Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Mom of the Month: Ayoe Sutomo

Mom of the Month: Ayoe Sutomo

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram dan Youtube Mother & Beyond

Menjadi psikolog anak, remaja, dan keluarga, ternyata enggak selalu membuat kehidupan Ayoe Sutomo, M.Psi, Psikolog, sebagai ibu lancar tanpa kendala sama sekali. Ilmu parenting yang ia miliki mungkin mempermudah Ayoe mengasuh kedua putranya, tapi ada kalanya keadaan tak sesuai dengan buku yang ia pelajari. Ibu dari Anggito Fadillah Kautsar (14) dan Anindito Hanif Mukharom (11) ini berprinsip untuk tidak usah menjadi ibu yang sempurna, karena lebih penting menjadi ibu yang bisa memberikan upaya terbaik di setiap hal yang sedang dilakukan.

Ayoe Sutomo mungkin dikenal sebagai psikolog, tapi ternyata ibu multitalenta ini punya banyak profesi, seperti presenter, penulis buku, mompreneur, content creator, dan juga pengajar kelas parenting dan kesehatan mental. Bagaimana ia mengatur waktu agar segala aktivitasnya tetap berjalan dengan baik? Simak serunya obrolan M&B dengan Ayoe Sutomo, M.Psi, Psikolog yang menjadi Mom of the Month Maret 2025 berikut ini, Moms!

Tidak perlu jadi ibu yang sempurna, karena yang paling penting adalah menjadi ibu yang bisa memberikan upaya terbaik di setiap hal yang sedang dilakukan.

Apa saja kesibukan Anda saat ini?

Kesibukan saya sedang praktik sebagai seorang psikolog klinis, selain itu saya juga seorang mompreneur di bidang kesehatan dan keselamatan kerja. Saya juga sibuk mengisi kelas, seminar, dan webinar seputar parenting, kesehatan mental, pengembangan diri. Di sela kegiatan-kegiatan tersebut, saya aktif membuat konten-konten media sosial seputar psikologi dan sedang menulis buku.

Satu lagi, saya juga mendapat kesempatan menjadi presenter. Bagi saya ini seru dan menyenangkan karena membuka kesempatan saya untuk berkenalan dengan beragam profesi, ahli di bidangnya, yang memungkinkan saya belajar ilmu baru dan hal baru, yang mungkin tidak bisa saya dapatkan di tempat lain.

Dari sekian banyak profesi Anda, apa saja keseruan yang Anda rasakan?

Setiap aktivitas yang saya jalani tentu memiliki keseruan dan tantangannya masing-masing. Mulai dari menjalankan peran sebagai ibu dari dua putra, karena di setiap tahapan perkembangan anak memiliki tantangan yang berbeda-beda. Di setiap tahapan tersebut kita perlu adaptasi, adjust dengan situasi. Jadi ibu tentu hal yang paling menantang, tapi tentu membahagiakan karena kita bisa mendampingi putra-putri kita di kesehariannya.

Praktik sebagai psikolog klinis juga enggak kalah serunya. Ini memberikan kesempatan dan ruang bagi saya untuk mengenal banyak sekali ragam pribadi, membantu banyak orang menemukan insight untuk membuat dirinya menjadi pribadi yang lebih baik. Ketika bisa membantu orang menjadi lebih baik, di situ saya merasa hidup saya jauh lebih bermakna.

Sedangkan untuk profesi menulis buku, menurut saya ini juga sangat menantang karena harus fokus dan benar-benar serius, tapi tetap harus selesai sesuai waktu. Dengan banyaknya aktivitas seperti ini, mengejar deadline penulisan buku menjadi “lebih” menantang.

Ayoe Sutomo (2)

Ayoe Sutomo tuh ibu yang seperti apa sih?

Pertama, saya ibu yang selalu mengupayakan yang terbaik untuk membersamai anak-anak dalam setiap langkah. Saya juga ibu yang cukup tegas dan berusaha untuk selalu jadi pribadi yang hangat untuk anak-anak. Dan yang tak kalah penting, saya ibu yang berupaya selalu memberikan dukungan terbaik untuk anak-anak.

Menjadi psikolog anak, apakah membantu peran Anda sebagai ibu jadi lebih mudah?

