Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Mom of the Month: Sabrina Woro Anggraini

Mom of the Month: Sabrina Woro Anggraini

Sabrina Woro Anggraini (29) merupakan salah satu sosok perempuan yang menginspirasi untuk mengejar ilmu setinggi-tingginya. Meski program studi yang dipilih identik dengan kaum pria, Sabrina bisa menuntaskan studinya dan mendapatkan gelar Master in Engineering and Management pada 2023.

Kecintaannya pada teknologi atau IT, dan berbekal ilmu yang telah ia dapat, membuatnya mendirikan Natuno, sebuah perusahaan produk desain, yang membantu untuk membuat teknologi produk digital. Selain itu, istri dari Belva Devara (34), CEO Ruangguru, ini juga masih aktif menjadi content creator dan pembicara untuk berbagai acara.

Setelah mengarungi lembaran baru sebagai ibu, segudang aktivitas dan kesibukannya masih tetap bisa ia jalani. Tak diduga, motherhood justru membawa kebahagiaan tersendiri dan memperlihatkan sisi lain sosoknya sebagai pribadi maupun seorang wanita.

Sabrina yang menjadi wajah Mom of the Month Januari 2025 ini menceritakan perjalanan motherhood-nya, bagaimana ia mengasuh Si Kecil, Launa Alima Syahila Devara (10 bulan), serta langkah nyatanya dalam memberikan dukungan untuk sesama ibu lewat podcast terbarunya. Simak obrolan eksklusif M&B dengan Sabrina berikut ini, Moms!

Kenapa tertarik dengan bidang teknologi? 

Sepertinya ini memang interest-ku sejak kecil, ya. Karena kebetulan aku besar di zaman internet mulai accessible. Jadi, berawal dari minat, aku pun kuliah di ilmu komputer dan aku menemukan bahwa dengan teknologi aku bisa building things yang memang useful ketika di-apply. Itu juga yang menjadi alasanku membuat Natuno, perusahaan desain khusus produk digital, di mana kita ingin membantu membuat produk digital yang user friendly, jadi mempertimbangkan sisi manusia supaya teknologinya tepat guna dan tepat sasaran saat digunakan.

Sabrina memiliki gelar Master in Engineering and Management, apakah memang dituntut untuk berpendidikan tinggi oleh orang tua?

Dari dulu aku memang di-encourage untuk mengeksplorasi diri dan ditanamkan bahwa pendidikan itu adalah hal yang bisa membawa kita naik kelas. Kalau hal-hal yang secara fisik itu kan bisa luntur, tapi kalau pendidikan itu stays with us forever, dan ternyata bener banget. Melalui pendidikan, aku bisa mengakses peluang-peluang baru. Sesederhana aku jadi bisa ke luar negeri karena aku ada project di bidang teknologi.

Jadi, karena sudah ditanamkan pendidikan itu penting banget, di saat bersamaan aku juga dimotivasi. Jadi, dari keluarga sih, membimbing banget setiap ada kesempatan, misalnya saat daftar sesuatu, kita ditemani, dibersamai, bukan yang dituntut untuk harus ambil jurusan yang spesifik. Nah, di saat yang bersaman juga diajarin untuk tanggung jawab atas pilihan hidupku saat itu.

Dari dulu aku memang di-encourage untuk mengeksplorasi diri dan ditanamkan bahwa pendidikan itu adalah hal yang bisa membawa kita naik kelas. Melalui pendidikan, aku bisa mengakses peluang-peluang baru.

Pernah mengikuti ajang Puteri Indonesia dan menjadi host acara petualangan, memang suka mencoba hal baru, ya? 

Ya. Kalau ajang Puteri Indonesia itu, awalnya aku ingin ikut karena kepo. Selain itu, aku pikir bahwa career path itu tidak cuma linear aja, ya. Jadi, setelah lama jadi karyawan dan fokus ke IT, aku ingin mencoba field-field baru yang memang dari dulu aku kepo. Akhirnya aku mendaftar di ajang Puteri Indonesia, walaupun aku memang tidak punya pengalaman di pageant saat itu.

Kalau nge-host di program Jejak Petualang itu memang cita-citaku dari dulu. Jadi, mungkin karena suka nontonin acara-acara petualang, aku jadi pingin nge-host acara travel. Dan ternyata semesta mendukung. Tiba-tiba dapat kesempatannya juga di tahun yang sama. Jadi surprising thing di tahun itu aku mengeksplor hal-hal di luar bidang utamaku yang aku pelajari di bangku kuliah dulu.

