Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Masa Kecil Ibu Pengaruhi Kesehatan Bayinya

Masa Kecil Ibu Pengaruhi Kesehatan Bayinya

Sebuah penelitian dari Australia mengatakan, pola makan seorang wanita selama masa kanak-kanak ternyata memiliki dampak yang cukup besar pada berat lahir bayinya kelak. Dampak ini lebih berpengaruh daripada makanan yang dikonsumsi wanita dewasa sebelum hamil.

 

Para peneliti mengamati penemuan ini selama 30 tahun lebih, yang diikuti oleh 3000 wanita hamil di Filipina. Anak-anak dari 3000 wanita hamil itu, kini pun masing-masing sudah memiliki anak. Penelitian multi generasi ini kemudian menemukan bahwa bukan hanya pola hidup ibu saat sebelum hamil saja, tetapi kesehatan dan gizi sang ibu saat berusia bayi dan balita juga berpengaruh terhadap berat lahir bayinya kelak. Menariknya, berat badan lahir seorang bayi ini juga terkait dengan pola diet sang nenek saat kehamilan sang ibu.

 

(BACA JUGA: Perbaikan Gizi Mulai dari Nenek dan Ibu)

 

Namun, penulis studi, Professor Christopher Kuzawa dari Northwestern University di Illinois mengingatkan bahwa saat hamil, para wanita tetap perlu menjalani diet sehat dan mengonsumsi suplemen yang direkomendasikan dokter. Selain itu, penting juga bagi ibu untuk menghindari beberapa kebiasaan buruk dan hal yang membahayakan janin, seperti asap rokok, alkohol, serta kandungan BPA yang terdapat dalam plastik. Dengan perbaikan gizi dan pola hidup yang lebih baik, risiko berat badan lahir rendah pada bayi diharapkan bisa dikurangi.

 

Berat badan lahir rendah pada bayi sendiri dikaitkan dengan sejumlah risiko kesehatan yang merugikan anak, seperti stunting, peningkatan risiko penyakit jantung, diabetes, dan osteoperosis. Penelitian ini mengingatkan kita tentang pentingnya gizi anak-anak sedini mungkin untuk mengoptimalkan kesehatan generasi kita berikutnya.

 

Dalam penelitian yang sedang dilakukan, tim Prof. Kuzawa juga melihat korelasi antara panjang kaki seorang ibu dan berat lahir bayinya. Panjang kaki ibu dianggap sebagai indikator yang baik bagi kesehatan anak nantinya. Namun, temuan itu masih berlanjut dan belum bisa dibuktikan. (Aulia/DT/dok.M&B)