Kalau ditanya soal ini, jawabannya: Ya, karena saya mengerti teori untuk menjalankan peran sebagai ibu. Dalam setiap tahap perkembangan itu saya secara teori tahu apa yang terjadi dan bagaimana mengatasinya jika berhadapan dengan tantangan atau masalah tertentu. Tapi, saya sebagai human being atau manusia pada umumnya, ada kalanya apa yang ada di buku itu tidak sama persis dengan apa yang kita praktikkan dalam keseharian. Nah, tentunya ini menjadi satu tantangan tersendiri yang harus saya hadapi.

Psikolog pernah bingung dalam menghadapi sikap unik anak sendiri nggak, sih?

Tentunya pernah! Haha. Anak itu kan unik dan punya karakteristiknya masing-masing. Apa yang terjadi pada anak dalam setiap tahapan perkembangannya juga berbeda-beda. Apalagi ketika kita juga ada bingung dengan perasaan kita, apa yang ada dalam diri kita, harapan, pastinya jadi tantangan tersendiri dalam membersamai tumbuh kembang anak-anak kita.

Ayoe Sutomo (3)
Dalam menentukan gaya parenting harus disesuaikan dengan karakter anak dan sesuai juga dengan tahapan perkembangannya.

Punya 2 anak cowok dengan beda usia 4,5 tahun. Ada strategi khusus dalam mengasuhnya?

Betul, saya punya 2 anak dengan beda usia 4,5 tahun. Maka, yang saya dan pasangan lakukan adalah menyesuaikan dengan karakter dan kebutuhan anak, strategi pengasuhannya tidak dipukul rata. Anak saya yang satu itu karakternya lebih santai, jadi pendekatannya tentu berbeda dengan anak satunya yang karakternya lebih mudah cemas dan harus serba teratur.

Dalam menentukan gaya parenting itu harus sesuai dengan karakteristik masing-masing anak. Saya dan pasangan menyesuaikannya dengan kebutuhan dari masing-masing karakter putra kami. Selain itu, harus sesuai juga dengan tahapan perkembangannya. Tentunya anak sulung saya (biasa dipanggil “Mas” di rumah) yang sudah preteen, berbeda dengan Adik yang masih anak-anak. Berbeda dalam hal pendekatan bicaranya, obrolannya, cara kami berdiskusi, dan banyak hal lainnya. 

Apa sih tantangan terberat menjadi ibu zaman now?

Pertama, menurut saya tantangan terberatnya adalah tantangan untuk menyaring informasi. Apakah informasi yang didapat dari media sosial itu sudah tepat dan bisa diaplikasikan dalam pengasuhan kita? Karena zaman sekarang informasi itu sangat mudah didapat, kapan saja dan di mana saja, aksesnya sangat luas. Ini pasti ada kelebihan dan kekurangannya, ya. Kelebihannya, informasi sangat luas dan kita jadi tahu banyak. Sedangkan kekurangannya adalah ketika tidak mampu untuk memilih informasi mana yang benar, mana yang hoax, mana yang cocok diterapkan untuk kita.

Kedua, tantangan lainnya adalah: Waktu! Apalagi untuk yang hidup di kota besar, serba sibuk, mobilitas sangat tinggi, sehingga terkadang membuat waktu kita bersama keluarga menjadi sangat terbatas. Nah, bagaimana memaksimalkan waktu yang terbatas tapi tetap memberikan pengasuhan yang optimal? Itu juga jadi tantangan, ya.

Ayoe Sutomo (4)

Kalau sedang overwhelmed dengan pekerjaan, bagaimana cara Anda menenangkan diri sebelum kembali ke rumah dan menjadi ibu seutuhnya bagi anak-anak?

Pertama, ambil jeda waktu, diam dulu, masuk kamar, atau ambil waktu sendiri agar lebih tenang. Kalau sudah lebih tenang, baru bisa mulai berpikir lebih jernih dan melihat lagi sebenarnya saya ini kewalahan karena fisik atau mental? Kalau fisik yang overwhelm tentunya saya perlu istirahat dulu biar enggak capek. Kalau mental yang sedang overwhelm, biasanya saya melakukan journaling, mulai menulis, atau mencari support system terdekat yang bisa diajak bercerita dan mengurai perasaan-perasaan yang saya rasakan.