Bagaimana pengalaman kehamilan Sabrina?

Alhamdullilah, overall kehamilanku lancar. Tapi memang salah satu tantanganku adalah mempertahankan makan untuk mengejar pertumbuhan berat badan bayiku. Kebetulan kan tubuhku kurus by default, jadi makannya memang tidak terlalu banyak. Sementara kalau hamil kan ada janin yang berkembang, yang perlu nutrisi juga, sedangkan aku tidak banyak makan. Jadi, selama hamil aku makan di luar porsiku sebelumnya dan itu cukup menantang.

Tapi, hal positif dari kehamilanku kemarin, justru aku merasa tidak sekurus waktu sebelum hamil, jadi lebih kelihatan sehat. Untungnya aku bisa melewati itu semua karena support dari suamiku. Dia bantu riset, sebaiknya aku makan apa saat hamil. Jadi, waktu itu aku disuruh makan telur tiga kali sehari untuk mengejar kandungan kolin yang bisa membantu meningkatkan pertumbuhan berat badan bayi.

Tantangan lainnya mungkin aku hamil sambil dealing with lost. Kebetulan waktu itu aku baru berduka karena ibuku wafat, di mana beliau seharusnya jadi sosok yang bisa aku tanya banyak hal, tapi beliau tidak ada. Sedih sudah pasti, tapi aku tahu kalau bumil sedih, janinnya ikut sedih. Dan aku yakin mamaku enggak mau hal itu terjadi. Tapi, aku merasa sangat terbantu dengan support system yang aku miliki saat itu, yaitu suamiku dan keluargaku. Mereka menyemangati aku. Mungkin ini juga yang namanya rezeki ya, memang sudah diatur porsinya sama Tuhan. Jadi aku finding meaning through it all.

Ada prinsip tertentu yang diterapkan dalam mengasuh Launa? 

Secara stimulasi di rumah, aku dan suamiku prinsipnya bagaimana agar Launa bisa merasa disayang dan dicintai. Kalau dia sedih, ya kita respons, enggak kita diamkan begitu lama, dan enggak mengharapkan dia bisa tenang sendiri, karena pada dasarnya otak bayi belum bisa sampai ke sana.

Kita juga lebih menjalani responsive parenting. Misalnya saat dia eksplor, ya dibikin happy aja dan jangan terlalu banyak dilarang. Jadi, kita coba untuk bangun pondasi supaya dia bisa lebih confident, lebih merasa aman dan disayang, bukan dimanja, ya.

Launa sudah sekolah, ya?

Ya, aku sudah menyekolahkan Launa sejak umur 6 bulan. Sebenarnya bukan sekolah yang teknis banget, tapi kalau bayi kan sekolahnya fokus pada sensori, motorik, dan sosial. Dengan sekolah, ada perbedaan yang aku lihat dari Launa. Misalnya saat makan, kebetulan kan dia BLW, nah kalau di rumah dia suka lempar-lempar makanannya. Sedangkan kalau di sekolah, dia makan dengan tertib, mungkin karena melihat teman-temannya makan juga, ya. Jadi, ternyata dia meniru dan terbukti ada aspek sosial dari situ. Sebenarnya ketiga aspek tadi bisa aku dan suamiku usahakan untuk dipenuhi di rumah, tapi kalau di sekolah mungkin ada hal yang “lebih niat” lagi kegiatannya.

Sabrina hobi traveling, apa bedanya traveling berdua suami dengan traveling sambil membawa anak?

Yang jelas kalau traveling dengan anak persiapannya jadi lebih banyak dan pace-nya berubah. Dulu sebelum ada Launa, aku dan suami suka memilih destinasi yang ekstrem, yang aktivitasnya outdoor, makan makanan street food pun enggak masalah. Begitu ada baby, itinerary-nya pasti lebih dipikirin, dan harus setting ekspektasi. Misalnya, kalau dulu satu hari bisa ke 4 destinasi, sekarang mungkin lebih slow pace, karena kan ada sesi ganti popok, nunggu Launa tidur atau makan. Tapi, walaupun secara itinerary jadi lebih slow, ternyata ada kebahagian baru yang sangat bermakna.

Sedikit tips, saat traveling bawa anak, pastikan Si Kecil harus sehat, penuhi nutrisinya, dan pastikan dia cukup tidur. Jangan lupa juga check list barang-barang yang perlu dibawa. Pilih juga trip yang lebih versatile.

