Salah satu risiko yang sering kali muncul saat anak sakit adalah dehidrasi. Jika tidak ditangani dengan tepat, dehidrasi justru akan memperparah kondisi kesehatan Si Kecil dan menghambat proses pemulihannya. Karena itu, penting untuk mengetahui cara mencegah dehidrasi pada anak yang sedang sakit. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, Moms!
Penyakit yang umum memicu dehidrasi pada anak
Dehidrasi biasanya terjadi saat tubuh kekurangan banyak cairan. Kurangnya cairan tubuh pun bisa disebabkan oleh banyak faktor, terutama kondisi kesehatan Si Kecil. Pada anak-anak, ada beberapa kondisi kesehatan yang bisa meningkatkan risiko dehidrasi, seperti:
1. Demam
Demam akan mendorong tubuh untuk menggunakan lebih banyak cairan demi meregulasi suhu tubuh. Selain itu, keringat yang umumnya keluar saat demam tinggi bisa menguras cairan tubuh. Karena itu, demam bisa meningkatkan risiko dehidrasi pada anak.
2. Diare dan muntah
Jika Si Kecil mengalami diare dan muntah, maka ia memiliki risiko tinggi terhadap dehidrasi. Pasalnya, kedua kondisi ini bisa membuat tubuh kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar dalam waktu singkat.
Baca juga: Makanan yang Baik Dikonsumsi untuk Membantu Mengatasi Diare
3. Infeksi saluran pernapasan
Penyakit pilek atau flu sering kali disertai demam, hidung tersumbat, dan kehilangan nafsu makan. Hal ini dapat mengurangi asupan cairan, sekaligus meningkatkan penguapan cairan melalui demam.
4. Radang tenggorokan
Nyeri saat menelan akibat infeksi tenggorokan bisa membuat anak enggan makan atau minum, sehingga kebutuhan cairannya tidak tercukupi.
Tubuh anak-anak, khususnya balita, cenderung lebih rentan terhadap dehidrasi dibandingkan orang dewasa. Hal ini karena sebagian besar tubuh anak dipenuhi oleh cairan, dan ia lebih cepat kehilangan cairan saat sakit. Ketika tubuh kekurangan cairan, fungsi organ vital seperti ginjal, jantung, dan otak dapat terganggu. Selain itu, hidrasi yang cukup juga penting untuk:
- Membantu menurunkan demam: Cairan membantu tubuh mengatur suhu.
- Memperbaiki sistem kekebalan tubuh: Air membantu membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh sehingga proses penyembuhan lebih cepat.
- Menggantikan cairan yang hilang: Anak yang muntah atau diare kehilangan banyak elektrolit yang harus segera diganti.
Baca juga: Ini 6 Obat Alami Terbaik untuk Sembuhkan Radang Tenggorokan
Tanda anak mengalami dehidrasi
Sebagai orang tua, penting untuk bisa mengenali tanda-tanda dehidrasi pada anak. Berikut ini beberapa gejala dehidrasi pada anak.
- Mulut dan bibir kering
- Menangis tanpa air mata
- Jarang buang air kecil
- Urine berwarna gelap
- Mudah lelah, lemas, dan rewel
- Kulit tidak elastis.
Trik mencegah dehidrasi pada anak yang sakit
Pencegahan dehidrasi pada anak dimulai dengan perawatan yang tepat saat ia sakit. Ini beberapa cara efektif untuk memastikan anak tetap terhidrasi.
1. Gunakan larutan rehidrasi oral
Larutan rehidrasi oral, seperti oralit, sangat efektif untuk mengembalikan cairan tubuh dan elektrolit. Anda bisa mendapatkan larutan rehidrasi oral di apotek atau membuatnya sendiri dengan mencampur air, gula, dan garam.
2. Pilih makanan yang mengandung banyak cairan
Jika Si Kecil ogah minum tapi masih mau makan, maka Moms bisa maksimalkan makanan yang kaya cairan untuk membantu mengembalikan cairan tubuhnya. Beberapa contoh makanan kaya cairan adalah bubur, sup, jelly, yoghurt, atau buah-buahan segar seperti semangka dan jeruk.
3. Pantau suhu tubuh anak
Jika anak demam, Moms bisa mengurangi risiko dehidrasi dengan cara menurunkan suhu tubuh menggunakan kompres hangat dan berikan paracetamol sesuai anjuran dokter. Suhu tubuh yang mendekati normal akan membantu mengurangi penguapan cairan tubuh, sehingga menekan risiko dehidrasi.
4. Ciptakan lingkungan yang nyaman
Pastikan ruangan anak tetap sejuk dan nyaman, sehingga ia tidak kehilangan cairan lebih banyak melalui keringat berlebih. Moms juga bisa ciptakan suasana yang mendukung. Sebagai contoh, Anda bisa ajak Si Kecil minum air bersama atau membantu Si Kecil mengenali rasa haus.
5. Berikan cairan dalam jumlah sedikit tapi sering
Ketika Si Kecil sedang sakit, terutama jika ia mengalami muntah, memberikan cairan dalam jumlah banyak sekaligus malah bisa memperburuk kondisi. Alih-alih melakukan itu, berikan cairan dalam jumlah kecil tapi sering, seperti setiap 15-20 menit.
6. Variasikan jenis cairan
Air putih sangat penting, tapi tidak selalu cukup untuk menggantikan elektrolit tubuh yang hilang. Untuk itu, memvariasikan jenis cairan yang dikonsumsi Si Kecil sangatlah penting. Selain air putih, Moms bisa berikan oralit (pilihan terbaik untuk anak yang mengalami diare atau muntah), jus tanpa gula, kaldu ayam hangat, atau susu (jika anak mampu mencernanya dengan baik). Yang perlu diingat adalah untuk menghindari minuman bersoda atau minuman tinggi gula, karena minuman tersebut bisa memperparah dehidrasi.
7. Konsultasikan dengan dokter
Jika Si Kecil muntah terus-menerus atau diare yang tidak kunjung membaik dalam 24 jam, maka segera konsultasikan kondisi ini dengan dokter. Kasus dehidrasi yang cukup berat biasanya akan ditangani dengan pemberian infus.
Dengan memahami penyebab, cara merawat, dan tanda-tanda dehidrasi, Moms bisa membantu mencegah dehidrasi pada Si Kecil, bahkan mendukung proses pemulihannya. (M&B/Ayu/SW/Foto: Freepik)