, untuk menjaga kesehatan bumil dan janin di dalam kandungan. Berikut ini beberapa langkah untuk mengelola tensi tinggi saat hamil.

1. Rutin kontrol ke dokter. Pastikan Anda sering memeriksakan kesehatan ke dokter untuk memantau tekanan darah dan kondisi kehamilan secara keseluruhan.

2. Hindari stres berlebih. Stres dapat menyebabkan tensi tinggi saat hamil. Bumil perlu mencoba teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga kehamilan.

3. Ikuti diet sehat. Kurangi asupan garam, perbanyak konsumsi buah, sayur, dan makanan tinggi serat untuk menjaga tekanan darah tetap stabil saat hamil.

4. Lakukan aktivitas fisik ringan. Berjalan kaki atau melakukan aktivitas fisik ringan yang sesuai dengan kondisi kehamilan bisa membantu menjaga kesehatan bumil dan janin.

5. Minum obat sesuai anjuran dokter. Jika dokter meresepkan obat untuk mengontrol tensi, pastikan Moms mengikuti dosis dan aturan yang diberikan.

Itulah penyebab dan bahaya tensi tinggi saat hamil. Mengelola tensi tinggi saat hamil tidak hanya bisa melindungi kesehatan bumil, tapi juga memastikan bayi Anda lahir dalam kondisi sehat, Moms. (M&B/Ayu/SW/Foto: Our-time/Freepik)