Kehadiran Launa justru meng-unlock kemampuan-kemampuanku, sisi power aku sebagai pribadi maupun seorang wanita, yang mungkin aku tidak sadar bisa melakukan itu dulu.

Sabrina suka sekali baca buku, adakah satu buku yang bisa direkomendasikan untuk dibaca para Moms?

Sekarang memang lagi getting back into reading, ya. Dari hobi membaca ini aku mencoba untuk mengambil informasi yang berguna untuk keseharian dan aku share di Instagram. Menurutku, buku itu menawarkan pengalaman yang berbeda dibandingkan saat kita melihat informasi dari sosial media, bahkan dari artikel website. Membaca buku itu seperti memberikan stimulasi ke otak, karena kita serasa berdialog, dan pasti bahasannya lebih dalam dibandingkan short form content. Apalagi sejak jadi ibu, daripada aku mencari info yang hanya short context saja di internet, membaca buku itu lebih holistik.

Untuk para Moms, aku rekomendasikan untuk baca buku berjudul The Whole-Brain Child: 12 Revolutionary Strategies to Nurture Your Child's Developing Mind Book, karya Daniel J. Siegel dan Tina Payne Bryson. Secara keseluruhan, buku ini mengajarkan kita untuk memahami otak anak. Bahwa segala sesuatu yang terjadi, misalnya kenapa anak acting like this or that, ada alasannya, yang merupakan bagian dari perkembangan otak mereka.

Sabrina baru-baru ini membuat podcast, apa alasannya? 

Bulan Desember lalu, aku baru saja merilis Podcast Boss Mama. Alasanku membuat podcast ini mungkin berawal dari perjalananku memasuki motherhood. Jujur dulu aku sempat takut punya anak. Karena kebetulan aku punya mimpi yang lumayan besar, sementara narasi-narasi dari sekelilingku seolah menggambarkan kalau sudah jadi ibu susah banget nanti kalau kita mau kembali aktif, ada aja hambatannya. Bahkan mungkin, banyak keputusan-keputusan atau mimpi yang akhirnya terkadang harus kita hold dulu. Tapi, setelah aku menjalani motherhood, ternyata semua itu masih bisa diusahakan, meski memang ada adjustment-nya.

Nah, lewat podcast Boss Mama ini, aku ingin mengispirasi para perempuan dan kasih tahu bahwa kita bisa tetap menjadi versi diri kita sendiri, pilihan kita, even after motherhood, entah itu menjadi working mom, mompreneur, stay at home mom, tapi tetap we feel as a whole, karena kadang ada juga yang merasa kehilangan jati dirinya setelah jadi ibu. Again, kayaknya kalau menjalani motherhood itu akan lebih terbantu kalau punya community, yang light minded mom, yang no judgement area. Jadi, selain untuk meng-empower para Moms, harapannya podcast ini menjadi safe space, menjadi wadah diskusi yang lebih jujur, bahwa memang pasti hardship-nya saat kita menjalani peran sebagai ibu.

Apa arti kehadiran Launa dalam hidup Sabrina?

She is something that I never knew akan mengubah hidupku. She’s a light in my life. Rasanya, all my life prepared me for this, motherhood. Dulu mungkin aku takut menjadi seorang ibu, karena sepertinya aku jadi harus memilih antara mengejar mimpiku dan menjadi ibu. Tapi, kehadiran Launa mengubah segalanya.

Kehadirannya justru meng-unlock kemampuan-kemampuanku, sisi power aku as a person and a woman, yang mungkin aku tidak sadar bisa melakukan itu dulu. Misalnya, ternyata aku bisa merawat anak, aku bisa menyusui meski banyak battle-nya dan aku bisa melawan fisikku sendiri. Dalam berkarier, ternyata aku bisa mencoba untuk nge-juggle pekerjaanku, untuk lebih maksimal setelah jadi ibu. Aku juga merasa sekarang mikirnya lebih sat set, jadi lebih efektif.

(M&B/Vonda Nabilla/SW/Photographer: Lintang Sukmana/Digital Imaging: Raghamanyu Herlambang/Stylist: Gabriela Agmassini/MUA: Inez (@inezfab)/Hairstylist: Wulan (@nwhair_)/Wardrobe Sabrina Anggraini: NOVERE (@novere.id)/Wardrobe Launa Alima: Gingersnaps Indonesia (@gingersnapsindo))