Kemudian, kalau overwhelm ternyata terkait dengan aktivitas, to-do list yang banyak banget harus dilakukan, maka saya membuat check-list biar kelihatan mana yang prioritas. Jadi saya harus telaah dulu overwhelm karena apa, karena penanganannya beda-beda juga. Kalau sudah diatasi, rasanya jauh lebih enteng ya pastinya. 

Apa sih tantangannya menjadi mompreneur?

Ini juga tak kalah seru dan menyenangkan, karena dalam memikirkan sebuah bisnis artinya harus memikirkan dari proses jualan atau sales sampai ragam produk, dan memastikan produk yang kita buat terkirim dengan baik dan customer happy juga puas. Belum lagi tantangan mengelola tim di dalamnya juga seru banget.

Ayoe Sutomo (5)
Saya dan suami percaya hubungan yang sehat itu terjadi ketika kedua orang yang berada di dalamnya mau saling mengusahakan.

Sukses menjadi psikolog, akankah Mas dan Adik diarahkan menjadi psikolog juga?

Saya psikolog, suami engineer, kami akan mengarahkan anak-anak sesuai dengan apa yang menjadi minat dan bakat mereka. Pada prinsipnya, apapun pilihan anak-anak, kami akan sangat mendukung mereka.

Bagaimana dukungan suami dengan segala profesi dan kesibukan yang Anda jalankan?

Kalau bicara soal dukungan dari pasangan, support system adalah yang nomor satu buat saya. Dalam relasi saya dengan pasangan, kami melakukan banyak hal bersama-sama, seperti pengasuhan anak, household chores (pekerjaan rumah tangga), mobilitas antar-jemput anak, dan banyak hal lainnya. Jadi, support system nomor satu itu adalah memang hadir dari pasangan. 

Di tengah kesibukan menjalani berbagai peran, bagaimana cara Anda menjaga keharmonisan dengan pasangan?

Bagi kami, yang paling penting adalah komunikasi yang terbuka, karena kalau kemudian kita menutup jalur komunikasi maka tentunya akan sulit bagi kita untuk bisa memahami satu sama lain terkait dengan apa yang sedang kita rasakan, pikirkan, dan harapkan dari pasangan. Untuk bisa punya komunikasi yang terbuka, relasinya harus bagus atau konektivitas emosinya harus baik. Salah satu cara untuk membuat kami punya konektivitas emosi yang baik adalah dengan menjadikan relasi ini bagian dari prioritas aktivitas yang kami lakukan. Jadi kalau sedang membuat to-do list itu pasti memasukkan me-time dengan pasangan. Kami berdua percaya tiap hubungan yang sehat itu terjadi ketika kedua orang yang berada di dalamnya mau saling mengusahakan. 

Ayoe Sutomo (5)

Berikan tips untuk para Moms agar selalu semangat memberikan yang terbaik untuk keluarga.

Pertama, enggak perlu jadi Moms yang sempurna, karena berat banget kalau semua yang ibu lakukan hasilnya harus sempurna. Yang paling penting adalah menjadi Moms yang bisa memberikan yang terbaik di setiap hal yang sedang kita lakukan saat ini. Jangan lupa untuk Moms bisa memberikan ruang bagi dirinya untuk mencintai dirinya lebih banyak, supaya kita punya cinta yang banyak untuk diri kita, karena kita itu membagi apa yang kita punya. Kalau kita punya banyak happines di dalam diri, maka itu akan kita bagi untuk anak, pasangan, keluarga, dan orang-orang sekitar.

Terakhir: Apa lagi mimpi yang sedang berusaha diraih Ayoe Sutomo?

Kalau resolusi 2025 saya adalah menjadi lebih mindful dalam setiap aktivitas yang saya lakukan. Tahun ini temanya adalah “slowing down” karena harapannya bisa punya lebih banyak waktu untuk membersamai anak-anak dan lebih mindful dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Tujuannya adalah agar kualitas diri, relasi, dan pekerjaan jadi bisa lebih baik. (M&B/TW/Foto: Lintang Sukmana/Digital Imaging: Erlangga Namaskoro/Stylist: Gabriela Agmassini/MUA & Hijab Stylist: Norwulan (@nwhair_))