Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Polos

Polos

Bisa dibilang, jadi ibu itu susah-susah gampang. Ada kalanya kita senang banget melihat kelucuan dan kepolosan mereka, tapi terkadang kepolosan mereka bisa membuat kita “enggak enak body” alias salah tingkah. Anak saya, Emily, sewaktu ia berumur 3 sampai 4 tahun, suka sekali berkomentar dengan sangat spontan ketika melihat sesuatu yang menimbulkan pertanyaan dalam benaknya.

 

Saya jadi teringat dengan kejadian ketika kami sedang berada di bandara Ngurah Rai, Bali. Waktu itu, kami sedang duduk santai dekat pintu masuk menunggu pesawat kami siap. Tidak lama kemudian, seorang bapak duduk di sebelah kami. Tanpa memerhatikan siapa yang duduk di sebelah kami, saya santai saja membaca majalah. Tiba-tiba saya mendengar Emily melontarkan sebuah pertanyaan.

 

Why you have so much hair on your hand?” dan “Why is your skin black?"
(“Kenapa tangan kamu banyak sekali bulunya?” dan “Kenapa kulit kamu warna hitam?”)

 

Mendengar pertanyaan tersebut, saya sangat  kaget! Saya palingkan wajah untuk melihat ke arah anak saya. Dan yang lebih mengagetkan lagi adalah saya melihatnya sedang mengelus-ngelus tangan bapak tersebut. Sebelum saya mengeluarkan kata-kata, Emily berkata kepada saya, “Mommy, his hair on his hand is sooooo soft...." (“Mommy bulunya halus sekaliii....”)

 

Mendengar komentar anak saya dan melihat apa yang sedang dilakukan olehnya, saya langsung speechless dan tidak tahu harus berbuat apa. Saya hanya tercengang dengan mata terbuka lebar, dan sudah pasti merasa tidak enak dengan bapak tersebut, karena bisa terlihat bapak tersebut mengerti apa yang dikatakan anak saya. Lalu setelah beberapa detik, saya langsung bilang, “I am so sorry.

 

Bapak tersebut pun tersenyum. Untung saja, saat itu proses boarding sudah berlangsung, jadi kami bisa segera berdiri dan bergegas ke gate. Pada saat itu, saya antara mau ketawa karena komentarnya yang polos, enggak enak dengan bapak tersebut karena takut ia tersinggung, dan jujur saja, sedikit kesal dengan diri sendiri, kok bisa saya lengah, sampai-sampai Emily mengelus-ngelus tangan orang.

 

Selama kami berjalan menuju pesawat, saya memberikan nasihat kepada Emily, bahwa orang memiliki warna kulit yang berbeda-beda karena setiap orang memiliki tempat asal lahir yang berbeda. Dan tidak ketinggalan, saya juga mengatakan padanya bahwa tidak boleh  mengelus-elus tangan orang tidak kenal, karena tidak sopan.

 

Pernah juga kejadian lain saat kami di mall. Waktu itu kami sedang menungu lift, ada seorang bapak separuh baya dengan tubuh yang cukup besar dan perut yang membuncit sedang berdiri di dekat kami. Emily spontan bertanya, "Are you pregnant?” ("Kamu hamil,  ya?”). Lalu bapak tersebut menjawab, “Yes, I am 5 months pregnant.” (“Iya, saya sedang hamil 5 bulan.”)

 

Aduh, rasanya saya mau lari dan menghilang dari tempat itu saat itu juga! Luar biasa tidak enak rasanya. Kejadian-kejadian tersebut terjadi beberapa tahun yang lalu. Waktu cepat sekali berlalu, sekarang Emily sudah lebih matang dalam mengeluarkan komentar dengan cara berbisik (Ini tips yang saya ajarkan kepadanya, hehe).


Setiap ingat kejadian tersebut, saya jadi tertawa geli teringat dengan kepolosannya. Kepolosan Emily memang suka membuat saya berada dalam kondisi yang “sulit”, tapi kepolosannya lah yang selalu menjadi kenangan indah yang ingin saya simpan dalam memori dan hati saya. Salah satu keindahan dalam menjadi seorang ibu adalah kita bisa mengalami kejadian spontan dan polos yang dilakukan oleh seorang anak kecil yang selalu bisa dijadikan momen untuk kita mengajarkan nilai hidup, sopan santun, bahkan pengetahuan kepada anak kita.

 

(Imelda Fransisca/dok.Freedigital Photos)