Banyaknya genangan air dan banjir di beberapa tempat saat musim hujan membuat berbagai penyakit menular bermunculan. Dr. Koesmedi Priharto, SpOT, M.Kes., Kepala Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta, menuturkan, “Pada musim hujan, kondisi lembap menyebabkan perkembangbiakan kuman semakin meningkat. Penyebarannya pun sangat mudah, seperti melalui genangan air yang terbawa sepatu, cipratan lumpur, jejak kotor dari hewan, dan lain-lain.”
Dalam acara konferensi pers kampanye 'Aksi Anti Kuman (AAK)' yang diadakan oleh PT Unilever Indonesia Tbk. melalui brand Wipol dan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta dan komunitas pemerhati kebersihan lingkungan Bersih Nyok! pada Jumat (30/01) lalu di Jakarta, Dr. Koes pun menyebutkan masalah-masalah kesehatan tersebut akan terus menyerang hingga bulan Maret, dan puncaknya adalah di bulan Februari. Sebagai contoh, tahun lalu orang-orang yang berobat ke Puskesmas di DKI Jakarta akibat diare selama Januari-Maret 2014 mencapai 53.698 atau sekitar 33 persen.
Karenanya, sebagai tindakan preventif kita perlu menjaga kesehatan tubuh dan kebersihan lingkungan, serta perhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi. “Kadang-kadang kita sering lupa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan baru ingat setelah sakit. Padahal sakit itu mahal. Penerapan PHBS yang bisa dilakukan antara lain yaitu dengan menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, membuang sampah pada tempatnya, serta memberantas jentik nyamuk. Jangan lupa memilih tempat sampah yang memiliki tutup agar lalat tidak hinggap di sembarang tempat dan menyebarkan kuman penyakit,” sarannya. (Sagar/DT/Dok. Freedigitalphotos)